Bab 197 \"AKU TIDAK JATUH CINTA!\"
Bab 197 \"AKU TIDAK JATUH CINTA!\"
MAAF YA… TYPO MASIH BETEBARAN.
GUYS… MASIH ADA TIGA ORANG YANG BELUM HUBUNGIN AKU UNTUK MENGAMBIL HADIAN YANG UDAH AKU SIAPIN.
OH IYA GUYS.. AKU ADA CERITA BARU YNG JUDULNYA PERNIKAHAN SATU MALAM. YUKS RAMAIKAN RIVIEW, KOMENT DAN POWER STONENYA GUYS…
SEPERTI BIASA, KALAU BANYAK KASIH POWER STONE, AKU KAAN KASIH HADIAH UNTUK KALIAN.
Hari ini Raka dan Chika pergi ke kantor KUA untuk mendaftarkan pernikahan. Setelah sekian hari bersama, baru hari ini mereka mendaftarkan diri untuk pernikahan. Semua berkas-berkas sudah lengkap tinggal di berikan ke kantor KUA. "Ka, apa kamu yakin dengan ini semua?" tanya Chika mentap Raka yang fokus menyetir.
"Kenapa memangnya, ada masalah?" tanya Raka seraya menolehkan kepalanya untuk menatap Chika, namun hanya sebentar saja ia menolehkan kepalanya karena ia harus fokus menatap ke depan.
"Bagaimana jika nantinya salah satu di antara kita jatuh cinta?" tanya Chika tiba-tiba.
"Apa kamu jatuh cinta padaku?" tanya Raka tanpa menoleh kea rah Chika, bahkan wajahnya terlihat biasa saja.
"Enggak!" jawab Chika cepat.
"Kamu yakin?"
"Yakin! Kenapa juga gua jatuh cinta sama cowok mesum kayak lo!" jawab Chika dengan nada suara meninggi membuat Raka tertawa lebar mendengar jawaba Chika.
"Enggak ada yang lucu, kenapa ketawa?" tanya Chika menatap tidak suka pada Raka.
"Aku tanyanya santai loh, kok kamu ngegas. Cie… ada yang jatuh cinta… hahahaha…" tawa Raka yang masih fokus menyetir.
"Enggak, gua enggak jatuh cinta sama lo!" tolak Chika dengan suara yang lebih meninggi dan Raka pun semakin tertawa. Ia meyakini, semakin orang nada bicaranya tinggi ada sesuatu yang ia sembunyikan karena itu yang selalu ia lakukan. Tetapi tidak jika ia sedang bersama Kenan, sebisa mungkin ia merendahkan suaranya suapaya tidak ketahuan jika ia sedang berbohong. Namun, Kenan yang sudah tinggal bersamanya tidak mudah di bohongi.
Chika pun bersedekap kemudian memalingkan wajahnya ke arah jendela. Ia malas dengan Raka yang seperti ini. "Kamu boleh jatuh cinta sama aku, tapi tapi jangan dalam-dalam. Anggaplah cinta yang kamu rasakan hanya cinta monyet yang sekali lewat aja. Karena aku enggak bisa balas cinta kamu. Ada orang lain yang aku cintai," ucap Raka seraya menoleh ke arah Chika dan satu tangannya mencoba untuk menarik tangan Chika untuk ia genggam.
Chika menoleh ke arah Raka yang sedang menolehnya, walau hanya sebentar saja karena Raka harus kembali fokus dengan jalanan. Kini satu tangan Raka sudah mengenggam satu tangan Chika yang lain. "Rasa cinta kamu ke aku bisa kamu rubah seperti kamu cinta sama kakak kamu," ucap Raka kembali menoleh ke arah Chika walau hanya sebentar saja.
"Mana ada, kakak adik menikah?" tanya Chika ketus kemudian melepaskan genggaman tangan Raka dari tangannya.
"Kenapa enggak? Lagi pula kita bukan sekandung, kalau sekandung baru enggak boleh," jawab Raka seraya tersenyum menatap Chika. Chika hanya mendengkus kesal, kemudian ia memalingkan wajahnya ke arah jendela lagi. Malas melihat wajah Raka yang baginya begitu menyebalkan.
Tidak ada pembicaraan lagi antara Raka dan juga Chika, hanya alunan musik ed shareen yang menemani perjalan mereka ke kantor KUA. Selesai mengurus surat-surat di kantor KUZ kini mereka pergi ke butik untuk memesan pakaian pernikahan. Karena ini hanya pernikahan biasa, mereka hanya memesan yang sudah jadi saja. Chika pun tidak keberatan sama sekali jika memakai pakaian yang sudah jadi.
