Meminta ijin
Meminta ijin
"Ada apa? " suara nita membuat yoga tersadar dan tersenyum ke arahnya.
Dia tidak lantas menjawabnya, setelah begitu lama memandangi surat itu dia lalu memeluk nita tanpa bicara apapun dan membuat nita merasa khawatir dan bingung dengan reaksi yoga setelah membaca surat dari axel.
Nita mendapatkan pelukan yang begitu lama dari yoga, bahkan tidak kata-kata yang keluar dari bibirnya membuat nita semakin kebingungan.
"Aku mendapatkan hadiah paling terbaik di tahun ini " yoga melepaskan pelukannya, dia terlihat menghapus genangan air mata yang belum sempat turun dengan senyuman yang begitu memperlihatkan kebahagiaannya.
Nita tersenyum, "syukurlah kalau hadiah dari mereka tetap yang terbaik "
Yoga menganggukkan kepalanya, dia menyodorkan selembar kertas yang tadi dibacanya pada nita.
Setelah menerimanya nita segera membaca surat yang axel berikan pada ayahnya itu.
Ujung bibirnya membentuk senyuman, "akhirnya axel tahu juga kapan waktu yang paling baik untuk dia bisa mewujudkannya "
Nita menoleh ke arah yoga, "jadi sebenarnya axel itu sangat mempedulikanmu sampai dia mengikuti semua keinginan ayahnya "
"Iya, selama ini aku hanya kurang bersabar " ucap yoga, dia lalu menoleh ke arah yunna dan axel yang tertidur di tempat tidur mereka.
"Bagaimana kalau malam ini kita tidur bersama mereka " ajak yoga pada nita.
Nita menganggukkan kepalanya menuruti semua yang dikatakan oleh yoga untuk tidak melewatkan momen tidur bersama anak-anak mereka ditempat yang sama.
Nita memandangi yunna lalu berganti ke arah axel yang akhirnya mengikuti PPDS sebelum dia melanjutkan ke pendidikan spesialisnya nanti.
Dia memberikan hadiah yang paling dinantikan oleh yoga, yaitu melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Setelah tahun lalu mereka sempat memiliki kerenggangan karena axel lebih memilih bekerja di rumah sakit lain daripada melanjutkan pendidikan spesialisnya.
"Terima kasih " ucap yoga yang terbaring di samping axel pada nita yang terbaring di samping yunna.
Nita tersenyum, "yang memberikan hadiah itu kan yunna dan axel, kenapa berterima kasih padaku "
Yoga tersenyum, "karena kamu telah mendidik dan memberikan kasih sayangmu yang paling terbaik sehingga anak-anak kita menjadi sepertimu "
"Tapi kenapa kamu tidak memberiku hadiah tahun ini? " lalu yoga bertanya pada nita.
Nita terlihat berdiam diri sejenak, dia seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Aku lupa,,, " jawab nita pelan dengan wajahnya yang memerah.
"Jahat sekali " yoga menanggapi jawaban dari nita itu dengan tawa kecilnya.
"Itu artinya kamu harus memenuhi semua permintaanku karena lupa ulang tahunku " sambung yoga.
Nita mengerutkan dahinya, "apa itu? "
"Memberikan aku mama muda! " jawab yoga melontarkan candaannya.
Seketika tawa nita muncul mendengar permintaan yoga itu, walaupun dia tahu suaminya itu pasti sedang bercanda sekarang ini.
"Boleh " jawab nita dengan senyuman kecilnya, "pilih saja yang mana yang pak dokter suka nanti, supaya jadi semakin awet muda! "
Yoga menanggapi semua yang dikatakan nita dengan tawa kecilnya, dia senang sekali melihat nita yang setiap kali melontarkan candaan tentang wanita lain dan tanggapan lucunya itu muncul. Jika di rumah sudah begitu sempurna akan sangat bodoh baginya selalu mencari sesuatu yang indah yang hanya muncul sesaat saja.
Wanita yang sudah menjaga axel dengan baik dan melahirkan seorang putri yang begitu cantik dan pintar, yang selalu membuat lelahnya setelah bekerja hilang. Karena kebahagiaannya yang sebenarnya adalah ketika melihat kesuksesan anak-anaknya dan mempunyai anak-anak yang memiliki sikap baik.
"Kenapa ayah baru pulang? " yunna menyadari kedua orang tuanya sudah berada satu tempat tidur bersamanya.
"Aku dan kak axel sudah lama sekali menunggu sampai ketiduran! " sambung yunna berbicara dengan kedua matanya yang tertutup.
Kedua orang tuanya itu menanggapi perkataan yunna dengan senyuman lebar mendengar ucapannya ketika tertidur.
"Ayah " panggil yunna.
"Iya " yoga lalu menyahutinya.
Yunna lalu memperlihatkan senyumannya ketika tertidur, "apa aku boleh jatuh cinta dengan laki-laki yang usianya lebih tua dariku? "
"Atau bahkan sangat jauh berbeda! " sambung yunna.
Yoga terlihat mengerutkan dahinya mendengar pernyataan dari putrinya itu, raut wajahnya menjadi berubah ketika yunna mengatakan hal seperti itu padanya dalam tidurnya.
"Yunna! " nita menyebut namanya pelan seraya menarik nafasnya ketika mendengar yunna yang berani mengatakan hal seperti itu padanya dan juga ayahnya.
