cinta dalam jas putih

Sebuah kecurigaan



Sebuah kecurigaan

1"Kamu baik-baik saja? " axel duduk di samping ellen yang berada di dalam mobil milik ellen.     

Ellen tersenyum tipis, "tidak apa-apa, aku sudah lebih baik ketika mengatakannya semuanya pada ibu " dia hanya mengingat nita ketika mendapatkan masalah seperti sekarang. Karena dia tahu hanya wanita itu yang jujur padanya tanpa menyalahkannya.     

"Apa yang akan kamu lakukan sekarang? " lalu axel bertanya pada ellen.     

"Kamu mau menemani aku? " tanya ellen dengan tawa kecilnya.     

Axel menganggukkan kepalanya dan dia bersedia menemani ellen hari ini kemanapun dia ingin pergi.     

Ellen mengajaknya ke sebuah taman hiburan, mencoba semua permainan yang dia inginkan tanpa takut dan dapat tertawa dengan lepas. Hal yang terpenting adalah kai mau menemaninya seharian.     

"Ini eskrim strawberry kesukaanmu " axel memberikan ellen sebuah eskrim, dia kembali duduk di samping ellen yang sepertinya sudah lebih baik.     

"Terima kasih untuk hari ini " ucap ellen sambil memakan eskrim yang axel berikan, "aku senang sekali hari ini "      

Axel tertawa kecil melihat sikap ellen yang seperti anak-anak, dia mengelap ujung bibir ellen yang belepotan dengan sehelai tisu.     

"Kamu seperti anak kecil saja! " ucap axel lalu memandangi ellen yang masih melahap eskrimnya.     

"Aku akan melanjutkan sekolahku " ucap ellen setelah dia menghabiskan eskrimnya dengan waktu yang singkat, "dan orang yang bisa membujukku seperti sekarang ternyata adalah ibu kanita! "     

Axel tersenyum lebar, dia mendengarkan semua yang dikatakan ellen sekarang. Yang sebenarnya itu adalah dorongan dari keinginannya sendiri, dan ibunya hanya menjadi seseorang yang seolah membukakan sebuah jalannya pada ellen yang tersesat selama ini.     

"Pendidikan mana yang mau lanjutkan? " tanya axel, karena dia tahu ellen sempat masuk ke fakultas kedokteran sebelum akhirnya memilih ilmu komunikasi dan pada akhirnya tidak berlanjut keduanya karena dia lebih memilih sebuah karir yang gemilang.     

Ellen tertawa malu, "menurutmu? "     

"Kenapa tanya aku " axel mengacak rambut ellen, "yang mau kuliah itu kamu, bukan aku! "     

Ellen lalu tertawa, "kalau aku menjadi dokter, kamu mau menjadi pacarku? "     

"Apa itu penting? " tanya axel.     

Ellen tertawa kecil, dia tahu tidak akan pernah bisa memaksakan perasaannya pada seseorang yang mungkin tidak akan pernah menyukainya. "sudahlah tidak perlu di jawab. Ayo kita pulang! "     

Ellen meraih tangan axel untuk mengikutinya masuk ke dalam mobil dan mengantarnya pulang.     

Axel mengantarnya sampai ke depan pintu apartemen milik ellen yang sudah sepi dari wartawan yang berkumpul.     

"Kamu pakai saja mobilku untuk pulang " ucap ellen ketika berada di depan pintu.     

"Besok aku kembalikan " axel tersenyum ke arah ellen.     

Dia meraih satu tangan axel yang berdiri di hadapannya, "axel, apa aku boleh menunggumu kalau tiba-tiba wanita yang kamu sukai ternyata tidak menerima cinta kamu? "     

"Wanita yang aku sukai,,, " axel bicara pelan, dia lalu teringat pada sosok yunna yang pasti membocorkan semua rahasianya itu. Dan axel hanya bisa menarik nafasnya memperlihatkan senyumannya.     

"Lakukan saja yang menurutmu itu baik dan yang terpenting tidak akan menyakitimu " axel menjawabnya dengan sangat kebingungan saat ini, dia tidak tahu perasaannya sekarang ini pada ellen. Karena dia selalu menyayangi ellen sejak dulu sampai saat ini.     

