Pacar Dadakan
Pacar Dadakan
Dia telah bersiap dan mengemudikan mobilnya dengan pelan karena suasana jalan yang ramai.
"Sekarang wanita ini profesinya pengajar " ucap dokter edwin pelan.
Dia tersenyum menggelengkan kepalanya mengingat putranya itu begitu bersikeras untuk mencarikan seorang pasangan untuknya.
"Daddy jangan lupa kencan hari ini! " keydee menghubunginya tadi ketika dia masih berada di rumah sakit dan baru saja selesai melakukan sebuah operasi gynekologi pada pasien yang tiba-tiba datang dengan penyakit kista torsi.
Dia hanya bisa menurutinya agar keydee tidak merajuk lagi nanti padanya.
Dari kejauhan dia melihat sosok yang sepertinya pernah dia lihat, tetapi dia lupa dengan namanya. Sosok anak perempuan seusia putranya yang wajahnya mengingatkan dia pada kanita. Tengah berdiri di sebuah halte bus dan masih lengkap menggunakan seragamnya.
Dokter edwin menepikan mobilnya dan menurunkan kaca mobilnya agar bisa menyapa anak perempuan itu.
"Siapa nama anak itu ya.. " dokter edwin mencoba mengingat namannya sekarang sambil terus melihat ke arahnya yang tidak menghiraukannya.
Ketika kedua mata mereka berpandangan, anak perempuan itu tersenyum lebar dan berjalan mendekat ke arah mobilnya.
"Paman dokter! "
"Kamu temannya key dan adiknya dokter axel? " dia memastikan bahwa apa yang sedang diingatnya itu adalah benar.
"Iya, dokter. Aku yunna! " dia menjawab dengan disertai anggukkan di kepalanya dan juga senyuman yang paling manis yang akhirnya dapat dilihat kembali oleh dokter edwin.
"Kamu belum pulang? " tanyanya pada yunna, "kenapa tidak ada yang menjemputmu? "
"Ayah tadi telpon masih ada operasi " jawabnya, "jadi setelah pulang latihan taekwondo aku pulang sendiri "
"Masuklah " ajaknya sekarang, "biar paman antar "
Wajah yunna seketika berbinar, tanpa berpikir lagi dia langsung masuk ke dalam mobil dan senyum-senyum ke arah dokter edwin yang memberinya sebuah tumpangan untuk pulang.
'Aku tidak akan melewatkan kesempatan bagus! ' cetus yunna dalam hatinya, 'jadi sekarang ini aku bisa puas-puasin lihat wajah paman dokter yang keren ini!!!! '
Yunna memekik dalam hatinya sekarang, sosok yang usianya sangat berbeda jauh dengannya itu masih sangat gagah. Kulitnya masij terlihat kencang, dan wajahnya pun lebih glowing dari teman-temannya yang lain. Jari-jarinya yang lentik dan memegang kuat kemudi mobil membuat khayalan yunna semakin liar.
Beruntung air liurnya tidak menetes sekarang ini, dia benar-benar tidak bisa mengontrol dirinya ketika orang paling tampan setelah ayahnya yang menjadi idolanya itu berada satu mobil dengannya.
Kriukk...
Suasana pun berubah, ketika terdengar bunyi dari perut yunna. Wajahnya memerah ketika dokter edwin tersenyum dan menoleh ke arahnya.
"Kamu terlalu sibuk sampai lupa untuk makan? " tanya dokter edwin menahan tawanya.
Yunna menurutnya sangat menggemaskan, berbeda dengan ibunya yang selalu bersikap sangat feminim.
"Apa paman dokter mau mentraktirku makan? " tiba-tiba yunna berinisiatif untuk meminta dokter edwin mengajaknya makan malam di suatu tempat.
Dia benar-benar tidak pernah membuang kesempatan emas sekarang ini.
"Tapi nanti orang tua kamu khawatir karena kamu belum pulang " ucap dokter edwin.
Yunna tersenyum, "paman dokter boleh meminta bantuanku supaya hari kencan paman dokter dengan calon mommy yang keydee pilihkan akhirnya gagal juga! "
Dokter edwin mengerutkan dahinya, dia malu sekali.
"Paman dokter jangan malu! " lagi-lagi yunna bicara, "key suka menceritakan semuanya padaku, sudah lebih dari calon mommy yang dia pilih tidak ada satupun yang berhasil "
"Key tidak tahu saja, kalau cinta itu tidak bisa sekali kencan langsung tumbuh rasa suka! " sambung yunna, dia mengatakan itu seolah yunna adalah anak perempuan paling bijak sekarang ini.
"Mungkin saja jodoh paman dokter itu aku! " celetuknya dengan penuh percaya diri, "cuma belum ada jalan aja buat hati kita saling klop gitu!! "
Mendengar itu tawa dokter edwin pecah, yunna berbicara hal lucu dan mengejutkan. Gadis belia dan memiliki masa depan yang sangat panjang itu seolah memperlihatkan bahwa dia sedang tergila-gila pada laki-laki yang layak dia panggil dengan sebutan ayah.