Yoga menoleh ke arah nita yang sepertinya bereaksi lain dengannya, dia memperlihatkan senyumannya pada nita serta gelengan kepalanya secara tidak langsung mengatakan pada nita untuk membiarkannya saja. Karena yoga sangat mengenal yunna yang tidak pernah berbohong pada siapapun termasuk dirinya, dia adalah putri yang terbaik yang yoga miliki setelah axel nanti harus melanjutkan pendidikannya.
'Apa yang yunna katakan itu membuat aku tidak bisa tidur! ' nita berbicara dalam hatinya ketika semua kesayangannya telah memejamkan matanya.
Dia satu-satunya orang yang tidak bisa memejamkan matanya setelah mendengarkan perkataan yunna dalam tidurnya yang meminta ijin untuk menyukai laki-laki yang lebih tua darinya.
'Apa mungkin yunna menyukai kakak kelasnya? ' lalu nita bertanya dalam hatinya, jika memang kakak kelasnya itu tidak akan menjadi permasalahan baginya.
'Atau ternyata dia suka dengan gurunya? ' lalu pertanyaan kembali muncul dalam pikirannya.
'Yunna, kamu membuat aku semakin khawatir saja! ' nita lagi-lagi bicara sendiri dan pikirannya masih terus bekerja memikirkannya.
Kekhawatirannya sebagai seorang ibu ketika mengetahui putrinya sedang merasakan jatuh cinta untuk yang pertama kaliny membuat pikiran negatif berdatangan malam ini di kepalanya. Sehingga membuatnya tidak lelap tidur karena merasa ada sesuatu hal yang tidak beres dengan putrinya itu.
"Ayah " suara yunna membangunkannya pagi ini, "maaf kami ketiduran! "
"Yunna kamu berat sekali! " suara axel terdengar ketika yunna yang bicara pada ayahnya berada di atas punggungnya.
"Sekali-sekali kak! " yunna tidak bergeming, "dulu sewaktu aku kecil, kakak sering menggendongku " sambung yunna dengan tawanya.
Yoga yang membuka kedua matanya ketika mendengar suara putrinya itu tesenyum dengan gelengan kepalanya, melihat kelakuan lucu anak-anaknya.
"Terima kasih hadiahnya " ucap yoga beranjak dari tidurnya, dia memberikan usapan lembut di kepala yunna.
Yunna tersenyum lebar dan lalu menggeserkan posisi axel, dan berhasil membuatnya berada di tengah-tengah kedua laki-laki paling tampan di rumahnya.
"Ayah harus mentraktir kami makan! " dia lalu kembali bicara pada ayahnya.
"Ayah kan yang ulang tahun, harusnya ayah yang di traktir " jawab yoga.
"Ya sudah kak axel saja yang traktir! " lalu yunna menoleh ke arah axel yang masih menenggelamkan wajahnya ke dalam bantal.
"Aku lagi yang kena! " ucapnya.
Yoga tertawa kecil, "kapan kamu akan mulai PPDS nya? "
"Terserah ayah saja, aku ikut " jawab axel, "sekarang aku ikuti saja semua perkataan ayah "
Yoga terheran mendengar pernyataan axel yang tidak seperti biasanya, sekarang ini dia melimpahkan semua keputusan padanya setelah beberapa waktu yang lalu meminta padanya untuk memberikannya kesempatan dan mengambil keputusannya sendiri.
"Awas kakak kesiangan antar kak ellen! " yunna lalu mengingatkan axel.
Membuat tubuh axel terperanjat dan terbangun ketika adiknya itu mengingatkannya. Dia melihat ke arah jam di ruangan tidur orang tuanya itu, segera turun dari tempat tidur dan berjalan cepat menuju ke arah pintu. Tapi kemudian teringat sesuatu dan kembali menghampiri ayahnya itu.
"Aku lupa, selamat ulang tahun ayah " ucapnya lalu mencium pipi ayahnya dengan singkat.
"Aku antar ellen sebentar, dan setelah itu kita merayakan ulang tahun ayah! " axel kembali berucap pada yoga, "apapun yang ayah putuskan buatku aku akan menerimanya "
Dia lalu berlari ke arah luar kamar dan meninggalkan ayah dan adiknya yang sedari tadi hanya terbengong melihat axel.
"Ada apa dengan kakakmu? " yoga bertanya pada yunna yang berada di sampingnya.
Yunna tertawa kecil, "jadi kak ellen dan kakak sekarang pacaran, tapi kak ellen harus melanjutkan kuliah kedokterannya dulu. Dan sekarang kak axel juga mau kuliah lagi jadilong distance relationshipnya kena banget! "
Yoga baru mengetahui bahwa ellen pun melanjutkan kuliahnya dan berpacaran dengan axel, padahal wanita yang dia pikir akan menjadi pacarnya itu adalah sosok bidan yang pernah dia ceritakan pada nita.
"Dan kamu " yoga lalu menoleh ke arah yunna merangkul bahu putrinya itu.
"Siapa laki-laki yang lebih tua dari kamu yang akan jadi pacarmu itu? " lalu yoga melontarkan pertanyaannya pada yunna pagi ini.
Wajah yunna seketika memerah dan memandangi yoga yang sedari tadi mengawasinya, sepertinya semalam yang dia katakan pada ayahnya itu tidak di sadarinya melihat reaksi yunna yang sekarang ini begitu terkejut dengan pertanyaannya...