cinta dalam jas putih

Laki-laki paling keren



Laki-laki paling keren

0Pagi ini yunna terbangun tetapi sudah tidak melihat teman satu kamarnya itu di tempat tidur.     

"Dia kemana sepagi ini? " tanya nya.     

Lalu beranjak dari tempat tidur dengan wajah dan rambutnya yang acak-acakan sekali.     

Dia melihat axel yang sudah rapi di depan laptopnya dengan secangkir kopi di mejanya.     

"Kak nita dimana? " yunna bertanya pada axel sambil terduduk di sampingnya.     

"Mandi dulu sana! " teriak axel ketika yunna duduk di sampingnya.     

"Bau!!! " dia menutup hidungnya dengan satu tangannya diperlihatkan pada yunna.     

Yunna memajukan bibirnya dan menaikkan kedua kakinya.     

"Dingin tahu! " ucap yunna.     

Dia lalu memutarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan mencari seseorang.     

"Dimana kak nita? "     

"Di dapur " jawab axel, "kamu harus contoh dia, pagi-pagi sudah bangun dan lihat ruangan ini semuanya dia yang bersihkan! "     

"Dia juga sedang membuatkan sarapan " sambung axel.     

Yunna menaikkan kedua alisnya, "enak di kakak tapi nggak enak di aku! "     

"Keenakan sekali kakak dilayani seperti itu " sambung yunna berucap, dia mendelik ke arah axel dan memandanginya dengan penuh     

kekesalan.     

"Kakak yang bilang kalau kak nita itu bidan " ucap yunna, "bukan asisten rumah tangga! "     

Lalu yunna beranjak dari duduknya, "kecuali kak axel jatuh cinta terus jadiin dia istri kakak! "     

Axel membulatkan kedua matanya, satu tangannya sudah memegang bantal yang ada di kursi dan bersiap dia lempar ke arah yunna yang bicara hal yang tidak mungkin itu.     

"Nggak kena! " yunna menjulurkan lidahnya ke arah axel dengan menyimpan kedua tangannya di telinga kiri dan kanan mengejek axel yang sudah termakan oleh candaannya sekarang.     

Wajah kakaknya itu memerah karena malu, dan yunna senang. Tidak masalah baginya jika kakaknya akan jatuh cinta dengan siapapun, hanya saja dia senang sekali membuat pikiran dan hati hati kakaknya itu teracuni sekarang.     

Supaya kakak tahu bagaimana sulitnya menjadi lelaki yang setia, pikir yunna.      

'Karena yang membuat nyaman itu pasti akan kalah dengan seseorang yang selalu ada setiap waktu! ' celetuknya dalam hati.     

Ternyata dia meragukan hubungan axel dan ellen sekarang.     

Walaupun kakak nya itu terlihat dingin dan tidak peduli tapi di dalam hatinya tidak ada satupun yang tahu dan yunna yang bisa menebaknya.     

"Aku sudah buatkan kamu nasi goreng " ucap nita pada yunna yang berjalan ke arahnya dengan membawa handuk.     

Yunna sepertinya akan mandi, tetapi begitu mencium harum masakan yang nita buat dia berbelok arah.     

"Kamu seperti ibuku " ucap yunna sambil tersenyum dan memasukkan satu suap nasi goreng ke dalam mulutnya.     

"Kalau setiap hari kak axel di masakin seperti ini, pasti kalian cinta lokasi nanti! " celetuk yunna.     

Nita mengerutkan dahinya, lalu tawa kagetnya muncul mendengar semua yang dikatakan oleh yunna.     

"Setiap hari? " suara nita melengking.     

Lalu tawanya kembali muncul, "aku bekerja disini bukan buat nasi goreng setiap pagi! "     

"Aku buatkan hari ini saja! " cetusnya, "kasihan lihat kamu yang terbiasa bangun langsung tinggal makan ketika dirumah "     

"Besok, besok bikin sendiri! " sambung nita dengan gelengan kepalanya.     

Yunna tertawa kecil, dia belum bisa mengatakan apapun karena masih sibuk dengan makanannya. Jika di rumah ayah dan ibunya lihat dia berbicara ketika makan sudah di pastikan dia mendapatkan omelan.     

Jadi yunna memutuskan untuk menghabiskan makanannya lebih dulu dan meminta nita untuk menunggunya.     

"Ayo taruhan " ucap yunna pada nita setelah dia menyelesaikan makanannya.     

"Kalau kalian tidak jatuh cinta nanti... " yunna memikirkannya lebih apa yang dia katakan sambil melihat kedua mata nita dengan dalam dan menggelengkan kepalanya.     

"Tapi kamu akan memilih orang lain " sambung yunna, "kamu terlalu memikirkan perasaan orang lain daripada perasaan sendiri "     

Nita menganga mendengar ucapan yunna yang seperti sedang meramal kehidupannya sekarang ini.     

"Apa maksudmu? " nita bertanya dengan kedua matanya yang kesulitan untuk berkedip karena begitu terkejut dengan apa yang yunna katakan padanya.     

"Aku kan sudah bilang " ucap yunna sambil beranjak dari duduknya.     

