cinta dalam jas putih

Permintaan Maaf



Permintaan Maaf

1"Ayo cepat sana! " axel sedikit mendorong ellen untuk berjalan ke ruang makan tempat ayahnya sekarang ini terduduk dengan ditemani oleh ibunya.     

"Iya, axel sabar! " ellen terkesal, "kamu itu lembut sedikit dengan perempuan, supaya cepat dapat pasangan! "     

"Jangan bawa-bawa pasangan, sebentar lagi juga aku dapat " jawab axel.     

Ellen mengerutkan dahinya, dia terlalu mengambil perkataan axel di dalam hatinya sampai membuatnya merasa kecewa. Ternyata selama ini axel sedang dekat dengan seseorang.     

Dia berjalan lemas menuju ke arah yoga dan nita yang menjadi orang tua keduanya. Duduk di kursi yang berhadapan dengan mereka.     

"Ayah dokter,,, ibu,,, " panggil ellen dengan suara pelannya.     

Dia lalu tertunduk, "aku minta maaf karena kesalahanku semalam "     

Wajah yang memelas ellen perlihatkan pada yoga dan nita.     

"Tidak apa-apa kalau aku tidak bisa menjadi menantu ayah dan ibu kerena kesalahan yang memalukan itu,,, " lalu berhenti sejenak, "tapi bolehkan aku dimaafkan supaya tetap menjadi putri kalian "     

Nita menoleh ke arah yoga yang sepertinya terkejut dengan permintaan maaf ellen padanya dengan harapan untuk menjadi menantunya yang gagal karena tingkahnya sendiri.     

Yoga melihat nita yang sepertinya menahan dirinya untuk tidak tertawa, dia pun merasa semua yang di ucapkan ellen itu sangat lucu. Dia pertama kalinya mendengar seorang anak perempuan dengan berani ingin menjadi menantunya.     

"Ellen " panggil yoga setelah dia merasa bahwa tawanya tidak akan muncul karena tingkah lucunya itu. Dia adalah satu-satunya orang di rumah yang bisa menahan tawanya.     

"Apa kamu memang mau menjadi menantu kami? " lalu yoga bertanya padanya. Sebenarnya yoga belum memikirkan hal seperti itu sekarang, tapi dia lalu memikirkan perasaan dokter kim seniornya yang harus melihat anak-anaknya tidak mengikuti kesuksesannya.     

Ellen memperlihatkan senyuman lebarnya dan anggukkan kepalanya.     

"Tapi ada satu syarat " lalu yoga kembali berucap. Walaupun dia tidak menyukai dokter kim karena selalu membuatnya marah, tapi jika melihat ellen sebagai seorang ayah dia pun  tidak ingin anaknya terjerumus ke pergaulan yang salah.     

"Apa? " ellen kini merasakan tidak enak dalam hatinya ketika dia harus mendengar syarat dari calon ayah mertuanya agar dia bisa diterima dengan baik.     

"Kamu boleh tetap menjadi model atau artis " jawab yoga, "tapi selesaikan juga sekolahmu lebih dulu " pada akhirnya yoga meredam egonya untuk bisa mewujudkan keinginan dokter kim melihat salah satu dari putrinya menyelesaikan perkuliahannya.     

Ellen terlihat berpikir keras, dia harus memilih antara karir dan pendidikannya.     

"Nanti pun kalau sudah menikah, mau kamu bekerja atau tidak itu masalah " yoga kembali memberikan nasehat pada ellen, "perempuan pun harus berpendidikan tinggi, supaya ketika nanti jodoh kita tidak seindah yang diimpikan kamu masih bisa berpijak dengan kakimu sendiri karena mempunyai latar belakang pendidikan yang bagus "     

"Kamu kan tahu sendiri kalau laki-laki itu selalu lupa diri kalau sudah diberi kesuksesan dan uang yang banyak, maka dari itu perempuan harus pintar. Karena cantik saja tidak cukup " sambung yoga.     

Ellen kembali memikirkan semua perkataan dari yoga yang sebenarnya ingin dia dengar dari kedua orang tua kandungnya.     

Hal seperti inilah yang menjadi alasan kuatnya ingin selalu berada di tengah-tengah keluarga axel sahabat sedari kecilnya, dia selalu merasa mendapatkan perhatian yang sesungguhnya. Walaupun mereka berdua bekerja, tapi mereka tetap memprioritaskan anak-anak mereka.      

Dan nita adalah sosok yang selalu membuatnya kagum, dia tidak pernah terlihat marah dan berkata banyak tetapi semua orang di rumah pasti mengikuti semua apa yang dikatakannya walau cuma menggunakan kedua matanya saja.     

"Ini buat kamu " axel lalu memberikan hadiah pada keberanian ellen meminta maaf pada ayahnya.     

Tiga gelas yang berisi segelas susu, segelas jus jeruk, dan segelas air putih.     

Ellen mengerutkan dahinya, dia melihat ke arah axel dengan wajah kesalnya.     

"Kamu pikir aku sapi gelonggongan yang harus minum banyak air! " cetus ellen, dia menyilangkan kedua tangannya.     

"Aku kan cuma minum alkohol! " sambungnya lagi.     

