Bab 179 \"MEMANGNYA BISA MEMASAK?\"
Bab 179 \"MEMANGNYA BISA MEMASAK?\"
MAAF YA GUYS… AKU LAKUIN INI LAGI.
MAAF JUGA TYPO MASIH BETEBARAN.
HAPPY READING….
Kenan kini sudah ke arah meja dapur, tanpa menatap Qia ia berkata. "Jangan kamu lepas itu perban. Atau aku akan menambah perbannya lebih banyak.
"Kak ini jari telunjuk aja loh, yang sakit. Masa ia setelapak tangan di bungkus kayak lemper begini?" tanya Qia kesal.
"Kamu itu jail dna enggak bisa diem. Kalau kamu banyak aktifitas tangan, luka kamu enggak sembuh-sembuh," ucap Kenan yang sudah selesai mencuci tatakan kayu dan juga pisau. Tatakan kayu dan pisau itu terdapat cukup banyak darah dari jari telunjuk Qia yang teriris.
"Terus, gimana sama aku? Aku enggak bisa ngapa-ngapain kalau tangannya kayak buntelan begini," ucap Qia yang begitu kesal.
"Ada aku, aku bisa ngelakuin apa yang kamu lakuin," ucap Kenan yang mulai memotong bumbu untuk memasak.
"Ini kangkungnya mau di tumis kan?" tanya Kenan seraya menatap Qia.
"Ya?" tanya Qia yang terkejut dengan pertanyaan Kenan. Ia seperti tidak menyangka jika Kenan akan bertanya seperti itu.
"Kangkungan mau di tumis kan?" ulang Kenan yang kini menatap Qia.
"Iya," jawab Qia yang wajahnya terbengong dengan ucapan Kenan.
"Kakak mau masak?" tanya Qia pada akhirnya karena tidak ada yang Kenan tanyakan lagi.
"Iya," jawab Kenan singkat. "Oh iya, ini udang sama tempe mau di apain?" tanya Kenan yang kini kembali menatap Qia setelah ia memotong bumbu untuk tumis kangkungnya.
"Mau di sambel aja kak, itu sambalnya ada di dalam wadah warna kuning. Tinggal di tambahin tomat aja biar enggak terlalu pedas soalnya itu sambalnya banyak cabe rawit sama setannya. Ada cabai merah juga sih, biar warnanya merah. Ditambah sama bawang merah dan putih di sambelnya."
"Hum," ucap Kenan sambil manggut-manggut.
"Emang kakak bisa masak?" tanya Qia memicingkan matanya.
"Menurutmu?" tanya Kenan tanpa menatap Qia.
"Enggak bisa," jwab Qia cepat membuat Kenan langsung memutar tubuhnya melihat Qia.
"Apa alasannya sampai kamu bilang aku enggak bisa masak."
"Kak Kena cucu orang kaya, yang setiap harinya selalu di layani sama pembantu. Terus kakak laki-laki, mustahil banget kalau kakak sampai bisa masak," ucap Qia menatap Kenan.
Kenan kemudian membalikan badannya dan memasukan bawang merah dan putih untuk di tumis setelah itu cabai baru kemudian kangkung setelah cabainya lumayan layu.
"Ini kangkungnya mau di masak semua?" tanya Kenan sambil mengangkat wadah kangkung di dalam wadah plastic benik yang tertutup.
"Iya," jawan Qia yang menatap punggung Kenan.
"Yakin, sebanyak ini mau di masak?" tanya Kenan lagi untuk meyakinkan.
"Kangkung nyusut kak, kalau di masak. Jadi, masak aja semua," ucap Qia yang masih terus menatap Kenan takut Kenan kenapa-napa.
Qia belum mengetahui jika Kenan sudah bisa memasak. Semua berawal dari dirinya yang berkuliah di Jerman. Terkadang ia merindukan masakan rumah, itu sebabnya dirinya sering membuat makanan yang resepnya selalu ia tanyakan melalui sambungan telpon ke pembantu rumah tangga di rumah kakeknya.
Dari situlah Kenan bisa memasak, walau awalnya rasanya berantakan tetapi karena ia mulai terbisa masakannya pun mulai enak. Bahkan Raka saja dirinya yang mengajari memasak. Semenjak Raka bisa memasak, urusan memasak selalu di pegang oleh Raka. Ia hanya duduk manis menunggu masakan matang.