"Oke, kita sepakat. Yunna bantu paman dan hadiahnya kamu bisa makan enak " tapi entah kenapa dokter edwin menyetujui tawaran gila yang yunna lontarkan padanya.
Dia sedang ingin menolak semua kencan yang putranya sudah atur itu secara halus dan baik-baik agar tidak ada yang tersakiti. Dan keydee tidak marah padanya.
"Paman dokter diam saja jangan bicara apapun! " cetus yunna dengan suara pelan ketika mereka berdua sedang berjalan menghampiri wanita terakhir yang di atur oleh keydee.
"Iya, baiklah " dia menurut saja dengan apa yang dikatakan oleh yunna.
Mereka telah sampai di tempat duduk dimana seorang wanita berambut pendek dengan menggunakan blazer berwarna abu, setelah saling berjabat tangan yunna yang duduk di samping dokter edwin tiba-tiba merangkulkan tangannya di satu tangannya.
"Sebenarnya kami sudah lama menjalin hubungan " ucap yunna dengan penuh percaya diri, "cuma daddy masih takut untuk bilang pada anaknya kalau dia jatuh cinta pada perempuan sangat muda! "
"Karena ibu adalah guru private matematikanya, daddy jadi segan untuk menolaknya " yunna lagi-lagi mengatakan hal yang sama sekali tidak di bicarakan lebih dulu dengan dokter edwin.
Wajahnya memerah ketika melihat tatapan guru private keydee padanya yang seperti itu. Dia seolah memperlihatkan rasa jijiknya karena kelakuannya yang bisa dikatakan menyimpang karena menyukai anak-anak perempuan yang belia dan masih mengenakan seragam.
Tapi karena semua permainan ini sudah di tengah jalan dia tidak bisa berhenti dan melanjutkan membiarkan yunna gadis belia yang cantik itu sebagai pacar dadakan yang hanya berpura-pura saja.
"Maaf saya mengganggu waktu ibu guru... " dokter edwin beranjak dari duduknya ketika wanita terakhir pilihan keydee pun akhirnya menyerah dan memutuskan untuk pergi sebelum acaranya selesai.
"Waktunya aku makan!!! " yunna sudah menelan air ludahnya bulat-bulat ketika dia melihat semua makanan yang tersaji di depannya.
Sayang sekali jika semua makanan lezat itu tidak sedikit pun di masuk ke dalam perut. Karena di rumahnya dia sudah terbiasa untuk tidak membuang-buang makanan, jadi semua makanan itu dimakannya.
Dokter edwin menganga melihat yunna yang memakan semua makanan yang di pesan dan tidak terjamah karena di tinggal pergi oleh pemesannya karena kecewa melihatnya membawa seorang pasangan.
"Ayo, cepat paman dokter!!! " yunna terus saja bicara ketika berada di dalam mobil.
Setelah selesai makan yunna mendapat telepon dan dia dengan cepat meminta dokter edwin mengantarnya pulang.
"Sebentar yunna jalanannya ramai " ucap dokter edwin.
Dia tidak bisa menikung kendaraan lain karena jalanan yang penuh dengan kendaraan.
"Berhenti saja paman daddy! " yunna dengan cepat mebenarkan posisi tas di punggungnya.
"Kamu mau apa? " dokter edwin terkejut ketika melihat yunna yang membuka pintu mobilnya.
"Rumahku di depan sana " jawab yunna, "aku bisa lari dengan cepat agar bisa sampai tepat waktu "
"Ibu sudah memarahiku dan dia memberiku waktu lima menit saja untuk sampai di rumah, atau nanti aku dapat hukuman menakutkan! "
Dia tersenyum ke arah dokter edwin, "terima kasih makanannya "
"Oh, iya " yunna berhenti dan mengatakan sesuatu kembali, "aku boleh kan panggil daddy dokter juga seperti key? "
Dokter edwin tersenyum tipis mendengar permintaan yunna itu.
"Tentu saja boleh " jawabnya.
"Terima kasih daddy dokter!!! " ucapan terakhir yunna sebelum akhirnya dia keluar dari mobil menerobos semua mobil-mobil yang berjajar dan berlari dengan cepat.
Tawa kecil dokter edwin dengan gelengan kepalanya.
'Dia lucu walaupun berbeda dengan kanita ' ucap dokter edwin menilai sikap yunna.
Senyumannya tidak pernah menghilang sedikitpun dari wajahnya. Ini pertama kalinya dia merasa bahagia setelah sekian lama selalu ada ruang kosong dan dingin dalam hatinya.
Perempuan muda dan cantik itu ternyata bisa menghangatkan suasana hatinya sekarang, dan dia juga merasa senang ketika yunna pun memanggilnya dengan sebutan daddy sama seperti putranya.
Sepertinya dokter edwin tidak peduli bahwa nanti dia akan mendapatkan sebuah introgasi dari keydee, semua wanita terbaik yang dipilihkan olehnya tidak ada satupun yang membuat hatinya nyaman dan hangat seperti ketika yunna membuatnya tertawa...