cinta dalam jas putih

Ganti Rugi



Ganti Rugi

2"Agnita dokter! " cetusnya ketika melihat dokter edwin yang sedang berpikir.     

"Dulu dokter pernah visitasi ke desa jampang "     

Dokter edwin tersenyum dan menganggukkan kepalanya.     

"Kamu yang waktu itu menjadi rekan kerja axel? " tanya dokter edwin untuk memastikan apa yang sudah diingatnya sekarang itu tidak salah.     

Wanita bernama agnita itu tersenyum sambil mengantukan kepalanya memberikan sebuah jawaban padanya.     

Terlihat olehnya agnita yang membenarkan posisi motornya yang tergeletak sedari tadi.     

"Kamu sedang liburan? " tanya dokter edwin.     

Dia terlihat menggelengkan kepalanya sebagai jawaban karena dia sedang mengeluarkan tenaganya untuk bisa membawa motornya ke sisi jalan.     

"Saya tidak memperpanjang kontraknya dokter " dan dia mengeluarkan suaranya setelah berhasil menyimpan motornya.     

"Saya mencoba mencari tempat karja baru saja disini " sambungnya.     

Dia terlihat mencuri pandang ke sebuah tulisan di mobil milik dokter edwin yang memperlihatkan jenis kendaraan yang sudah ditabraknya tadi.     

Setelah lama mencari-cari akhirnya dia menemukannya, dan lalu berusaha mencari tahu dari ponselnya.     

'Satu milyar!!! ' dia berteriak tanpa sadar ketika melihat harga yang tertera di sebuah laman pencarian ponselnya mengenai harga mobil yang sudah ditabraknya.     

Seketika wajahnya pucat pasi, dia tidak tahu akan kerugian yang harus dibayarnya karena telah merusak lampu belakang mobil tersebut.     

'Hari ini nasibku benar-benar sial!! ' gerutunya sambil memperlihatkan wajah yang menyedihkan.     

Agnita tidak berani memandangi wajah dokter edwin yang sedari tadi mengawasinya.     

"Dokter... " panggilnya.     

"Bisakah dokter memberitahu dengan pelan-pelan berapa harga untuk mengganti lampu mobil dokter? " dia bertanya dengan nada yang pelan karena sudah dapat menebak harga fantastis yang harus dikeluarkannya hanya untuk sebuah lampu.     

Dokter edwin tersenyum melihat agnita yang memandangi motor miliknya.     

'Maafkan aku... ' lirihnya pada motor yang tersimpan di depannya.     

'Aku harus menjualmu untuk diganti dengan sebuah lampu... '     

Mendengar hal itu tawa dokter edwin muncul dengan gelengan kepalanya.     

"Memangnya motormu akan dijual berapa? " lalu dokter edwin bertanya pada agnita.     

Wanita itu terlihat menarik nafasnya masih dengan wajahnya yang putus asa.     

"Dokter ambil saja " ucapnya, "semoga itu bisa mengganti kerugian mobil dokter yang saya tabrak "     

Kedua alis dokter edwin terangkat, ternyata di situasi yang membuatnya harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk mobilnya dia akan mendapatkan sebuah keuntungan yang besar.     

"Sepertinya tidak akan cukup " jawab dokter edwin.     

Dia sedang mencoba mempermainkan seseorang yang pernah dia temui satu kali itu demi membantunya menyelesaikan sebuah masalah.     

Dia memperhatikan agnita dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dia tidak terlalu buruk, karena usianya pun pasti lebih muda dari dokter edwin wanita itu terlihat cantik walaupun tidak seperti stafnya yang selalu memakai riasan dan berpenampilan menarik.     

"Dokter kenapa melihatku seperti itu! " cetus agnita ketakutan.     

Dia menutupi dadanya dengan kedua tangannya yang menyilang.     

"Memangnya berapa harga lampu mobil dokter? "     

Tawa dokter edwin lepas melihat wanita itu ketakutan.     

