Blood Spiritual Meridian
Blood Spiritual Meridian
Tidak ada hal spesial yang terjadi.
Permukaan dinding yang kasar terlihat natural dan sama sekali bukan buatan manusia.
"Apa ini benar-benar 'Blood God Map' yang pernah ditinggalkan oleh Leluhur Sekte Dewa Darah?"
Zhang Ruochen mulai merasa kebingungan.
Ji Shui, yang sedang berdiri di kejauhan, merasa gembira ketika menyaksikan Zhang Ruochen yang arogan itu sedang merasa kebingungan dihadapan Blood God Map.
"Biar kucoba menggunakan Jejak Mata Dewa."
Zhang Ruochen mengalirkan Chi Suci ke dalam matanya, sementara jejak-jejak dewa mulai bersinar di kedua pupilnya.
Saat ia kembali menatap dinding batu itu, maka apa yang sebelumnya tidak terlihat, kini mulai terlihat dengan jelas. Batu setinggi 60 meter itu diselimuti oleh jaringan-jaringan fiber yang bersinar dan terhubung dengan garis-garis maupun titik-titik tertentu.
Jumlah garis-garis itu setidaknya mencapai angka ribuan.
Titik-titik yang menghubungkan garis juga terlihat seperti bintang-bintang di langit malam – tidak dapat dihitung.
"Ternyata ini adalah Blood God Map. Ini hanya bisa dilihat oleh mereka yang memiliki Jejak Mata Dewa."
Selama ribuan tahun belakangan, hanya ada satu orang di seluruh Sekte Dewa Darah yang mampu memahami Blood God Map. Baru sekarang ini, akhirnya Zhang Ruochen memahami alasannya.
Tanpa Jejak Mata Dewa, maka tidak ada yang bisa melihat Blood God Map.
Karena ia mampu melihatnya, maka ia segera melepaskan Kekuatan Batin-nya ke dalam dinding dan mulai bermeditasi.
Ketika ia mampu memahami isinya lebih dalam, saat itu darahnya mulai mendidih.
Terdengar suara dentuman, gemeretak, dan gemuruh di dalam darahnya – yang mengalir di sekujur tubuhnya.
Bahkan, Ji Shui dan pemuda monyet yang berada di kejauhan sampai dapat mendengar aliran darah tersebut.
"Kenapa ada banyak suara sungai di dalam tubuhnya? Tubuhnya seperti menyimpan dunia lain."
Pemuda monyet itu merasa terkejut. Jadi, ia pun segera menghentikan aktivitasnya – mengubur sang elder – sembari membelalakkan pupil mata emasnya dan mengamati Zhang Ruochen, yang sedang bermeditasi di bawah dinding batu.
"Apa dia berhasil memahaminya? Apa dia baru saja tercerahkan?"
Bahkan, Ji Shui merasa terkejut karena menyadari bahwa Chi Darah di dalam tubuh Gu Linfeng telah menjadi jauh lebih kuat daripada dirinya sendiri.
Terdapat Blood Spiritual Meridian yang menghubungkan darahnya dan perut bagian bawahnya.
Namun, Blood Spiritual Meridian yang keluar dari perut bagian bawahnya itu telah menyatu dengan Blood God Map.
Jadi, bila diamati dari tempat Ji Shui berdiri, maka Gu Linfeng dan dinding batu itu sedang dihubungkan oleh sebuah pembuluh darah kapiler.
"Apa yang terjadi? Kenapa tubuhnya malah terhubung dengan Blood God Map?" pemuda monyet itu membuka matanya semakin lebar, bahkan kedua matanya seakan hampir melompat.
Terdengar suara tua di belakangnya. "Itu adalah Blood Spiritual Meridian."
"Meridian apa? Bagaimana mungkin meridiannya bisa terhubung dengan dinding batu? Hey, apa kau bercanda..."
Pemuda monyet itu tiba-tiba tercekat, sementara wajahnya langsung berubah menjadi biru.
Siapa yang baru saja bicara dengannya?
Pemuda itu menoleh ke belakang dan menatap lubang yang telah digalinya.
Pria tua yang sedang dikubur itu, kini sedang berdiri dan kembali hidup.
"Anda... Anda... ternyata masih... hidup..."
Suara pemuda monyet itu terdengar gemetar.
"Elder Taishang."
Ji Shui segera berlutut dengan satu kaki dan memberi hormat pada elder berpakaian abu-abu.
Pemuda monyet itu juga mengikutinya, sembari menundukkan kepalanya dalam-dalam, bahkan sampai hampir menyentuh tanah.
Kekuatan magis yang berhasil menghidupkan sang elder sangat kuno, sekaligus sangat kuat, hingga orang-orang pasti akan merasa ketakutan dengannya.
Elder itu tidak menatap Ji Shui dan pemuda monyet. Sebaliknya, ia memaku tatapan matanya ke arah Zhang Ruochen dan mulai bergumam, "Sudah ribuan tahun lamanya. Akhirnya, ada orang lain yang berhasil membaca Blood God Map! Jadi, ada berapa banyak Blood Spiritual Meridian yang dapat dibentuk olehnya?"
