Menikah dengan Mantan

Bab 207 \"RASA TIDAK PANTAS\"



Bab 207 \"RASA TIDAK PANTAS\"

1HAI… HULA-HULA… UP GUYS… MOGA SUKA YA…     

MAAF KAN DAKU KARENA TYPO MASIH BETEBARAN DI MANA-MANA.     

HAPPY READING….     

Qia mengigit bibir bawah Kenan kuat kemudian mendorong tubuh suaminya hingga terjengkang. Qia pun segera bagun dan berlari menghindari Kenan. Ia dengan cepat masuk ke kamarnya, tetapi baru juga ia akan menutup pintunya Kenan sudah menhan pintunyanya agar tidak tertutup. "Enggak, kak!" pekik Qia ketakutan.     

Ia benar-benar belum siap, di tambah Kenan yang tadi mabuk ia pikir Kenan tidak akan mengingatnya. Semua karena pengaruh alkohol Kenan menyentuhnya sampai seperti ini. Karena sebelumnya Kenan tidak pernah menyentuhnya samapai seperti ini. Tidur pun ia hanya memeluk saja, Kenan tidak sampai melakukan hal lainnya. Hanya tidru diam saja tidak melakukan apapun. Hari ini ia merasa Kenan melakukannya karena mabuk.     

Kenan mendorong kuat pintu yang berusaha di tutup Qia hingga pintu terbuka dan membuat Qia mundur beberapa langkah. "Kenapa kamu menghindar?" tanya Kenan denga tatapan marahnya.     

"Kak, kakak pasti mabuk, lain waktu saja kalau kakak sadar ya," ucap Qia seraya berjalan mundur dan wajahnya takut menatap Kenan.     

"Apa kamu sudah tidak perawan dan melakukannya dengan pria sialan tadi?" tanya Kenan dengan nada marah.     

"Enggak!" jawab Qia kuat hingga tanpa sadar kakinya sudah terantuk dengan kursi yang panjang yang ada di depan pas tempat tidur mereka.     

Kenan diam tidak berkata lagi, tetapi ia terus melangkah pasti dan tatapn mata mengintimidasi lawannya. Ia terus melangkahkan kakinya, sedangnkan Qia kini berjalan ke samping tempat tidur supaya bisa menghindari Kenan, nyatanya ia sama sekalai tidak bisa menghindari Kenan. Ia sudah terhimpir dengan tembok dan tubuh Kenan yang ada di hadapannya. Kenan mencengkram dagu Qia dengan sagat kuat seraya mendongakkan kepala Qia agar menatapnya.     

"Apa kamu sudah puas dengan pria tadi, makanya kamu tidak mau denganku?" tanya Kenan dengan nada suara dingin dan penuh penekanan.     

"Enggak, kak," jawab Qia. Hatinya sakit mendapatkan tuduhan seperti itu dari Kenan. Bisa-bsanya Kenan berpikir seperti itu padanya. Kenapa pemikiran Kenan terlalu picik hanya karena rasa bencinya pada ibunya,     

Kenan mendekatkan wajahnya dan Qia pun memalingkan wajahnya tetapi tidak bisa karena Kenan menahan dagunya dengan mencengkramnya kuat supaya wajah Qia tidak berpaling. Wajah Kenan semakin mendekat hingga Qia merasakan hembusan napas Kenan di depan wajahnya. Kenan kembali menempelkan bibirnya pada bibir Qia, hanya sebentar karena Kenan kini mencium rahang Qia dan ia pun mulai mencium leher Qia, tidak lupa ia meninggalkan jejak di leher Qia. Bukan hanya satu tapi beberapa di leher Qia terdapat tanda merah.     

Perlahan satu tangan Kenan yang tadinya mencengkram dagu Qia turun ke bawah memegangi tengkuk Qia, kemudian satu tanganya yang lain kini memeluk pinggang Qia. Ia merapatkan tubuh Qia kedalam pelukannya. Lidahnya tidak lelah mengusap lembut leher Qia. Kenan kini sudah menidurkan Qia di tempat tidur dengan perlahan. Kini Qia dan Kenan saling menatap satu sama lain. Satu tangan Kenan bergerak kebawah dan sudah memegang ujung kaos Qia. Ia perlahan menarik kaos Qia ke atas. Jantung Qia mulai berdegup dengan cepat, tetapi ia pun tida bisa menolak. Jika ia menolaknya pasti Kenan akan berpikir yang macam-macam.     

