cinta dalam jas putih

Orang Yang Pernah Dibenci



Orang Yang Pernah Dibenci

2"Yunna sedang berada di perjalanan menuju kesini? " axel terkejut ketika mendengar ayah nya yang menelpon nya pagi-pagi sekali dan memberitahukan pada nya bahwa adiknya itu memaksa ingin pergi ke tempat axel sekarang ini.     

"Ayah tidak khawatir di perjalanannya? " lalu axel kembali bertanya pada yoga yang membiarkan adiknya itu pergi sendirian.     

"Kamu tahu adikmu itu " dari jawaban ayah nya itu terdengar bahwa dia sudah berusaha sekuat tenaga agar yunna tidak pergi menghabiskan liburannya di tempat axel.     

"Kalau ibumu tidak sedang seperti ini, kami pasti akan kesana hari ini " ucap yoga pada axel, dari suara nya terdengar sedikit kecewa. Karena dia tahu ayah nya itu ingin axel melanjutkan sekolah nya tetapi belum bisa menerima kenyataan bahwa putra nya itu harus pergi jauh dari pengawasannya.      

"Tidak apa-apa yah " ucap axel, "kasihan ibu, jangan terus menyalahkan ibu sekarang "     

"Dia cuma ingin di rumah akan sedikit ribut dengan tangisan anak kecil dan tentu saja ocehan yunna " sambung axel, dia lalu terdiam sejenak. Kali ini tiba-tiba axel yang merasakan kerinduan pada keluarganya yang memiliki sifat-sifat berbeda tetapi tetap bisa berkomunikasi dengan sangat baik di rumah.     

Dia merindukan ibunya yang selalu memberikan nasehat dan mengingatkan nya ketika ada sesuatu hal tindakan yang menurut nya salah. Dan ayahnya yang walaupun terlihat sedikit cuek pada anak-anak nya tetapi dia selalu memantau dan peduli pada mereka. Yang terakhir adalah yunna yang cerewet dan selalu meminta nya untuk membelikan semua yang yunna inginkan.     

Axel mendengar pintu rumah nya di ketuk oleh seseorang dari luar, dia lalu berjalan menuju ke arah depan rumah nya dan melihat nita yang sudah berdiri di balik pintu dengan tersenyum.     

Axel mengerutkan dahinya karena hari ini dia tidak memakai masker nya, dan rambutnya terlihat sangat rapi dari biasanya. Jika di lihat lebih dekat, warna amber di mata nita itu sangat unik dan dia terlihat cantik tanpa masker itu. Membuat axel bertanya bahwa sepertinya wanita itu sengaja memakai masker yang selalu menutupi wajahnya itu, walaupun alasan yang pasti axel tidak bisa mengetahui nya.     

"Mobil dari dinas kesehatan sudah datang " ucap nita memberitahukan pada axel, tamu yang mereka tunggu sudah berada di wilayah tempat mereka bekerja.     

"Iya " axel menganggukkan kepalanya dan dia lalu berjalan menuju ke arah luar.     

Dia berjalan di samping nita dan memandanginya, "apa dokter obgyn itu masih muda? " lalu axel bertanya pada nita.     

"Tidak muda sekali, tapi kalau di sebut tua dia masih kelihatan keren! " jawab nita, dia mengatakannya dengan membayangkan wajah dokter yang baru saja dilihat nya.     

"Pantas saja kamu tidak memakai masker " axel berucap seraya tertawa kecil menanggapi perkataan nita sekarang ini.     

Langkah nita terhenti mendengar axel mengatakan sesuatu yang membuatnya malu.     

"Ada apa? " axel terheran ketika dia berhenti berjalan setelah axel menyindirnya.     

"Apa aku terlihat seperti itu? " lalu nita bertanya pada axel, dia lalu merogoh saku seragam nya dan kembali mengeluarkan masker medis milik nya dan lalu memakainya kembali.     

Axel tertegun ketika tahu nita kecewa dengan apa yang sudah dia katakan padanya tadi.     

"Yang aku katakan tadi hanya bercanda saja " ucap axel dengan tawa nya yang kaku karena merasa bersalah sudah membuat nita sakit hati.     

