cinta dalam jas putih

Berbaikan



Berbaikan

2Axel terkejut melihat yunna dan nita tengah berjibaku di atas tempat tidur.     

Dengan satu tangan yunna yang menarik rambut nita dan satu tangannya memegang ponselnya.     

Mereka berdua terdiam dan melihat ke arah axel.     

"Aku sudah berdamai kak " yunna merapikan rambut nita yang tadi di acak-acak olehnya.     

Kali ini tidak ada cepolan di kepala nita, rambutnya sudah tergerai karena sudah yunna acak-acak tadi.     

Yunna tersenyum ke arah axel, melingkarkan satu tangannya di bahu nita.     

"Dia cantik kan kak? " tanya yunna pada axel.     

Beberapa kali menoleh ke arah nita yang rambutnya tergerai seperti sekarang ini.     

Axel mengerutkan dahinya mendengar celotehan yunna sekarang ini. Dia tidak berani menoleh ke arah nita sekarang ini, karena dia sudah melihatnya lebih dulu tadi.     

Dia mungkin selama ini menyembunyikan wajah cantiknya di balik penampilan anehnya, mungkin karena dia sudah memiliki tunangan. Dan tidak mau membuat laki-laki manapun jatuh hati padanya, pikir axel. Sebuah metode yang baru axel baca sekarang, setelah setiap hari bertemu dia merasa ada yang spesial dari penampilan nita.     

"Kamu tidak boleh aneh-aneh lagi! " ucap axel pada yunna.     

Dia tidak mau melihat yunna berlaku tidak sopan pada nita yang lebih tua darinya.     

Dan lalu menutup pintu kamarnya kembali membiarkan yunna dan nita berdua di dalam kamar sekarang.     

Yunna tersenyum ke arah nita, "maafkan aku kak "     

Nita mengernyitkan dahinya, ternyata anak kecil yang ada di hadapannya itu tahu juga kesalahannya.     

"Kakak tidak jatuh cinta sama kak axel? " yunna menyikut tangan nita sekarang ini.     

Nita membulatkan kedua matanya, "dokter axel? "     

"Iya, dia itukan keren dan baik juga " ucap yunna, "dia juga dokter "     

Nita tertawa kaku mendengar yunna yang membanggakan sosok kakaknya yang seorang dokter.     

"Tapi kak axel sudah punya pacar! " yunna memperingatinya, dia lalu memperlihatkan foto ellen di ponselnya sekarang ini.     

"Dia calon dokter juga "      

Nita menaikkan kedua alisnya sambil tersenyum memandangi wanita cantik yang seperti seorang model itu.     

"Iya kalau aku mah apa atuh " nita bicara dengan logat sunda.     

Dia jadi merasa insecure pada diri nya sendiri, ketika para dokter memilih pasangan yang satu profesi sedangkan dia hanya pelayan masyarakat yang bisa melanjutkan sekolahnya sampai sebuah akademi saja.     

"Aku juga sudah punya tunangan " nita lalu memberitahukan pada yunna, agar dia tidak mempunyai anggapan bahwa dia akan menyukai axel.     

"Keluargamu dokter, itu alasannya kamu suka sama dokter edwin? " lalu nita bertanya pada yunna.     

Yunna mengelengkan kepalanya, "ibuku juga bidan seperti kakak, nama belakang kalian juga sama "     

"Tapi ayahku tidak mempermasalahkan profesi ibuku " sambung yunna, "cerita cinta mereka aneh, karena ayahku yang bucin sama ibu! "     

"Dia takut, karena kak axel bilang dulu itu ibuku banyak sekali yang suka " bisik yunna pada nita.     

Setelah keributan tadi tiba-tiba mereka menjadi akrab sekarang.     

"Ibuku pintar, dia selalu juara " ucap yunna kembali.     

"Juara apa? " nita lalu bertanya pada yunna.     

"Juara berdebat " yunna cekikikan, "ayahku tidak bisa berkutik jika ibu sudah cerewet "     

Nita tertawa kecil mendengar cerita yunna sekarang ini.     

"Tapi kenapa kamu sama sekali tidak sama dengan keluargamu... " ucap nita pelan, dia meragukan yunna.     

"Jangan-jangan kamu ketuker waktu dilahirkan! " lalu dia menakuti yunna dengan perkataan seram nya kali ini.     

"Jahat sekali! " yunna membulatkan kedua matanya ke arah nita.     

Semua orang mengatakan dia mirip sekali dengan ayahnya, tapi karena yunna banyak berteman dengan laki-laki membuat dia sama sekali tidak bisa lemah lembut seperti ibunya apalagi harus bergaya anggun.     

Nita tertawa kecil, dia lalu membenarkan posisi bantalnya dan berbaring di tempat tidur.     

Yunna ikut berbaring di samping nita, dia memandangi langit-langit ruang tidurnya sekarang ini.     

"Aku ingin cepat menjadi dewasa " ucap yunna pada nita.     

Nita tersenyum tipis, gadis yang membuatnya kesal itu ternyata mudah akrab dengan siapapun.     

"Kenapa? " tanya nita, "supaya kamu bisa berpacaran dengan dokter edwin yang lebih tua dari kamu? "     

"Wah, pikiran kamu mesum juga! " nita mengejek yunna sekarang ini.     

Yunna tertawa kecil, "dasar orang negative thingking! "     

"Karena menjadi dewasa itu bisa memutuskan semua nya sendirian " ucap yunna menjawab pertanyaan nita.     

