cinta dalam jas putih

Hati Paling tulus



Hati Paling tulus

0Nita memberikan yoga satu bantal dan selimut untuk dia bawa ke sofa yang berada di sudut ruang tidurnya.     

Yoga dengan senang hati menerima hukuman nita padanya kali ini, karena dia tahu kesalahannya itu tidak dapat dibayar hanya dengan hukuman seperti ini.      

"Jangan melihatku seperti itu " ucap nita, "aku tidak akan berubah pikiran, tetap menjauh untuk sekarang! "     

"Siap laksanakan tuan putri " yoga menerima bantal dan selimut yang nita berikan untuknya.     

Diapun segera menuju ke arah sofa yang berada di sudut ruang tidur, dan merebahkan tubuhnya di atas sofa tersebut.      

Sofa itu tidaklah buruk, masih empuk dan tidak membuat badannya sakit. Hanya saja dia tidak dapat memandangi wajah nita yang tertidur lelap dan tidak dapat memeluknya.      

"Baru seperti ini, tapi aku sudah merasa tidak nyaman " ucap yoga, dia membawa tubuhnya mengarah ke arah samping karena ternyata dia tidak dapat dengan mudah memejamkan matanya.     

Setelah beberapa waktu, diapun kembali merubah posisinya dan terus seperti itu. Yoga sudah seperti seseorang yang dilanda kegelisahan ketika tidur sendirian di sofa, walaupun sosok istrinya itu tidak jauh darinya.     

Nita yang sedari tadi berada di tempat tidurnya dan berusaha mengacuhkannya pun tidak dapat membohongi dirinya sendiri, dia tidak bisa memperlakukan yoga seperti sekarang ini. Dia selalu merasa hatinya begitu lemah jika itu semua berhubungan dengan yoga, mungkin karena dia telah terlalu mencintai laki-laki itu atau apapun dia sendiri tidak dapat mengerti perasaannya.     

"Aku memang tidak bisa melihatnya tersiksa seperti itu! " ucap nita pelan ketika melihat yoga yang tidak nyaman tidur di sofa.     

Diapun beranjak dari tempat tidurnya dan lebih mendekat ke arah yoga.     

"Ada apa? " tanya nita, "apa sofa itu tidak nyaman? "     

Yoga berbalik ketika mendengar suara nita dan melihatnya sudah berdiri di belakangnya.     

"Apa itu membuat oppa dokter sulit untuk tidur? "     

Yoga harus menahan tawanya melihat kecemasan nita padanya kali ini, dia mulai memasang wajah menyedihkan didepannya. Terbangun dengan pura-pura mengusap pundak dan kedua tangannya.     

"Hanya sedikit membuatku kaku saja " setelah yoga berucap dia tampak mencuri pandang ke arah nita untuk melihat reaksinya ketika dia mengatakan kesakitan pada tubuhnya.     

"Tapi tidak apa-apa, aku kan sudah berjanji untuk menebus kesalahanku dan menerima semua hukumanmu "      

Nita terdiam untuk sejenak, sekarang ini muncul di pikirannya esok hari suaminya itu akan kesakitan di seluruh tubuhnya ketika tengah melakukan pekerjaannya.     

Dan pikiran cemas seperti itu sempat-sempatnya muncul pada nita, membuatnya kembali rapuh dan kembali pada sifat yang sebenarnya ada padanya.     

"Tidurlah di tempat tidur " akhirnya nita luluh, "jangan sampai badan oppa dokter sakit karena tidur di sofa "     

Yoga sepertinya harus berbangga diri, karena dia telah berhasil membuat nita luluh dan mengijinkannya untuk tidur di tempat yang sama.     

"Tapi berjanjilah tidak mendekati aku! " nita kembali memberi peringatan pada yoga.      

Dia lalu menyimpan sebuah guling di tengah-tengah tempat tidur mereka.     

"Aku hanya tidak mau oppa dokter sakit saja, pasien-pasien sangat membutuhkanmu.. " dan lalu nita menghentikan ucapannya, dia teringat sesuatu dan mengingatnya untuk beberapa saat.     

Kejadian ini sama seperti yang pernah terjadi dalam mimpinya dahulu, dia melamunkannya untuk beberapa saat.     

"Baiklah, aku janji " ucap yoga, "kamu tidurlah, tenang saja aku tidak akan berbuat macam-macam "     

Nita tersadar ketika mendengar suara yoga, dan memutuskan untuk tidur membelakanginya.     

Yoga tersenyum memandangi punggung dan rambut nita yang terurai.     

"Kamu tidak pernah bisa menyembunyikan perhatianmu, walaupun kamu sedang marah saat ini " ucap yoga dalam hatinya.     

Dia terus memandanginya, sikap dingin yang ditunjukan istrinya itu justru semakin memperlihatkan betapa besarnya kasih sayang yang didapatkan oleh yoga.     

"Bisa-bisanya dia melupakan bahwa aku adalah seorang laki-laki, yang bisa berubah buas ketika melihat wanita cantik disampingnya tertidur lelap " lagi-lagi dia berkata dalam hatinya.      

Dia memastikan nita telah tertidur ketika lalu mulai melanggar janjinya, memindahkan posisi guling yang pada awalnya berada di tengah-tengah mereka. Dia memindahkannya tepat di belakang tubuhnya, dan membuatnya dapat bergerak lebih mendekat ke arah nita.     