Yunna dan ketiga temannya menertawakan tingkah lucu pasangan teraneh tahun ini, cara salah satu dari mereka memberikan sebuah perhatian sangat diluar dari normal.     

"Susu itu untuk menetralisir racun " jelas axel, "air jeruk untuk nutrisi vitamin dan air putih supaya kamu tidak dehidrasi karena semalam harus tidur di mobil bagian paling belakang tempat aku menyimpan barang! "     

Tentu saja perkataan axel itu membuat adik dan temannya tidak dapat menahan tawanya, jika harus mengingat kejadian ketika mereka mengira sosok ellen adalah hantu yang ada di dalam mobil.     

"Kamu! " ellen bicara ketus dengan kedua matanya yang seperti akan keluar cangkangnya.     

"Dasar laki-laki tidak berperasaan! " ellen kesal dengan kelakuan axel padanya, sambil meminum segelas susu yang ada di hadapannya dengan penuh kekesalan. Ketiga jenis air yang axel berikan dalam waktu cepat dia habiskan agar axel puas menertawakannya.     

Yunna kesulitan untuk mengedipkan matanya ketika calon kakak iparnya itu dengan sangat terpaksa menghabiskan semua air yang kakaknya berikan karena kesal.     

"Aku harus pamit sekarang " ucap keydee pada yunna setelah selesai sarapan dia berpamitan pada yunna.     

"Terima kasih atas semuanya " keydee kembali berucap.     

"Kamu pulang dengan siapa? " yunna mengantar sahabat barunya itu sampai di depan rumahnya.     

Karena yunna tahu alamat rumahnya yang baru sedikit sulit untuk di temukan, ayahnya memutuskan untuk berpindah ke perumahan yang baru agar dekat dengan sekolah yunna tapi jalannya sedikit tersembunyi walaupun berada di tengah kota.     

"Ayahku sebentar lagi sampai " ucap keydee.     

"Aku antar sampai depan " yunna dan keydee berjalan ke arah depan rumah, mereka berdua berdiri di bahu jalan perumahan.     

"Aku senang melihat keluargamu " ucap keydee, "pantas saja kamu banyak di sukai di sekolah, karena ibumu juga sangat baik "     

"Kamu mirip dengan ibumu " sambung keydee, "kalian sama-sama baik dan,,, "     

"Cantik " kata terakhir keydee adalah sebuah pujian pada yunna.     

Ujung bibir yunna mengembang, dia menerima pujian dari keydee dan itu adalah hal sudah biasa dia dengar dari semua teman laki-laki yang mengenalnya untuk pertama kali.     

"Kenapa hanya tersenyum? " keydee terheran melihat ekspresi yunna yang tidak terlihat malu-malu kucing ketika dia menyebutnya cantik dan ekspresi datarnya benar-benar di luar dugaannya.     

"Ini aku terkejut! " yunna memaksakan ekpresinya ketika keydee menanyakan wajahnya yang biasa saja ketika dia memujinya.     

Candaan mereka terhenti ketika melihat sebuah mobil berwarna silver berhenti tepat di depan mereka. Lalu seseorang keluar dari dalam mobil dan tersenyum ke arah keydee, dia seorang laki-laki.     

Yunna tertegun melihat sosok laki-laki yang berusia sama dengan ayahnya, mengenakan kemeja lengan pendek berwarna putih dengan kulit putihnya sama seperti keydee dan berkacamata tersenyum ke arahnya.     

"Itu ayahmu? " tanya yunna pelan pada keydee.     

"Iya " jawabnya, dia terheran melihat yunna yang seperti melihat sesuatu untuk pertama kalinya.     

"Ayah ini teman baruku yunna " keydee mengenalkan yunna pada ayahnya.     

Senyuman penuh wibawanya menusuk mata dan hati yunna, dia tidak bisa mengatakan apapun karena terpukau oleh sosok itu.     

"Terima kasih sudah mau berteman dengan key " bahkan suaranya yang berat pun terdengar seperti sebuah alunan melodi yang sangat indah.     

Dan yunna hanya bisa menjawabnya dengan senyuman dan anggukkan kepalanya, dia seperti sudah tersihir oleh penampilan ayah sahabat barunya itu. Pertama kalinya yunna merasakan jantungnya berdetak begitu kencang ketika melihat seseorang yang adalah orang tua dari sahabatnya.     

'Ternyata ada juga ayah yang kerennya sama seperti ayahku! ' cetus yunna dalam hatinya seraya melambaikan tangannya ketika keydee dan ayahnya itu pergi dengan mobilnya.     

Dia tersenyum lebar, dan membayangkan kembali wajah ayah keydee yang sepertinya sudaj tidak asing dilihatnya walaupun itu adalah pertemuan pertama mereka.      

'Pasti aku melihatnya dalam mimpi! ' lagi-lagi yunna berkata dalam hatinya, dia masih terus memikirkan hal yang baru saja di laluinya.     

Yunna kembali berbalik ke arah jalan raya dan memastikan bahwa keydee sudah tidak ada di depannya, karena dia sedang ingin berteriak ketika melihat dua orang paling tampan yang pertama dilihat dalam hidupnya...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.