"Memangnya apa yang sedang kamu pikirkan? " tanya dokter edwin, "kamu pasti berpikir aku akan memintamu pergi ke sebuah hotel dan melayaniku? "     

Kedua mata agnita terbelalak, warna amber di matanya itu terlihat sangat cantik ketika reaksi terkejutnya muncul.     

"Ikuti aku dengan motormu dan kamu harus menyimpannya di rumah! " lalu dokter edwin memerintahkan agnita.     

"Kerumah dokter?? " tanyanya dengan wajah terkejutnya.     

Anggukkan kepala dokter edwin menjadi jawabannya sekarang ini.     

"Atau kamu mau ganti semuanya sekarang? "     

Agnita terdiam untuk beberapa saat, dia mengintip isi dompetnya terlebih dulu sebelum mengikuti semua yang di perintahkan oleh dokter edwin padanya.     

Terlihat oleh dokter edwin dia yang tengah menghitung jari-jarinya dengan pandangan ke arah dompetnya.     

'Ishhh, mana cukup! ' dia menutup dompetnya dan dimasukan ke dalam tasnya lalu mengalihkan pandangannya ke arah dokter edwin.     

"Aku antar motornya ke rumah dokter " ucapnya sambil bersiap memakai pelindung kepalanya dan menghidupkan mesin motor matic miliknya.     

Dia mengikuti dokter edwin yang sudah lebih dulu melaju dengan mobil mewah miliknya.     

'Sayang sekali aku harus kehilangan motor kesayanganku dengan mudah.... ' suara dalam hati agnita terdengar begitu lirih sampai dia harus menghela nafasnya beberapa.     

Kedua matanya harus fokus untuk terus mengikuti laju mobil dokter edwin yang ada di depannya.     

Setelah lima belas menit mengikuti mobil mewah di depannya, dia berhenti di sebuah rumah berlantai dua berwarna putih itu.     

Terlihat dokter edwin yang membukakan pintu garasi rumahnya tetapi dia tidak memasukkan mobilnya ke dalam.      

"Simpan saja di dalam " ucapnya pada agnita.     

Dia tidak dapat menahan senyumannya melihat tingkah lucu wanita itu yang memperlihatkan wajahnya yang sedih dengan terus menerus mengelus motor miliknya itu.     

"Dokter bisa tidak kalau motornya tidak dijual sampai saya dapat uangnya? " tanyanya dengan pandangan yang masih terus pada motor kesayangannya.     

Dokter edwin merasa tidak tega memanfaat kesusahan agnita sekarang ini, tetapi dia terpaksa melakukannya karena dia sedang membutuhkan seseorang yang bisa dia pertemukan dengan key.     

Semua ini dia lakukan karena telah mengatakan sesuatu yang sama sekali tidak dipikirkannya lebih dulu yang mengucapkan sebuah doa yang secara cepat tuhan kabulkan padanya dengan mengirimkan agnita sekarang ini.     

"Apa kamu bisa masak? " tiba-tiba dokter edwin menanyakan sesuatu yang aneh padanya.     

Dia menjawabnya dengan anggukkan kepala.     

"Kalau begitu bisakah kamu memasak sekarang? "      

"Apa dokter lapar? " agnita balik bertanya, "dokter mau saya menjadi asisten rumah tangga dokter? "     

Dokter edwin tertegun, "bukan seperti itu... "     

"Baiklah " selanya sambil memperlihatkan senyuman lebarnya pada dokter edwin.     

Secara tidak langsung dia setuju untuk memasak hari ini, agar dia bisa dengan mudah membayar ganti rugi itu dan cepat-cepat pergi untuk mencari pekerjaan.     

"Daddy "      

Lalu muncul sosok key dari balik pintu memergoki mereka berdua yang sedang berbicara.     

Dokter edwin terlega karena key muncul setelah dia dan agnita selesai bicara.     

"Nita ini key " dokter edwin memperkenalkan putranya pada agnita.     

Agnita mengulurkan satu tangannya ke arah key dengan senyuman yang perlahan-lahan memudar karena key menolak untuk berjabat tangan dengannya.     

"Key " panggil dokter edwin mencoba untuk bersabar menghadapi putranya itu.     