"Mengapa aku justru merasa ketakutan sekarang ini " ucapnya pelan karena yoga tahu nita telah terlelap jadi akan sangat kecil kemungkinan dia mendengar ucapannya.     

"Aku takut kebaikanmu seperti ini akan disalah artikan oleh semua orang, dan kamu akan dimanfaatkan oleh mereka "     

Diapun cukup lama hanya memandangi sosok nita dari belakang tapi mulai dengan jarak yang dekat.     

"Aku harus mengakui bahwa aku mulai ketergantungan padamu " Yoga masuk ke dalam selimut milik nita dan memeluknya dari arah belakang. Dia telah melanggar janjinya karena kali ini mendekati nita bahkan memeluknya, dia merasakan kehangatan tubuh nita yang membuatnya nyaman dan tertidur.     

Nita menyadari dalam tidurnya ketika yoga memeluknya, dia begitu sulit untuk melepaskannya. Karena pada kenyataannya diapun merasakan kenyamanan dan membuatnya tertidur lelap.     

Dia memang sedang memperlihatkan kemarahannya, tapi mendapatkan pelukan lembut seperti ini seperti sebuah hipnotis yang merubah pikirannya dan seperti sebuah suntikan anestesi yang membuatnya lemah tidak berdaya.     

Nita membuka matanya ketika dia merasakan ada seseorang yang tengah memperhatikannya saat ini.     

Dia menangkap mata yoga yang memandanginya, dan tersenyum ketika dia membuka kedua matanya.     

"Ini masih pagi, kenapa sudah bangun? " ucapan nita dengan suara pelan melihat ke arah jam di dinding yang menunjukan pukul lima pagi.     

"Dan kenapa menjadi sedekat ini? " sambung nita, tapi dia tidak dapat membuat laki-laki itu menjauh darinya setelah dia sadar bahwa dia sendiri yang berbalik ke arah yoga dan memeluknya.      

"Aku kan sudah bilang jangan memeluk " sambung nita.     

Yoga tidak bergeming, dia pura-pura tidak mendengarkan nita. Dia hanya sengaja, tangannya masih melingkar di pinggang nita dan matanya masih memandangi nita dengan senyuman.     

"Jangan memandangiku seperti itu " nita menutupi wajah yoga dengan satu telapak tangannya.     

"Aku akan pergi ke dapur saja " dia berusaha bangun dari tidurnya, tapi yoga menahannya.     

"Aku mohon " ucap yoga, "bisakah menyudahi semua sekarang, walaupun baru beberapa jam aku sudah merasakan penderitaan "     

Nita mengerutkan dahinya, "bukannya ada dokter andien yang jadi sahabat oppa dokter "     

"Aku kan cuma istri yang hanya menemani di tempat tidur saja, tidak pernah mengerti perasaan orang lain "     

Yoga semakin mempererat pelukannya, "aku salah karena telah bicara seperti itu padamu kemarin, aku benar-benar menyesal dan aku minta maaf dari dalam lubuk hatiku yang paling dalam dan penyesalan yang teramat sangat "     

Nita terdiam sejenak, dia merasakan kepalanya sedikit pusing karena tadi itu dia mencoba langsung untuk beranjak dari tempat tidurnya tanpa melakukan persiapan apapun.     

"Jangan seperti ini, aku mohon. Lebih baik aku dapat berita buruk dari tempatku bekerja daripada harus merasakan perlakuan dinginmu "     

Nita tersenyum geli mendengar semua ucapan suaminya itu di pagi buta, dia tidak pernah bisa marah pada laki-laki yang selalu baik dan mengutamakannya. Kejadian kemarin bukanlah hal serius untukknya, karena dia tahu suaminya itu selalu berkata jujur padanya dan itu sudahlah cukup membuatnya percaya. Dan tidak perlu lagi mendengarkan perkataan dari pihak ketiga, hanya kali ini dia sedang ingin mempermainkan suaminya itu.     

"Aku tidak peduli jika memang oppa dokter mau membantu dokter andien dan tidak mempedulikan perasaanku, kami memang sama-sama wanita tapi isi pikiran dan hati kami berbeda. Aku tidak pernah mau mencampuri urusan rumah tangga walaupun itu sahabat terbaikku sendiri, kita harus mempunyai batasan sampai mana kita harus memberi pertolongan. Apalagi kalau sampai harus menceritakan kelemahan pasangannya pada orang lain aku paling tidak menyukainya " nita bicara panjang lebar pada yoga mengenai alasannya.     

"Kekurangan pasangan kita cukuplah kita saja yang mengetahuinya " sambung nita, "aku mungkin memiliki prinsip yang menyebalkan, tapi aku memang seperti ini terlihat lemah lembut tapi sebenarnya aku adalah orang yang sangat keras kepala "     

Yoga merenungi prinsip dari sang istri yang ketika dia pikirkan lebih dalam lagi sangatlah benar dan menakjubkan, wanita yang terlihat ramah dan lemah lembut itu ternyata begitu memiliki sikap tegas dalam hidupnya dan itu adalah salah satu nilai yang membuatnya untuk tidak ingin melepasnya lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.