cinta dalam jas putih

Perempuan Lucu



Perempuan Lucu

0"Hei berhenti! " langkah axel terhenti ketika dia akan masuk ke sebuah ruangan tempat dimana dia akan menghabiskan waktu selama satu tahun.     

Seorang wanita dengan wajah tertutup masker hanya kedua mata tajamnya memandangi axel yang akan masuk ke dalam ruangan.     

"Buka sepatunya! " lalu memberi perintah pada axel, karena wanita tersebut terlihat sedang mengepel lantai ruangan puskesmas.     

Tapi axel dengan cepat melepas sepasang sepatunya dan menjinjing dengan satu tangannya. Karena satu tangan nya telah memegang tas milikinya.     

"Duduk dulu di sana! " dia lalu kembali memerintahkan axel untuk duduk di sebuah kursi yang dipakai untuk semua pasien yang menunggu antrian.     

Dan lagi-lagi axel menurut saja, ucapan wanita itu seperti sebuah hipnotis sampai dia mau melakukannya. Tapi semuanya karena axel melihat sepasang mata yang baru pertama kali dilihatnya. Mata berwarna hazel itu terlihat aneh dan berbeda dari warna mata yang pernah dilihatnya.     

"Pak dokter kenapa duduk disitu! " pak supir ambulan yang mengantarnya sampai ke puskesmas terkejut ketika melihat axel duduk di sebuah kursi khusus untuk penunggu pasien.     

"Pasti gara-gara dia! " lalu dia menoleh ke arah wanita yang memakai seragam lengkapnya itu yang tengah mengepel lantai.     

"Kamu tahu dia ini pak dokter kita yang sedang PPDS! " ucapnya.     

"Iya, tunggu sebentar! " cetusnya, "aku kan sudah sangat lelah mengepel lantai, karena hujan tadi membuat lantai puskesmas kotor sekali! "     

"Yosi dan ella sedang pergi posyandu jadi harus aku yang mengepel lantainya! " wanita itu berkata sambil memperlihatkan tangisan pura-puranya pada supir ambulan yang mengantar axel.     

"Kasihan pak dokter kelelahan! " ucapnya lagi, "cepat antar dia ke rumah dinasnya! "     

"Siap! " dia lalu memberikan sebuah simbol penghormatan dan mendekat ke arah axel yang terduduk.     

"Pak dokter mari saya antar " ucapnya pada axel, "mau saya bantu bawakan barangnya? " dia menawarkan bantuan dan dengan cepat mengambil satu tas milik axel.     

Melangkahkan kakinya lebih dulu diikuti oleh axel di belakangnya.     

"Kamu bidan disini? " tanya axel pada wanita di depannya itu.     

"Iya dokter, saya juga baru satu bulan disini " ucapnya tidak menoleh ke arah axel.     

Membuat axel penasaran dengan wajah yang di tutupi oleh masker itu, dia berbalik ke arah nya membuat axel yang memperhatikannya terkejut dan berpura-pura melihat ke arah lain.     

"Rumah dinas kami disana! " dia menunjukkan tangannya ke arah samping axel, "dan rumah dinas dokter disini! " lalu menunjukkan tempat yang akan dia tinggali untuk sementara waktu.     

"Kita tetanggaan " ucap axel seraya memperlihatkan tawa kecilnya, dia masih penasaran dengan wajah wanita yang sedari tadi bicara dengannya itu.     

"Siapa namamu? " lalu axel bertanya padanya.     

"Agnita dokter " jawabnya, "tapi semua memanggil aku nita! "     

Senyuman axel perlahan menghilang, nama itu adalah nama yang sama dengan ibunya. Dan profesi mereka pun sama, karena arti nama tersebut adalah wanita mulia membuat kai mengagumi nama itu. Senyumannya lalu muncul ketika dia tahu akan menghabiskan waktunya sekarang ini dengan perempuan lucu bernama nita.     

"Siapa nama dokter? " lalu dia bertanya pada axel, dia menyimpan tas milik axel yang dibawakannya tadi. Dan lalu tangannya membuka masker yang menutupi sebagian wajahnya itu.     

Terlihat lengkungan bibir membentuk senyuman dengan warna merah muda alami di bibirnya, kulitnya tidak terlalu putih dan sesempurna tuhan menciptakan pemandangan indah yang axel lihat di sepanjang perjalanan kali ini berpindah ke hadapannya ketika memandangi wajah nita.     

"Panggil saja axel " jawab axel sedang mencoba menyadarkan dirinya sendiri bahwa dia sudah memiliki pasangan sekarang ini, dia teringat sosok ellen yang sedang marah padanya seketika.     

"Dokter tenang saja, disini kita memiliki listrik dan masih bisa dapat sinyal ponsel " ucapnya, "tapi lebih sering mati lampu, jadi kalau listriknya sedang menyala dokter harus cepat-cepat mengisi baterai ponselnya supaya masih bisa menghubungi istri dokter! "     

Axel tertawa kecil menanggapi ocehan wanita yang ada di hadapanya itu, dia seketika teringat adik perempuannya yunna yang sama cerewet dan menggemaskan sepertinya.     