"Seberapa penting kita mencintai diri sendiri lebih dulu sebelum akhirnya memutuskan untuk mencintai orang lain " anak kecil itu mulai memberikan sebuah nasehat pada nita.     

Dia lalu tersenyum ke arah nita yang masih terbengong dengan perkataannya.     

"Jangan terus bersembunyi disini hanya untuk menghindari melihat mantan kamu sedang bahagia! " yunna akhirnya mengatakan sesuatu yang kembali membuat nita tidak bisa mengatakan apapun.     

"Pasti kakak bingung aku tahu darimana " dia lalu tertawa melihat nita kebingungan seperti itu.     

"Karena aku adalah gadis aquarius! " celetuknya, "aku cukup melihat mata saja sudah tahu apa yang kakak pikirkan "     

"Apa maksudnya? " nita bertanya dengan wajah tegang dan tawa datarnya.     

"Semakin lama kakak bersama dengan laki-laki keren itu.. " yunna menunjuk ke arah axel, "semakin tumbuh rasa suka! "     

Yunna lalu meninggalkan nita yang terkejut dengan ucapan nya, masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya.     

Nita mengerutkan dahinya, dan tawa kesalnya muncul.     

"Dia sedang menakutiku sekarang? " ucapnya kesal.     

Walaupun tadi itu dia sempat termakan oleh ocehan gadis cerewet itu, dia lalu tertawa. Sebesar apapun keinginannya untuk mempunyai pasangan berprofesi sama dengannya, cita-cita nya tidak akan dia buat setinggi nirwana. Karena dia tahu ada di level berapa dirinya sekarang, jadi mana ada seorang dokter yang meliriknya. Semua itu membuat dia menertawakan dirinya sendiri yang sempat terbawa perasaan ketika mendengar ucapan yunna.     

'Apa dia takut aku merusak hubungan dokter axel? ' tanya nita kembali pada dirinya sendiri.     

Gelengan kepalanya kembali muncul mengingat semuanya, dia tertawa. Secantik apakah dirinya sampai bisa membuat laki-laki tergila-gila padanya.      

Nita menarik nafasnya dalam-dalam dan mengambil piring lain yang berisi nasi goreng buatannya.     

"Ini bagian dokter " nita menyimpan piring berisi nasi goreng itu sedikit melempar.     

Beruntung piring itu tepat tersimpan di atas meja dan tidak tumpah.     

"Cuci sendiri piringnya! " cetus nita.     

Dia sudah membersihkan semua peralatan makan di dapur sebelum memasak tadi, ternyata memang laki-laki sepertinya tidak memikirkan untuk membersihkan peralatan seperti itu di dapur pikir nita.     

Dan kali ini axel berpikir dan tersadar kenapa dia menjadi begitu baik hati membuat kan sebuah sarapan untuk axel dan yunna.     

Dia akhirnya tahu bahwa seperti inilah mungkin kehidupannya, ketika semua niat baiknya tidak selalu di terima dengan baik juga. Terkadang ada orang yang mencurigainya menginginkan suatu balasan dari semua kebaikannya.     

"Terima kasih " ucap axel.     

Tapi dia heran melihat sikap nita yang aneh sekarang, dia berdiri jauh sekali darinya. Dan menghindari bertatapan mata dengannya.     

"Ada apa? " axel mencoba menanyakannya pada nita.     

Nita kebingungan untuk menjawabnya, beruntung dia tertolong oleh sebuah ketukan pintu di rumah dinas axel sekarang ini.     

"Biar aku yang buka " dengan cepat nita berjalan menuju ke arah pintu dan membukanya.     

Nita membuka pintunya dan tertegun melihat sesosok lelaki dengan jaket berwarna hitam berdiri di depannya sekarang ini.     

Wajahnya seperti ahjussi keren yang dia lihat di sebuah aplikasi yang menyajikan banyak drama korea.     

Tatapan matanya yang teduh dengan senyuman manis dari bibir yang berwarna merah muda yang terlihat sekali bahwa hidupnya sehat tanpa rokok.     

Jantung nita berdebar kencang sekali sekarang ini, kedua matanya seperti mendapat sebuah asupan vitamin ketampanan yang mencerahkan pandangannya.     

Sekarang ini dia mulai kesulitan untuk mengatakan apapun, bibirnya seperti terkunci rapat.     

"Dokter axel ada di dalam? " dan suaranya pun mengalahkan kemerduan penyanyi favorit nita.     

Membuat dia hanya bisa menjawab dengan anggukkan kepalanya, dan memindahkan posisi tubuhnya agar tidak menghalangi sosok paling tampan itu masuk ke dalam rumah dokter axel.     

Nita melihat du seniornya di sudut lain yang melambaikan tangannya ke arah nita agar mendekat ke arah mereka.     

"Dia tampan sekali! " cetus yosi pada nita.     

"Itu siapa? " tanya nya pada nita.     

Nita mengangkat kedua bahunya, karena walaupun tadi mereka begitu dekat dia tidak sempat mengatakan apapun karena terlalu terkesima oleh aura yang dilihatnya sekarang.     

Jika setiap hari dia melihat semua yang manis itu pasti dia akan terus mengalami epistaksis karena terlalu membuat pikirannya terbebani dengan sosok tampannya...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.