Pemuda monyet itu pun memberanikan diri untuk bertanya, setelah menyadari bahwa sang elder ternyata tidak marah dengan tindakannya. "Elder, apa memahami Blood God Map dapat membantu seseorang untuk menguasai Blood Spiritual Meridian?"
Sang Elder mengangguk, "Seribu tahun silam, sosok legendaris dari Sekte Dewa Darah mampu membentuk tujuh Blood Spiritual Meridian sesaat setelah memahami Blood God Map."
"Apa fungsinya Blood Spiritual Meridian?" tanya pemuda monyet.
"Memurnikan darah seseorang dan memurnikan fisiknya," kata sang Elder.
Jawaban yang sangat singkat, tapi mampu membuat Ji Shui dan pemuda monyet menahan nafas masing-masing, sembari mengedipkan matanya.
Seorang pertapa dapat mencapai Alam Biksu setidaknya dengan tiga hal; Seni Bela Diri, Kekuatan Batin, dan kemurnian fisiknya.
Di antara tiga kemungkinan itu, maka yang terakhir adalah yang paling kuat. Seorang Biksu dengan fisik yang telah dimurnikan memiliki kekuatan paling besar. Sebab, hanya dengan satu pukulannya, maka ia mampu mengalahkan Biksu lain yang berbeda dua tingkatan alam darinya.
Jadi, seorang Biksu dengan fisik yang telah dimurnikan mampu berhadapan dengan sekelompok Biksu Seni Bela Diri maupun Kekuatan Batin.
Tentu saja, sangat sulit untuk dapat mencapai level Biksu yang dimurnikan dan sangat sulit pula untuk menemukan mereka. Mungkin satu berbanding satu juta?
Menjadi Biksu saja sudah sangat sulit, apalagi Biksu yang dimurnikan.
Pemuda monyet itu kembali bertanya, "Seribu tahun silam, sosok legendaris itu... apa beliau berhasil mencapai Alam Biksu yang dimurnikan?"
Kedua mata sang Elder berkedut-kedut. "Dia bukan hanya berhasil menjadi Biksu yang dimurnikan, tapi sudah berada sangat dekat dengan level Supreme Saint."
Kali ini, baik pemuda monyet maupun Ji Shui sama-sama merasa tercengang, hingga mereka lupa menghirup nafas.
Zaman dahulu, ada salah seorang Biksu yang dimurnikan dari Klan Merak dan telah mencapai Alam Supreme Saint. Sehingga, senjata macam apapun tidak mampu membelah tubuhnya. Api tidak bisa membakarnya dan air pun tidak mampu membuatnya basah. Yang jelas, sosok itu tidak dapat dihancurkan oleh apapun – karena telah menguasai lima elemen. Bahkan, setelah diserang tiga kali oleh salah seorang Dewa, namun ia masih sanggup bertahan hidup.
Jadi, kalau sosok legendaris itu mampu mencapai Alam Supreme Saint, maka tubuhnya sama sekali tidak bisa dihancurkan.
Jika demikian, bahkan Permaisuri Chi Yao juga tidak akan mampu mengalahkannya.
"Dia hampir berhasil," sang elder menghela nafasnya.
Sementara itu, Meridian yang kedua mulai mengalir keluar dari tubuh Zhang Ruochen dan terhubung ke dalam Blood God Map.
Lalu ketiga, dan keempat...
Ji Shui dan pemuda monyet menahan nafas masing-masing, sembari memaku tatapan mata masing-masing ke arah Zhang Ruochen, dan bertanya-tanya berapa banyak Meridian yang dapat dibentuk oleh lelaki tersebut.
Seribu tahun silam, sosok legendaris itu berhasil membentuk tujuh Meridian, hingga fisiknya berhasil dimurnikan sampai mendekati Alam Supreme Saint.
Seandainya Zhang Ruochen mampu membentuk delapan Meridian, artinya lelaki itu berhasil mengungguli sosok legendaris tersebut?
"Berhasil membentuk lima Blood Spiritual Meridian akan sangat bermanfaat untuk memurnikan fisikmu," terang sang elder.
Ji Shui tidak habis pikir dengan apa yang dilihatnya. Bagaimana mungkin sosok semacam Gu Linfeng mampu mengungguli sang figur legendaris? Jika lelaki itu berhasil membentuk lima Blood Spiritual Meridian, maka sebenarnya itu sudah cukup bagus.
Apalagi, berhasil mencapai level Biksu yang dimurnikan telah jauh mengungguli para Biksu biasa.
Tapi, berhasil menjadi Biksu yang dimurnikan di Alam Supreme Saint, biasanya itu hanya terjadi di cerita-cerita legenda.
Swoosh.
Lima Meridian sedang mengalir ke dalam tubuh Zhang Ruochen – yang terhubung dengan dinding batu tersebut.