Sepertinya setiap hari dia akan mendengar ocehan dari bibirnya itu.     

"Terima kasih informasinya " ucap axel membuka pintu rumah dinasnya dan lalu menoleh ke arah wanita bernama nita itu.     

"Ini hadiah karena sudah membantuku membawakan tas! " lalu axel mengeluarkan tiga buah coklat ke arahnya. Karena dia tadi mendengar pak arif supir ambulan tadi, bahwa ada tiga bidan di rumah dinas disampingnya.     

Kedua matanya berbinar ketika meraih tiga buah coklat yang axel berikan padanya sebagai imbalan karena telah menolongnya.     

"Arrgghh!! " dia berteriak histeris membuat axel terkejut.     

"Dokter tahu sudah lama sekali kami tidak bisa memakan coklat seperti ini! " cetusnya dengan perasaan penuh kebahagiaan hanya karena sebuah coklat.     

Tawa penuh keterkejutan terlihat di wajah axel yang menanggapi kebahagiaannya mendapatkan hadiah coklat dari axel. Karena tadi dia berpikir nita berteriak akibat marah melihat pemberian axel itu.     

"Dokter terima kasih! " lagi-lagi dia berteriak, " selamat istirahat! " dia lalu berbalik untuk pergi dari hadapan axel tetapi akhirnya kembali ke arah axel untuk mengatakan sesuatu.     

"Dokter boleh ikut kami makan malam kalau tidak keberatan " ucapnya lagi, "tapi masakan kami hanya seadanya saja! "     

"Baiklah, terima kasih " tanggap axel, akhirnya dia melihat sosok cantik itu pergi dari hadapannya dan seketika suasana menjadi hening karena wanita cerewet dan menggemaskan itu telah pergi.     

Axel melihat ruangan yang ditempatinya telah begitu rapi dan bersih, pasti wanita lucu tadi yang membersihkannya pikir axel. Karena tadi ketika dia datang nita yang marah-marah karena telah lelah membersihkan ruangan.     

Axel melihat begitu banyak panggilan dari ayahnya ketika dia telah sampai di tempat pengabdiannya yang untuk pertama kalinya jauh dari sosok ayah dan ibunya.     

"Ellen pasti sedang sibuk karena dia belum membalas pesanku! " axel sedikit kecewa ketika pesan yang dia kirimkan pada ellen pagi tadi masih bercentang dua dan belum berwarna biru.     

Lalu ponselnya kembali berdering ketika dia baru saja terbaring di atas tempat tidurnya untuk beristirahat.     

"Ada apa yah? " axel menerima sebuah video call dari ayahnya itu, sepertinya dia sedang memastikan bahwa axel sudah berada di tempat yang nyaman sekarang ini.     

"Kakak! " terlihat oleh axel wajah yunna yang berdiri di belakang sosok ayahnya itu.     

"Kita akan punya anggota keluarga baru! " yunna terkekeh, karena dia akan mendapatkan seorang adik setelah duduk di bangku SMU walaupun semua temannya pun hampir sama sepertinya mendapatkan adik yang tidak di rencanakan. Dan ibunya itu mengambil sebuah resiko untuk bisa memberikannya seorang adik.     

Axel tersenyum, "sepertinya ayah tidak suka "     

"Jangan menertawakan ayah yang sudah di jebak! " ucap yoga pada axel dengan wajahnya yang terlihat datar, "ayah akan mengirimkan persediaan makanan untukmu besok, apa kamu mau ayah mengirimkan makanan yang lain? "     

Axel tertawa kecil mendengar ayahnya yang akan mengirimkan makanan hanya karena dia tidak pernah berpisah jauh dengan axel.     

"Ayah ini masih satu hari " axel lagi-lagi tertawa, "tapi kalau ayah mau mengirimkannya boleh juga, kebetulan disini ada tiga temanku yang lain yang sudah lebih dulu berada disini. Ayah belikan juga mereka makanan yang sama dengan yang sering yunna beli "     

Terlihat wajah ayahnya yang mengerutkan dahinya mendengar permintaan axel itu.     

"Aku akan memberikan mereka makanan yang sudah lama tidak mereka temukan karena harus mengabdi di desa terpencil seperti ini " lalu axel memberikan penjelasan pada ayahnya itu, mengetahui ada sebuah pesan dari ellen untuk dengan cepat dia mengakhiri pembicaraannya dengan yoga yang sedang mengkhawatirkannya.     

Pesan ellen sekarang ini sepertinya lebih penting dari apapun bagi axel.     

'Hati-hati dan jangan lupa jaga kesehatan, aku sedang mendapatkan berbagai cobaan berat dari tuhan dengan tugas yang menumpuk ini! rasanya ingin menangis, tapi membaca pesan darimu semua berubah menjadi semangat. Love you.. '     

Axel tersenyum sendiri membaca sebuah pesan balasan dari ellen, walaupun sama seperti ketika mereka belum berpacaran tapi bagi axel itu sangat menyenangkan mendapat pesan berisi sebuah kata semangat dari seseorang yang disayanginya...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.