"Anggap saja aku tidak mengatakannya tadi " sambung axel, "aku minta maaf "     

"Tapi sudah terucap dan terlanjur aku dengar dokter! " nita mengatakan nya dengan nada yang sangat sedih, sambil melanjutkan langkahnya meninggalkan axel. Dia tidak tahu jika semua laki-laki itu memandang wanita yang berpenampilan berbeda dari biasanya itu hanya untuk menarik hati lawan jenis yang akan di temui nya hari ini. Pemikiran yang sangat pendek menurut nita, membuat nya semakin tidak percaya diri untuk berhadapan dengan siapapun sekarang ini.     

'Apa dia sedang datang bulan? ' axel kebingungan dengan nita yang mudah tersinggung hari ini, 'aku kan tadi nya mau bilang kalau dia itu cantik, tapi dia salah menangkap pembicaraanku! '      

Axel berjalan di belakang nita dengan gelengan di kepalanya, dia lalu membuat sebuah catatan di memori kepalanya bahwa dia tidak boleh menyinggung penampilan seorang wanita atau dia akan selalu menjadi orang yang hidup serba salah di dunia ini karena dia adalah seorang laki-laki.     

Axel berjalan menuju ke sebuah ruangan dimana sudah ada beberapa orang yang berkumpul, kedua rekan nita sedang berbicara dengan petugas lain.     

"Ini dokter kami " nita memperkenalkan axel pada seorang laki-laki yang memakai sebuah jas putih dan terduduk. Dia tengah mengatur sebuah alat medis, USG portabel yang ada di depan nya itu.     

Dia berbalik ke arah axel, dan memperlihatkan wajah nya tersenyum dengan penuh kharismatik ke arah axel yang berdiri mematung setelah melihat nya.     

"Dokter...? " dia bertanya pada axel, karena dia tidak mengenalnya dia menanyakan nama pada axel sekarang ini.     

"Axel " jawabnya, kedua mata nya tidak sedikit pun beralih dari sosok yang duduk di hadapan nya.     

Sosok dokter obgyn yang menanyakan nama axel pun terdiam setelah mendengar nama yang di dengar nya. Sama seperti axel dia pun memandangi axel yang sedang melihat ke arah nya, nama itu seperti satu nama yang tidak asing baginya. Tetapi ketika melihat axel yang memandanginya seperti itu tiba-tiba membuatnya yakin bahwa dia memang sudah mengenal nya lebih dulu. Dan sikap yang dia tunjukkan itu sangat jelas sekali sekarang ini seperti mengatakan, 'kenapa kita harus bertemu kembali? '.     

Axel lalu mendekat ke arah nya dan duduk di kursi yang seperti nya sengaja nita sediakan untuk dia duduk.     

"Dokter axel " panggil nya pelan dengan senyuman tipisnya, "dulu kamu masih sangat kecil, dan sekarang sudah menjadi seorang dokter " dia masih memandangi axel yang kali ini duduk di samping nya.     

Axel tersenyum kaku, "apa kabar dokter edwin? " dia menanyakan sebuah kabar pada seseorang yang sebenarnya dulu sempat dia tidak sukai, dia juga membenci nya karena telah menyatakan perasaan nya dulu pada ibunya. Walaupun dia tahu bahwa wanita yang dia sukai nya itu telah memiliki sebuah keluarga.     

Tawa kecil lalu muncul dari sosok yang adalah dokter edwin, "baik, dan sangat baik setelah aku tahu bahwa aku bertemu dengan mu "     

Kedua mata mereka saling bertemu sekarang ini dan satu sama lain saling memandangi. Satu permbicaraan yang selalu axel ingat sampai dengan sekarang ketika melihat dokter edwin yang mengatakan perasaannya dulu sewaktu berada di sebuah acara pernikahan aditya dan aline...     

"Apa dokter datang dengan pasangan dokter? dan itu alasan kenapa kita bicara seperti ini? " nita memberanikan diri untuk bertanya padanya walaupun sebenarnya dia merasa canggung untuk menanyakan hal itu.     

Ini sangat membuatnya aneh, bicara canggung layaknya inilah pertemuan pertama mereka.     

"Tidak ada pasangan untukku hari ini, dan aku tidak akan pernah mencarinya " jawabnya, "aku kan sudah bilang dulu kalau aku ini tipe manusia monosel, satu kali hidup, dan satu kali saja mencintai seorang wanita "     

Sebenarnya untuk sekilas itu terdengar lucu bagi nita, tapi jika diartikan lebih dalam itu seperti hal yang sangat berlebihan. Dia akan menjadi seseorang yang tidak menikmati kehidupan jika memang benar dia akan melakukan hal yang diucapkannya itu untuk jalan hidupnya.     