Dia sedang memperingatkan putranya agar bersikap sopan pada agnita walaupun dia belum mengenalnya.     

Tetapi putranya itu dengan cepat masuk ke dalam rumah dan meninggalkan ayah serta wanita yang baru saja dikenalkan oleh ayahnya itu.     

Dokter edwin mengerutkan dahinya melihat agnita yang sedari tadi memandangi telapak tangannya setelah dia ditolak untuk berjabatan tangan dengan key.     

"Key selalu seperti itu dengan orang baru " jelasnya, "kamu tidak usah pedulikan "     

"Ayo masuk " ajaknya.     

Agnita masuk ke dalam sebuah ruangan yang terlihat sangat bersih dan bernuansa putih.     

"Saya langsung memasak saja dokter " ucapnya, "karena rumah saya jauh, kalau malam-malam angkotnya sudah sulit "     

Dokter edwin mengangguk dan menunjuk ke arah kanan dengan tangannya.     

"Itu dapurnya "     

Dia lalu meninggalkan agnita sendirian tanpa mengantarnya, dia membiarkan wanita itu menemukan dapurnya sendirian.     

'Dapur orang kaya ternyata seperti ini ' ucap agnita dengan kekaguman melihat dapur yang bersihnya sama seperti dengan kamar miliknya.     

Tetapi tentu saja kamarnya tidak seluas ruangan yang menjadi dapur di rumah dokter edwin sekarang ini.     

'Jangan berkecil hati nita... ' ucapnya pada diri sendiri.     

'Ijasah itu hanya bukti kalau kamu itu lulusan sebuah perguruan tinggi... ' lagi-lagi dia mengatakan itu untuk mengobati sakit hati karena nasib sialnya hari ini.     

Dia yang seorang diploma harus menjadi asisten rumah tangga hari ini karena dia sudah merusak mobil mewah milik orang lain.     

'Tahun ini insecure karena tidak cantik sudah nggak jaman! ' cetusnya sambil memotong semua sayuran yang dia ambil dari kulkas.     

'Aku insecure karena tidak punya uang banyak! ' celetuknya sambil terus fokus pada pisau yang di pegangnya.     

Sekarang ini dia seperti pemilik rumah megah itu, karena dengan leluasa bisa mengambil apapun bahan makanan yang tersedia di kulkas.     

"Apa daddy yang memintamu memasak? "     

key memutuskan untuk bertanya setelah begitu lama berdiri di pintu dapur dan memperhatikan wanita yang dibawa oleh ayahnya itu memasak.     

"Iya " jawabnya pendek dan kembali melanjutkan pekerjaannya.     

"Kamu tidak akan dengan mudah untuk jadi istri ayahku! "     

"A,,, aaapaa? " agnita tergagap, "Istri siapa? "     

Lalu wajahnya yang terkejut dan tawa kesalnya muncul mendengar ucapan dari sosok laki-laki yang lebih muda darinya itu.     

Dia akhirnya tahu alasan kenapa tadi anak muda itu menolak berjabat tangan dengannya.      

"Aku sudah punya calon untuk daddy " ucapnya kembali.     

"Siapa? " agnita lalu mencoba bersikap tenang dan kembali melanjutkan pekerjaannya.     

"Guru les private "      

Senyuman agnita terlihat, "dokter edwin itu walaupun sudah memiliki anak sebesar kamu, pasti dia lebih senang dengan wanita yang lebih muda darinya "     

"Seperti aku misalnya! " dia menunjuk dirinya sendiri dengan penuh percaya diri.     

"Tapi daddy tidak seperti itu! " key tidak membenarkan ucapan agnita.     

"Benarkah " terlihat tawa kecil agnita yang sengaja ingin membuat putra dokter edwin yang bersikap sombong padanya itu malu.     

"Kamu harus mau menerima aku! " lalu dia berwajah serius memandangi key yang sedang memperhatikannya.     

Terlihat key yang ketakutan karena wanita itu menunjuk ke arahnya dengan tangan yang memegang pisau tajam sekarang ini...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.