Walau sudah jarang memasak, ia masih bisa memasak jika hanya makanan seperti ini. Tumis kangkung dan juga sambal udang campur tempe. Walau cara memasak Kenan sedikit kaku karena memang dirinya sudah jarang sekali bahkan mungkin sudah lama ia tidak memasak. Selagi menunggu sayurannya layu dan matang, ia pun membelah punggung udang karena udangnya hanya dikupas dari kulitnya tanpa di belah punggungnya.
Kemudian ia memotong dadu tempenya setelah itu memotong tomat buat berbentuk dadu. Ia menghidupkan satu tungku lagi kemudian meletakkan teplon besar untuk memasak udang dan tempenya.
Ia menuangkan minyak ke teplon. Kemudian setelah wajan dan minyak yang banyaknya sekitar 3 sampai 4 sedok itu panas, ia memasukkan tempe dan udang bersamaan dan menumisnya hingga udang sedikit mekar dan merah bagian punggung yang di belah tadi.
Ia menyingkirkan tempe dan udang sedikit kepinggir dan memasukkan sambal sekitar dua sendok makan kemudian tomat yang sudah ia potong tadi. Ia kemudian mengaduknya dan menumis sambal yang tercampur tomat itu. Dirasa sudah mulai harum dan matang ia mengaduknya menjadi satu dengan udang dan tempe yang di singkirkan tadi.
Ia mengaduk sampai semua tercampur kemudian ia memasukan air agar bumbunya lebih terasa. Ia menambahkan garam, penyedap rasa dan juga gula kemudian mengaduknya. Ia menutup teplon yang di gunakan untuk memasak udang dan tempe sampai airnya hanya tersisa sedikit.
Sayur kangkung Kenan suda matang, ia segera mematikan kompornya, Namun, sebelum ia mematikan kompornya ia mencicipi rasanya apa yang kurang. Rasanya sedikit kurang asin akhirnya Kenan menambahkan lagi garam walau hanya sedikit dan rasanya akhirnya pas baru ia matikan.
Kenan mengambil piring saji kemudian menungkan kangkungnya ke dalam piring saji. Selesai menuangkan tumis kangkungnya, dia berjalan ke bak cucian piring untuk meletakkan alat masaknya. Setelah itu, ia kembali ke meja dapur untuk membawa sayur kangkung ke meja makan.
Qia pun kini mengalihkan pandangannya ke arah sayur kangkung yang masih mengepulkan asapnya. Dari baunya sangatlah harum, tetapi tidak tau dengan rasanya. Qia kembali menatap Kenan yang sudah berkutat di dapur. Kenan yang menggulung lengan kemeja panjangnya sampai sebatas siku kemudian kancing teratas kemejanya ia buka dan itu sungguh membuat kadar ketampanan Kenan semakin terpancar.
Laki-laki yang bisa memasak itu sangatlah keren dan tampan. Itu semakin menambah kadara ketampanan mereka. Bibir Qia mulai menyunggingkan senyumannya menatap punggung Kenan yang saat ini sedang fokus memasak.
Kenan sama sekali tidak tahu jika Qia memperhatikan dirinya sampai segitunya. Ia hanya fokus dengan masakannya. Ia menambahkna garama, penyedap rasa dan juga gula karena rasanya masih kurang terasa. Ia mengaduk-aduk masakannya hingga semua tercampur rata. Ia kemudian membiarkan masakannya hingga airnya menyusut.
Sambil menunggu airnya menyusut Kenan mengambil piring saji kemudian mebersihkan meja dapur dari bahan-bahan yang berceceran. Ia kembali ke masakannya yang daris suaranya airnya sudah menyusut dan hampir kering. Kenan pun mematikan kompornya kemudian menuangkan sambal udang campur tempenya ke atas piring saji.
Setelah itu, ia pun meletakkan teplon yang ia gunakan ke dalam bak cucian piring. Ia kemudian membawa piring berisi sambal udang campur tempe itu ke meja makan. Setelah meletakkannnya, ia kembali kedapur untuk mengambil piring dan juga nasi serat sendok garpu. Tidak lupa juga ia mengambil air minum di teko.
Qia yang sudah duduk anteng di kursi meja makan menatap makanan yang di buat Kenan itu dengan lapar. Baunya sungguh mengoda cacing-cacing di perutnya yang sudah berdemo untuk segera di beri makan. Qia pun sudah berdiri hendak mengambilkan nasi dan lauk pauknya ke dalam piring Kenan, tetapi Kenan menahannya. "Biar aku ambilkan," ucap Kenan dan Qia pun hanya menurut saja.
TBC…
YO YO YO GUYS… GIMANA PART INI?
DUDUDUDDU… YUKSLAH BANYAKIN KOMENT N POWER STONENYA YA GUYS…