"Kita tidak boleh berkata melebihi kekuatan tuhan dokter " ucap nita, "jalan hidup dokter masih panjang dan yang akan menentukannya itu tuhan bukan kita "     

"Akan ada pasangan sejati yang dia ciptakan untuk dokter dan menemani hidup dokter " sambung nita.     

Ada senyuman di wajah dokter edwin, tapi dia merasakan satu kesedihan.     

"Iya, dia memang sudah menciptakannya untukku sekarang " ucapnya, "tapi sepertinya aku harus menunggunya lama "     

Nita tersenyum senang mendengarnya, "benarkah? tidak apa menunggu lama dokter harus bersabar "     

"Benar " dokter edwin menyetujuinya, "apa calon bayimu itu perempuan? "     

Nita mengernyit ketika dia tiba-tiba menanyakan jenis kelamin bayi yang sedang dikandungnya.     

"Iya " tapi tidak membuatnya untuk tidak memperpanjang jawabannya kembali pada dokter edwin, "kenapa? "     

"Karena yang tuhan ciptakan sesuai dengan doaku itu masih berada dalam perutmu "      

Kedua mata nita membulat, dia terbatuk karena terkejut dengan ucapan dokter edwin padanya.     

"Dokter, itukan aneh. Nanti ketika putriku dewasa mungkin dokter sudah sangat tua " kata-kata nita dengan nada manja itu membuat tawa dokter edwin muncul sangat panjang.     

"Dunia ini masih indah dokter, jadi cobalah mencari cinta "     

Dokter edwin tersenyum, "tidak apa, mencintai itu kan dengan hati jadi tidak peduli memiliki raganya atau tidak yang terpenting adalah menjaga cinta itu sendiri "     

"Pedoman yang aneh! " cetus nita pelan, ada tawa kecil di bibirnya. Jika sebelumnya pada seseorang yang menyatakan perasaan dan dia menolaknya tidak pernah ada rasa bersalah kali ini berbeda, ada setitik walaupun begitu kecil dia tentang kehampaan yang tiba-tiba melandanya.      

Nita sendiri pun tidak mengerti perasaan apa yang dirasakannya saat ini, dia pernah merasa seperti ini ketika berpisah dengan yoga beberapa waktu yang lalu.     

"Jadi jagalah calon istriku itu dengan baik dan dia harus lahir kedunia ini " ucap dokter edwin, "jika kejadian yang lalu terjadi lagi dan aku mendengarnya,,, aku tidak akan segan menculikmu dari dokter yoga, membawamu ke tempatku dan menguncinya supaya kamu tidak dapat pergi kemanapun dan hanya aku saja yang melihatmu "     

"Kejam sekali " nita dengan cepat mengusap perutnya dengan lembut mendengarkan ucapan dokter edwin yang menyeramkan.     

"Jadi, hiduplah dengan baik bersama dokter yoga " dia kembali berucap.     

"Tidak bisa memiliki bukan berarti berhenti mencintai dan menyayangi, karena aku mencintaimu aku akan senantiasa mendoakanmu walaupun kamu tidak berada di sisiku dan jauh dari jangkauan pandangan serta pikiranku! "     

Nita terdiam dengan ungkapan indah yang tidak seharusnya dia masukan ke dalam hati dan pikirannya, tapi seperti sebuah dorongan besar yang membuat nita tidak dapat menahannya. Ungkapannya menyayat hati nita seketika.     

"Kanita.. " panggilnya, "kamu tahu betapa kegembiraan sedang meliputiku hari ini ketika melihatmu berpenampilan cantik sekali hari ini, aku menyukainya... "     

"Dokter " nita dengan cepat berbalik tanpa meminta ijin darinya, kedua matanya menangkap sosok dokter edwin yang sedari tadi telah memandanginya.     

Dan axel menyaksikan bagaimana mereka berdua berbicara saat itu, dia belum mengerti mengapa dokter edwin terus menerus mengejar ibu nya dulu. Dia membencinya karena rasa takut nya lelaki itu akan membuat ibu nya berubah dan pergi meninggalkannya.     

...Tetapi sampai sekarang dia baru mengerti bahwa ibunya itu tidak akan pernah dia dapatkan karena sampai sekarang ini dia masih bersama menjadi bagian keluarganya dan bahkan mungkin telah melupakan sosok dokter edwin di dalam hidupnya. Karena axel sangat yakin ayah dan ibu nya itu memiliki kekuatan cinta yang sangat besar...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.