Kini mereka berdua sedang makan siang bersama tidak jauh dari butik tempat mereka memesan pakaian pernikahan. "Apa kamu yakin tidak membuat pakaian pernikahan?" tanya Raka kemduain menyeruput minumannya.
"Pernikahan ini hanya sebentar, jadi untuk apa harus memesan pakaian khusu untuk pernikahan. Setelah bercerai dengan kamu, aku akan menikah lagi dan akan mengenakan gaun baru untuk pernikahan itu," jawab Chika kemudian menyeruput minumannya. Makanan yang mereka pesan belum jadi, itu sebabnya mereka hanya minum saja.
Raka mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar jawaban Chika. "Konsep pernikahan mau seperti apa?"
"Simple aja, enggak usah yang mewah-mewah."
"Papa kamu pasti tidak akan setuju," ucap Raka yang sedikit tahu tentang Papa Chika.
"Bodo amat, ya nikah gua ini. Lagian, gua juga enggak peduli dia mau setuju atau enggak."
"Lo, gua. Bisa enggak pakai itu, apa kamu mau mendapatkan hukuman?" tanya Raka menatap malas ke Chika.
"Sorry, emosi!" jawab Chika kesal.
"Emosi boleh, tapi aku enggak suka kamu pakai lo gua," ucap Raka seraya menatap tegas Chika.
"Iya-iya, maaf," jawab Chika yang memainkan sedotannya.
Makanan mereka pun kini sudah di sajikan, mereka berdua makan dengan tenang, Tidak ada pembicaraan lagi di antara mereka. Selesai makan, mereka tidak langsung pergi. "Oh, iya habis ini kita ke toko cincin," ucap Chika.
"Oke," jawab Raka singkat.
"Oh, iya. Kamu enggak ada masalah enggak masuk kerja hari ini?" tanya Chika karena ia ingat kalau tadi pagi Kenan menelphone dan mengatakan jika Qia tidak masuk bekerja karena sedang sakit.
"Kantor enggak akan kemana-mana walau aku enggak kerja," jawab Raka seraya meletakkan gelas minumnya ke atas meja.
"Qia enggak masuk, terus yang ngehandle siapa?" tanya Chika menatap serius Raka.
"Sebelum ada Qia, aku udah terbiasa seperti ini. Kalau aku enggak masuk, sudah ada orang yang aku oercayai untuk menghandle semuanya. Lagi pula, jika ada pekerjaan penting yang aku selesaikan, pasti hari ini aku akan menyelesaikan terlebih dahulua pekerjaan itu. Aku bukan tipe orang yang akan bersenang-senang dahulu baru berpusing-pusing denga pekerjaan. Lebih baik berpusing-pusing dahulu dengan pekerjaan , barulah merilex'kan diri dengan berjalan-jalan.
"Oh, iya. Urusan di Australia kemarin bagaimana?"
"Ah, semua sudah selesai. Tinggal tunggu jadi dan acara pembukaan pun di lakukan," jawab Raka dengan nada suara begitu bangga. Ia seperti telah melakukan sesuatu hal yang begitu baik sehingga ia bisa berbangga diri.
"Hum, baguslah kalau begitu. Yang terpenting, acara pembukaan tidak bertepatan dengan tanggal pernikahan," ucap Chika.
"Walau bertepatan pun tidak ada masalah, ada Kenan yang akan melakukannya. Itu kan, perusahaan Kenan," jawab Raka dengan santainya.
Chika menatap Raka intens, apa Raka sama sekali tidak ada gairah bersaing. Ya, memang perusahaan itu perusahaan Kenan akan tetapi dirinya ikut andil bukan dalam mendesain. Apa Raka sama sekali tidak berminat agar orang-orang tahu akan dirinya.
"Iya, kok. Aku tahu aku ganteng kayak oppa-oppa korea," ucap Raka kemudian terkekeh. Ia sadar jika Chika sedang memandangi dirinya sampai terbengong. Itu sebabnua dengan percaya dirinya dia mengatakan hal iti pada Chika. Oh, sepertinya hari ini Raka sedang bahagia. Tidak henti-hentinya ia menggoda Chika hari ini.
TBC…
YO YO YO… GIMANA INI GUYS…
YUKS LAH KOMENT DAN POWER STONENYA BANYAKIN YA GUYS…