cinta dalam jas putih

Sugar Baby



Sugar Baby

2Leiya membuka kedua matanya ketika mendengar ponselnya berbunyi, sebuah alarm yang biasa membangunkannya di pagi hari.     

"Aduh! " dia beranjak dan terduduk ketika sakit di perut bagian bawahnya, dia juga baru menyadari bahwa sekarang ini sedang memakai sehelai pakaian apapun.     

Dengan cepat dia menutupinya dengan selimut yang berada di tubuhnya.     

"Ini,,, " dan lalu dia melihat sekeliling kamar yang lebih luas dan mewah dari kamarnya kemarin.      

"Bukan kamarku! " leiya menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya, dia dengan cepat menyelimuti tubuhnya karena pakaiannya yang semalam dia pakai berada jauh dari tempat tidur. Dia tidak bisa mengambilnya tanpa menutupi tubuhnya, walaupun dia tahu di ruangan itu tidak ada siapapun.     

Leiya mencoba berdiri dengan kedua kaki sebagai tumpuan tubuhnya, hal yang paling mengejutkan kedua kakinya seperti tidak memiliki tenaga untuk berdiri membuatnya terduduk dibawah tempat tidur.     

"Kamu sedang apa duduk di bawah? " dokter azka muncul dari balik pintu kamar mandi, dia yang memakai bath robes berwarna putih menghampiri leiya.     

Mengangkat tubuh leiya dengan kedua tangannya, membantunya untuk kembali berada di tempat tidur.     

Mata leiya tidak dapat berkedip memandangi suasana pagi dengan pemandangan indah, wajah paling mengagumkan dan senyuman. Rambutnya yang basah pun semakin menjadi penyempurna suasana pagi harinya.     

"Apa masih terasa sakit? " pertanyaan dokter azka itupun semakin membuat leiya gugup, seketika wajahnya memerah. Bibirnya seperti telah menjadi kaku untuk menjawab, dan dia hanya bisa menganggukkan kepalanya.     

"Aku minta maaf " dia lalu mengusap pipi leiya begitu lembut, "aku tidak tahu kalau itu adalah yang pertama kali kamu lakukan "     

Leiya hanya bisa terdiam, dia tahu walaupun berkuliah dan mengetahui tentang ilmu yang sedikit vulgar baginya leiya sama sekali belum pernah memiliki seorang pacar. Dia tidak pernah memiliki waktu untuk itu karena harus bekerja dan kuliah dalam waktu yang bergantian. Itu dilakukannya setiap hari dan selama tiga tahun.     

Tapi leiya sangat kecewa ketika mendengar ucapan laki-laki dihadapannya itu yang berkata seolah semua mahasiswi pasti pernah melakukan hal seperti ini sebelum mereka menikah.     

"Terima kasih " kening leiya lalu mendapatkan kecupan, dia melihat pancaran sinar dari wajahnya. Laki-laki itu seperti sudah tahu leiya tersinggung pada ucapannya tadi, satu tangannya merapikan rambut leiya yang berada di dahinya.     

"Aku akan ke kamarmu membawa semua pakaian yang kamu bawa kesini " ucapnya, "jadi kamu mandi saja dulu dan aku akan simpan pakaianmu nanti "     

Leiya masih belum mengerti dengan ucapan dokter azka padanya yang memindahkan semua pakaian leiya ke kamarnya.     

Seketika wajahnya memerah setelah menyadari bahwa selama pelatihan ini dia akan satu kamar dengan laki-laki yang menjadi pimpinannya itu.      

Dia masih tidak percaya melakukan hal yang benar-benar di luar keinginannya, ketika dia merasakan setiap sentuhan dari laki-laki itu membuat leiya tidak dapat menolaknya. Dia telah terlanjur untuk masuk ke dalam sebuah kolam dosa yang akan menghancurkan rumh tangga dokter azka.     

Setelah kedekatannya itu, dia selalu diberikan semua kemudahan dan semua yang dibutuhkannya tanpa harus menunggu mendapatkan uang dari hasil kerjanya. Rumah yang ditinggalinya pun menjadi miliknya.      

Sering kali leiya merasa lelah dan perasaan bersalah terus menghampirinya, dan berpikir untuk menyerah. Tapi dokter azka yang tidak mau melepasnya itu selalu bisa membuat leiya tidak berdaya untuk pergi.     

Sampai suatu hari leiya bertemu dengan anak kecil cantik, berusia sepuluh memakai seragam menghampirinya dengan rambut dibawah bahunya yang acak-acakan dan duduk disamping leiya.     

"Kenapa adek cantik? " leiya bertanya pada anak perempuan yang memasang wajah cemberutnya.     

"Aku tidak suka dengan rambut panjang kak, tapi ibu selalu melarangku untuk potong rambut! " ucapnya.     

Leiya tertawa kecil, dia tidak tahu kemana orang tuanya karena anak perempuan itu terlihat datang sendirian dan tiba-tiba duduk disampingnya.     

"Kenapa tidak suka " leiya menghampirinya dan berdiri disampingnya, dia lalu membawa sisir yang selalu dibawanya di dalam tas.     

"Karena ibumu tahu kamu cantik kalau berambut panjang " leiya memujinya.     