Nita tersenyum, "aku justru ingin kembali menjadi anak kecil "     

"Kenapa? " kali ini yunna yang bertanya.     

"Karena ketika kecil aku bisa menangis sekencang-kencang nya untuk mendapatkan yang aku mau " jawab nita, "tapi ketika sudah dewasa kita menangis itu untuk diam-diam menyembunyikan keinginan kita "     

Yunna tertegun dia lalu menoleh ke arah nita, "apa seperti cinta bertepuk sebelah tangan? "      

Nita tersenyum menganggukkan kepalanya dan lalu menunjuk ke arah atap kamar.     

"Dan ketika kamu tidak bisa melawan keegoisan laki-laki! " akhirnya dia menjadi meluapkan isi hatinya pada yunna.     

"Tapi kalau aky menyukai dokter edwin apa aku akan menangis seperti itu juga karena cintaku belum tentu terbalas? "      

Nita tertawa kecil mendengar ocehan yunna yang sebenarnya dia sendiri tidak tahu artinya.     

"Kamy harus tahu dulu makna dari semua yang kamu rasakan " ucap nita pada yunna.     

"Kalau kamu suka itu artinya kamu ingin memilikinya " nita lalu memberitahukan nya pada yunna.     

"Kalau kamu sayang, itu artinya kamu ingin membahagiakan orang itu " sambung nita, "dan kalau kamu cinta itu artinya kamu rela berkorban untuk orang yang kamu cintai... "     

Yunna terlihat berpikir untuk beberapa saat sambil menggigit satu jarinya.     

"Aku mau memiliki laki-laki itu dan membahagiakan dia dan tentu nya diriku sendiri " ucap yunna, "tapi aku masih harus berpikir ulang untuk berkorban "     

Nita mengerutkan dahinya, "kenapa seperti itu? "     

"Aku itu mau lihat take and give nya dulu " jawab yunna dengan percaya diri, "kita akan berkorban kalau lihat perjuangan yang dilakukan oleh pasangan kita! "     

"Kalau pacarnya seperti pacar kak nita egois, aku emmoh berkorban! " celetuk yunna.     

Nita tertegun mendengar pernyataan yunna sekarang.     

"Karena mencintai diri sendiri sebelum mencintai orang lain itu penting sekali kata ayahku " ucap yunna lagi, "kalau pacar kakak egois dan tidak mau mengerti kakak itu namanya toxic relationship! "     

"Bukannya bahagia, malah ngebatin! "      

Nita terdiam mendengar semua perkataan yunna, dia tidak sepenuhnya benar dan tidak semuanya salah dari apa yang di katakan yunna tadi.     

Selama memiliki hubungan dia tidak pernah mendapatkan sebuah kepercayaan penuh, tidak pernah bisa mengerti dengan rutinitas pekerjaannya dan sama sekali tidak pernah mengucapkan kata maaf karena selalu menganggap yang dikatakannya semua benar.     

"Mumpung masih pacaran kak " yunna sedikit memprovokasi nita.     

"Kalau sudah nikah lebih ribet nanti " dia kembali mengatakan sesuatu yang menakutkan untuk nita.     

Dia terkejut ketika melihat nita yang tiba-tiba beranjak dan melihat ke arah nya.     

"Kamu tidak boleh bilang siapapun! " cetus nita mengulurkan jari kelingkingnya ke hadapan yunna sebagai bentuk perjanjian mereka menjaga rahasia.     

"Siap! " yunna berjanji pada nita.     

Nita tersenyum lega dan kembali membaringkan tubuhnya.     

"Tapi aku juga tahu pasti kak nita sudah di putuskan oleh tunangan kakak! " ucapan yunna sekarang ini membuat nita kembali mendekat ke arah yunna.     

"Kenapa kamu tahu? " tanya nita dengan wajah tegang nya.     

Yunna tersenyum, "karena kakak tadi mengatakan pacar kakak egois, dan sekarang kakak sama sekali tidak membawa ponsel kakak "     

"Lihat itu kak axel " sambung yunna, "kemana-mana bawa ponsel gegara pacarnya itu tukang marah kalau kak axel lama membalas pesan darinya, apalagi tidak angkat teleponnya "     

"Cuma orang jomblo yang tahan menyimpan ponselnya begitu lama "      

Nita tertawa kecil mendengar celotehan yunna yang sekarang ini benar semuanya, dia membuat nita tertarik untuk berteman dengan yunna karena sikap jujurnya itu dan dia selalu memberikan sebuah masukan yang bermanfaat dan menyemangati. Yunna adalah sosok gambaran sahabat yang sebenarnya, dia tidak pernah mengeluh ketika di repotkan oleh curhatan-curhatan sahabatnya.     

"Mungkin tuhan meminta kak nita mencintai diri sendiri dulu sebelum orang lain " ucap yunna sambil memejamkan kedua matanya.     

"Ibuku selalu bilang, tuhan itu selalu memberikan sebuah makna dari setiap kesedihan yang dilalui oleh semua orang.. "     

Dan nita tidak lagi mendengar yunna bicara, hanya terdengar suara dengkuran halus gadis itu sudah tertidur lelap karena lelah.     

Nita tersenyum melihatnya, rahasia nya sudah di ketahui oleh gadis hebat ini. Tapi dia tidak akan pernah menyesalinya, karena hidupnya adalah untuk semua masyarakat yang membutuhkan pertolongannya...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.