"Oh Tuhan, dia baru saja berhasil membentuk lima Meridian! Artinya, dia sudah mampu menjadi seorang Biksu yang dimurnikan! Kakak ini benar-benar sangat berbakat! Sejak pertama kali aku melihatnya, aku sudah tahu tentang itu," pemuda monyet berteriak.
Kedua mata sang Elder tampak berbinar dan berkata, "Para pertapa yang berhasil membentuk lima Blood Spiritual Meridian akan mampu memurnikan fisiknya, asalkan mereka terus menyerap dan memurnikan darah dewa berkualitas tinggi."
Ji Shui mengerucutkan bibirnya sembari mengamati Gu Linfeng dan lima Meridian – yang menghubungkan lelaki itu dengan dinding batu.
Wanita itu sama sekali tidak paham bagaimana bisa sosok arogan dan kasar sepertinya mampu memahami Blood God Map.
Seandainya Gu Linfeng berhasil menjadi sosok Biksu yang dimurnikan, maka kekuatan bertempurnya pasti akan jauh lebih besar daripada Discipline King Haiming, sehingga lelaki itu akan menjadi pilar utama di Sekte Dewa Darah.
Swoosh.
Meridian keenam mulai bergemuruh dan masuk ke dalam tubuh Zhang Ruochen.
"Satu lagi. Setelah itu, dia akan mampu mengimbangi sosok legendaris tersebut."
Pemuda monyet itu melompat ke atas tanah dengan kegirangan, sembari mengamati Zhang Ruochen dengan takjub.
Ji Shui masih tidak habis pikir seperti sebelum-sebelumnya. Bagaimana mungkin Gu Linfeng disejajarkan dengan sosok legendaris?
Meski sosok legendaris itu belum mampu mencapai Alam Supreme Saint, namun ia telah dianggap sebagai sang Kaisar nomor sepuluh, sedikit lebih lemah dari sembilan kaisar di zaman itu.
Ketika wanita itu semakin membenci Gu Linfeng, saat itu lelaki tersebut malah berhasil membuka Meridian yang ketujuh.
Bahkan, elder yang sedari tadi terlihat tenang, kini mulai berkomentar dengan bibir yang berkedut-kedut, "Talenta pemuda ini tidak lebih buruk daripada sosok legendaris itu. Kalau dia masih mampu membentuk Meridian yang lain, maka Sekte Dewa Darah pasti akan kembali berjaya dan tidak lagi berada di urutan terendah di antara tujuh sekte kuno."
Komentar itu membuat Ji Shui kehabisan kata-kata. Apa Gu Linfeng sangat bertalenta seperti itu? Mungkin lelaki itu hanya sedang beruntung dan kebetulan dapat membaca Blood God Map.
Selama ribuan tahun belakangan, hanya ada satu orang – kini dua bila Gu Linfeng dihitung – yang mampu membaca Blood God Map. Jadi, bukankah semua itu hanya karena kebetulan?
Satu jam berlalu dan tidak ada lagi Blood Spiritual Meridian yang terbentuk.
Pemuda monyet itu menimbang-nimbang sejenak, sebelum akhirnya berkata. "Yah, sudah selesai. Dia setara dengan sosok legendaris itu. Tampaknya, mulai kini Sekte Dewa Darah akan punya sosok legendaris lainnya."
Sang Elder mengangguk pelan. Blood Spiritual Meridian yang ketujuh adalah batas kemampuan Zhang Ruochen. Jadi, lelaki itu tidak akan mampu membentuk Meridian yang kedelapan.
Tapi tiba-tiba, saat itu mata sang elder membara takjub.
Pemuda yang sedang bermeditasi di bawah dinding batu mulai diselimuti cahaya merah darah, sebelum akhirnya Blood Spiritual Meridian yang baru mulai terbentuk di tubuhnya.
Lelaki itu baru saja berhasil membentuk Meridian yang kedelapan, sekaligus menjadi penegasan bahwa ia baru saja melampaui sosok legendaris tersebut.
Apa nasibnya akan sama seperti sosok Biksu legendaris dari Klan Merak – yang telah berhasil mencapai Alam Supreme Saint?
"Apa dia masih mampu membukanya lagi?" pemuda monyet berkata sambil berlutut di tanah.
Blood Spiritual Meridian yang kesembilan!
Blood Spiritual Meridian yang kesepuluh!
Sinar di tubuh Zhang Ruochen perlahan-lahan mulai meredup.
Perlahan tapi pasti, lelaki itu membuka matanya, lalu menggelengkan kepala dan mendesah, "Ternyata Blood Spiritual Meridian yang kesepuluh adalah batasanku. Sayang sekali."
Komentar Zhang Ruochen membuat mereka bertiga merasa sangat kesal – yang sedang mengamatinya dari kejauhan – dan mereka sedang berusaha keras untuk menahan diri agar tidak menghajar lelaki tersebut.
Meski begitu, faktanya Zhang Ruochen memang benar-benar kesal terhadap pencapaiannya, karena ia belum mengerti apa fungsinya.