Qia mengangkat ke dua tangannya supaya Kenan bisa melepaskan kaosnya ke atas, tetapi kaos itu tidak di tarik Kenan sampai terlepas. Kaos itu hanya sampai di depan mata Qia membuat mata Qia tertutup dengan posisi kedua tangan terangkat ke atas. Kenan mengerjapkan matanya di perlihatkan dengan dua buah dada Qia yang sudah tidak terbalut oleh apapun. Qia adalah orang yang tidak suka menggunakan bra ketika tidur. Setelah sampai di rumah sehabis bekerja, ia mandi atau tidak pasti ia tidak akan menggenakan bra. Ketika tidur menurutnya terasa sesak jika mengenakan bra.     

Kenan kembali menarik kaos Qia ke bawah dan menutupnyanya. Ia bangkit dari atas tubuh Qia membuat Qia menatap heran Kenan. "Kita tidur, besok pagi kita butuhn energy untuk bekerja," ucap Kenan tanpa menatap Qia. Ia berjalan ke sisi lain dan naik ke atas tempat tidur. Ia menarik selimut dan menutupi tubuhnya hingga sebatas dada kemudian mengambil remot untuk mematikan lampunya seteleh itu ia menghidupkan lampu tidur. Qia masih dalam posisinya hanya saja ia mendongakkan kepalanya untuk menatap Kenan yang seperti tidak terjadi apa-apa.     

Qia langsung memegangi kedua dadanya, "Apa ini tidak sesuai dengan ekspektasinya?" tanya Qia dalam hati dengan posisi kepalanya yang masih mendongak untuk menatap Kenan.     

Kenan sudah memejamkan matanya dan dengan cepat ia sudah masuk ke alam mimpinya. Kini Qia membenarkan posisi tidurnya dan memunggungi Kenan. Ia merasa bersedih dengan penolakan tidak langsung Kenan. Rasanya ia tidak menjadi wanita karena respon Kenan seperti itu setelah melihat dadanya. Qia meringkuk dan mentup seluruh tubuhnya dengan selimut. Tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan. Qia hanya meringkuk dengan air mata yang perlahan membasahi wajah Qia.     

Kenan sebenarnya tidak benar-benar tidur, ia hanya berpura-pura saja untuk menghindari Qia. . Rasanya ketika ia melihat dau buah dada Qia ia merasa sangat jijik. Ia tidak biasa melihat dada seperti itu secara nyata membuatnya akhirnya seperti ini. Perasaannya yang tadainya menggebu-gebu untuk meniduri Qia hari ini, pada akhirnya hanya sebuah angan saja. Hanya untuk menyetuhnya saja ia sudah sangat jijik. Padahal tadi ia sempat meremas satu dada Qia, tetapi setelah melihat secara langsung tanpa adanya penghalang ia malah menjadi jijik.     

Pemikiran Kenan selalu mengingat dada Qia dan itu sangat menjijikkan baginya. Sebisa mungkin ia menghilangankan ingatan itu tanpa ketahuan oleh Qia. Ia sama sekali tidak menyadari tindakannya barusan membuat Qia menjadi merasa insekyur pada dirinya sedniri. Merasa tidak pantas menjadi pendapamping Kenan karena tubuhnya tidak sesuai dengan kriteria yang Kenan inginkan. Qia dan Kenan sama-sama terjebak dengan segala pemikiran yang salah.     

Pagi pun tiba, Qia sudah bangun dan membuat sarapan. Ia sama sekali tidak tidur dari kejadian semalam. Sekarang pukul 6 pagi dan Qia sudah menyelesaikan semuanya. Ia juga sudah bersiap dengan pakaian kerjanya. Cekungan di bawah matanya terlihat jelas, tetapi Qia tidak peduli sama sekali. Ia sarapan sendiri tanpa membangunkan Kenan. Ia makan dengan tergesa-gesa, setelah selesai makan ia pun segera membereskan alat makan yan baru saja ia pakai. Selesai semua, ia pun dengan cepat segra melangkah ke luar dari apartment untuk berangkat ke kantor. Ia tidak mau berteu Kenan karena merasa dirinya memanglah benar-benar tidak pantas bersanding dengan suaminya itu.     

TBC….     

YE YE YE… ENGGAK JADI MAIN, WKWKWKWK.. HAYO.. NGAKU SIAPA YANG NUNGGU" KENAN MAIN SQUISHI SAMA QIQ? WKWKWK… MOHON MAAF YA GUYS…BELUM WAKTUNYA MEREKA BERMAIN SQUISHI.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.