Axel berdiam diri di dalam mobil, dia merasa ada hal aneh yang di lakukan oleh ellen sekarang ini. Dan berharap dia tidak akan melakukan hal yang menghancurkan hidupnya lagi.     

'Kenapa aku tiba-tiba memikirkan tentang dokter kim tadi! ' ucapnya.     

Dia melihat tatapan berbeda dari ayah ellen itu pada ibunya tadi ketika tahu ellen berada di rumah sakit bersama ibunya..     

Nita menoleh ke arah pintu Ketika mereka berdua sedang bicara empat di ruang kerja yoga, tiba-tiba pintu ruang kerja terbuka membuat nita yang sedang memeluk ellen terkejut melihat tiga sosok laki-laki sekaligus berada di balik pintu yang terbuka melihat ellen yang baik-baik saja ketika berada di dekat nita sekarang ini.     

Secara bergantian nita memandangi ketiga laki-laki yang sedang berdiri di balik pintu dan juga memandanginya. Pandangan pertama nita pada sosok yoga yang memperlihatkan senyuman tipisnya dan kedua pada putranya axel yang sepertinya bisa bernafas lega ketika mengetahui ellen berada bersama dengan ibunya ketika foto skandal menyebar luas.     

Dan terakhir nita melihat sosok dokter kim yang sepertinya tidak mengalihkan pandangannya dari sosok nita ketika dia melihat wanita itu di peluk oleh putrinya dengan penuh kasih sayang.     

"Ayah,,, " ucap ellen pelan ketika melihat ayahnya mengetahui keberadaannya.     

Ketiganya masih memandangi nita dan ellen belum mengeluarkan suara.     

"Ibu "     

"Kanita "     

Yoga seketika menoleh ke arah axel dan dokter kim yang bersamaan memanggil nita, dia yang akan memanggil istrinya itu telah di dahului oleh seniornya itu.     

Tatapannya benar-benar lain pada nita, dia seolah sedang menyimpan sesuatu pada penglihatannya ketika melihat putrinya itu sedang menangis dalam pelukan wanita yang bukan ibunya sendiri...     

"Apa ayah menyadarinya juga? " axel kembali pada kehidupan nyatanya dan menyalakan mesin mobilnya untuk segera pulang ke rumahnya.     

Dalam perjalanan pulang, axel yang begitu kelelahan telah menemani ellen seharian tiba-tiba melihat sosok leiya yang berada di depan sebuah mini market dengan seorang gadis kecil. Mobilnya tepat berhenti karena kemacetan di depannya begitu panjang.     

Dia terlihat tertawa senang bersama gadis kecil itu menunggu seseorang, tidak lama kemudian muncul sosok dokter azka dari dalam mini market.     

'Kenapa aku selalu melihat mereka bersama? ' axel bertanya-tanya dalam hatinya, dia tidak tahu apa yang ingin tuhan perlihatkan padanya ketika dia merasa harus menjatuhkan pilihannya pada leiya.     

'Itu,,, ' lalu dia melihat dokter azka menggenggam satu tangan leiya begitu mesra, itu tidak memperlihatkan sebuah hubungan antara pimpinan dan pegawainya.     

Axel terkejut ketika suara klakson mobil dari arah belakangnya, memerintahkannya untuk segera memajukan mobil yang axel bawa.     

Karena ini bukan pertama kalinya dia melihat mereka, membuat axel begitu penasaran dan menepikan mobilnya. Untuk mengikuti leiya yang sedang bersama dengan dokter azka yang juga pimpinannya di tempat dia bekerja sekarang ini.     

'Apa dokter bertamu sampai selarut ini! ' axel masih bertahan di depan rumah leiya yang baru saja dia tahu tadi pagi.     

Melihat semua lampu di rumah leiya membuat axel menafsirkan bahwa dokter azka menginap di rumah leiya. Dan itu membuatnya begitu tidak mempercayainya, mereka bisa melakukan hal seperti yang sedang axel pikirkan sekarang.     

Dia kembali ke rumahnya dengan sisa-sisa tenaganya yang telah habis karena terkejut melihat sesuatu yang membuatnya sangat menyayangkan sosok lembut dan sopan seperti leiya ternyata bisa menyembunyikan sesuatu hal besar yang akan membuatnya aka menjadi olokan semua orang ketika kebohongannya itu suatu saat di ketahui...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.