"Tapi membuatku kegerahan " dia kembali bicara.     

"Baiklah, kakak bantu supaya kamu tidak merasa panas dengan rambut panjang " dia lalu menyisir rambut anak perempuan itu dengan lembut, entah kenapa dia merasa sangat senang ketika berbicara dengan anak perempuan yang rambutnya dia sisir dan leiya membuat sebuh kepangan di rambutnya yang membuatnya tidak merasakan kegerahan.     

"Leiya " suara dokter azka memanggilinya dari arah belakang siang ini.     

Leiya seketika berbalik dan tersenyum ke arahnya.     

"Ayah!! " dan anak perempuan yang baru saja leiya rapikan rambutnya memanggil dokter azka dengan sebutan ayah, berlari dan memeluknya.     

Leiya tertegun melihat anak kecil itu memeluk ayahnya, dia semakin merasa bersalah karena hadir di tengah-tengah keluarga mereka sebagai pengganggu.     

"Aku boleh ajak kakak itu untuk ikut makan siang bersama kita? " tanyanya setelah dia menunjuk ke arah leiya, "dia pintar sekali membuat rambutku cantik "     

Dokter azka memandanginya untuk waktu yang cukup lama, putrinya yang bernama kanaya itu sepertinya menyukai leiya yang lembut dan memiliki sifat keibuan pada kanaya, ketika ibunya sendiri berada di luar kota untuk waktu yang lama untuk menyelesaikan sekolah spesialisnya.     

Semakin lama kanaya semakin dekat dengannya, ketika ibunya itu harus melanjutkan pendidikannya kanaya selalu bermain ke rumah leiya dan sesekali menginap bersamanya.     

"Ibuku mau bicara dengan kakak! " kanaya memberikan ponsel miliknya pada leiya ketika malam ini dia menginap di rumah leiya.     

"Terima kasih leiya, naya senang sekali berteman denganmu " ucapnya dalam telepon, "dia selalu senang ada seseorang yang bisa membuat rambutnya cantik "     

Leiya tersenyum kecil, "naya anak yang cantik dan pintar "     

"Maafkan jika naya selalu merepotkanmu "     

"Tidak sama sekali dokter, saya senang sekali naya bisa menginap di rumah saya " ucap leiya.     

Hal seperti inilah yang semakin membuat perasaan berasalahnya semakin besar, dia tidak dapat membayangkan jika suatu hari mereka tahu tentang kenyataan bahwa dia adalah wanita simpanan dari suami dan ayah yang sosoknya berteman dekat dengan leiya.     

"Apa yang kamu pikirkan? " tiba-tiba leiya mendapatkan pelukan dari dokter azka ketika dia keluar dari kamarnya setelah naya tertidur.     

Leiya terkejut melihat dokter azka yang sudah berada di dalam rumahnya, walaupun sebenarnya dia bebas saja masuk karena rumah yang dia tinggali adalah milik dokter azka.     

"Nanti naya lihat! " dia melepaskan pelukan dokter azka.     

"Naya tidak tahu aku kesini " ucapnya, dia lalu membawa leiya ke kamar yang lain agar putrinya itu tidak mendengar apa yang sedang mereka lakukan sekarang ini.      

"Saya menyerah saja " ucap leiya, "dokter syilla dan naya terlalu baik untuk dibohongi, jadi lebih baik saya saja yang mundur "     

"Kenapa? kamu sudah menemukan laki-laki lain? " dan pertanyaan seperti itulah yang muncul dari dokter azka.     

"Tidak ada laki-laki lain " leiya beranjak dan menyimpan kedua tangannya di dada dokter azka yang terbaring di sampingnya.     

"Aku takut kalau mereka tiba-tiba tahu " ucap leiya terputus karena dokter azka sudah menariknya dan memberikan sebuah ciuman di bibirnya.     

"Tidak akan ada yang tahu " ucapnya, "aku menyayangi mereka sama seperti aku menyayangimu "     

"Aku tidak bisa melepaskanmu! " sambungnya lalu membawa leiya dalam pelukannya.     

"Berpura-pura mempunyai seorang pacar supaya temanmu tidak curiga " dokter azka memberikannya sebuah saran, "sepertinya dokter axel menyukaimu "     

"Walaupun aku cemburu, tapi jika itu bisa membuat hubungan kita baik-baik saja aku akan menahannya " dia semakin mempererat pelukannya pada leiya.     

Membuat tekad kuat leiya untuk mundur semakin memudar, dan dia tidak bisa menolaknya. Semua ciuman dan pelukannya membuat leiya semakin luluh dan kalah...     

Dan dia memandangi sosok axel yang terduduk disampingnya, menemani leiya yang sedari tadi melamunkan dirinya membayangkan hal yang membuatnya menjadi wanita simpanan. Semua bukan hanya keinginannya saja, tetapi laki-laki itu pun memanfaatkan kesempatan dan berhasil menaklukkan leiya dan sekarang dia tidak dapat melepaskan dirinya.     

'Tapi dokter axel sepertinya laki-laki baik, aku tidak tega menyakitinya ' ucap leiya dalam hatinya seraya memandangi axel dan memikirkan perkataan dokter azka yang menyarankannya mencari seorang laki-laki yang bisa menutupi hubungan terlarang mereka...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.