cinta dalam jas putih

Penolong Bagi leiya



Penolong Bagi leiya

1Namaku catleiya mahasiswi kebidanan semester akhir , hari ini adalah ujian akhir program yang harus aku lalui ketika aku kuliah di tahap akhir. Tahap yang menentukan aku memiliki kompetensi atau belum, semua teman-temanku sudah bersiap dengan belajar dari daftar tilik yang mereka pegang dengan mengikuti gerakan sesuai dengan yang di instruksikan.     

"Leiya " panggil noor teman satu kelasnya, "kenapa kamu tidak belajar? "      

Dia melihat leiya yang malah tertidur di kursi yang sengaja disimpan di depan ruangan khusus untuk ujian.     

"Aku bukan kalian anak-anak orang kaya yang kalau mau ujian tinggal minta ke orang tua! " leiya bicara dalam tidurnya, dia baru pulang subuh tadi ketika akan ujian di kampusnya setelah satu bulan ini dia harus setiap hari bekerja di sebuah hotel di bagian cleaning service untuk bisa membayar uang ujiannya.     

Setelah ujian ini berakhir dan dia mendapatkan ijasah dengan cepat dia akan mencari pekerjaan yang lebih baik dari sekarang.     

'Wangi sekali! ' leiya mencium  aroma parfum kayu-kayuan berkelas masuk melewati hidungnya. Dari wanginya saja dia sudah membayangkan lelaki keren dan macho yang memakainya, tapi karena kedua matanya dia rasa berat membuatnya enggan menoleh ke siapa pemakai parfum tersebut.     

"Leiya! " noor menyikut leiya yang tertidur membuat tubuhnya tergeser dari meja.     

"Noor!!! " teriak leiya marah, dia sedang ingin mengistirahatkan tubuhnya yang sangat lelah.     

"Dokter azka! " teriaknya, "dia yang nguji kita!! "     

Leiya mengerutkan dahinya dan terkejut, ternyata laki-laki yang memakai parfum itu adalah dokter azka yang menjadi dosen obstetri patologinya. Lalu tangisannya muncul, dia terkenal sangat perfeksionis ketika sedang ujian. Semua harus sesuai dengan teori dan dia juga sangat irit bicara.     

"Ya tuhan semoga aku tidak kebagian penguji itu! " leiya berdoa dalam hatinya.     

Dia menunggu namanya dipanggil sedari tadi tetapi semua temannya sudah masuk dan keluar setelah menyelesaikan ujiannya.     

'Aku kan sudah membayar uang ujian ' ucap leiya.     

Tapi dia belum juga dipanggil untuk ujian, hari sudah hampir sore dan tidak ada lagi teman-teman yang lain. Hanya tinggal dirinya sendiri dan belum terpanggil sampai saat ini.     

"Leiya " lalu namanya dipanggil dari arah pintu yang terbuka.     

Leiya dengan cepat masuk ke dalam ruangan yang seketika membuat seperti berada di sebuah wilayah kutub utara. Tangan dan wajahnya terasa membeku terlebih ketika mata tajam dosen penguji memandanginya.     

'Tamat deh riwayat ujianku! ' leiya tetlemas ketika melihat sosok dokter azka yang menjadi pengujinya sekarang ini.     

Leiya duduk di kursi yang disediakan berhadapan dengan dosen pengujinya, kali ini dia tidak sama sekali melihat ke arah leiya. Terfokus pada kertas ujian yang dipegangnya.     

"Kamu kedatangan pasien ibu hamil sembilan bulan dengan keluhan mules-mules dan sudah keluar darah bercampur lendir dari jalan lahir " dia menyebutkan soal pertama pada leiya berbentuk sebuah kasus.     

"Lakukan langkah pertama " sambungnya masih tidak melihat sosok leiya.     

"Anamnesa lebih dulu " jawab leiya.     

"Apa yang kamu anamnesa? " dia kembali diberi pertanyaan.     

"Umur ibu, kehamilan keberapa, riwayat persalinan dan,,, " leiya terlihat berpikir cukup panjang untuk melanjutkan anamnesanya.     

Dia melihat ke arah dosen pengujinya yang ternyata mengawasinya sedari tadi, matanya menangkap tatapan mengagumkan itu. Semua jawaban yang sudah dia siapkan buyar seketika di awasi seperti itu.     

"Kenapa diam? " tanya dengan dingin, "apa lagi "     

"Riwayat pernikahan,,,, " leiya menjawab dengan ragu.     

Terlihat senyum tipisnya mendengar jawaban leiya, "alasan kamu tanyakan riwayat pernikahan apa? kamu bidan yang suka gosip jangan-jangan nantinya! "     

Wajah leiya seketika memucat mendengar dosen pengujinya itu mengomentari jawabannya.     

"Ada satu hal penting yang harus kamu tanyakan selain itu! " dia tidak bicara tinggi tetapi penekanannya begitu terdengar jelas oleh leiya.     

Leiya memandangi wajah dosen pengujinya itu yang semakin membuatnya hilang jawaban. Mulutnya serasa membeku untuk bicara.     

Dia memandangi leiya yang hanya menatapinya.     

"Hari pertama haid terakhir,,, " ucap leiya pelan.     

"Nah, itu yang harus kamu tanyakan " dia terlihat gereget ingin mendengar jawaban itu sedari tadi.     

Leiya memperlihatkan tawa kakunya,  pada dosen pengujinya itu.      

"Hari pertama haid terakhirnya tanggal adalah tanggal dua delapan bulan desember tahun dua ribu lima belas " dia kembali memberikan soalnya.     

Leiya mulai menghitung usia kehamilan dari pasiennya sesuai dengan yang disebutkan oleh dosen pengujinya itu.     

"Usia kehamilan sekarang tiga puluh delapan minggu " jawab leiya dengan pasti.     

Dia menganggukkan kepalanya menunjukkan bahwa yang dijawabkan oleh leiya benar.     

"Lakukan pemeriksaan selanjutnya pada pasienmu pada phantom " dia pun memerintahkan leiya untuk melakukan praktek pemeriksaan objektif pada pasien di hadapannya dengan melakukan semua praktek sesuai dengan daftar tilik yang dia baca.      

Dan dosen pengujinya menceklis semua tindakan yang dilakukan oleh leiya sekarang.     

"Kamu ingat, di fundus teraba bagian keras dan melenting " dia kembali bicara pada leiya yang sedang melakukan pemeriksaan palpasi pada pasiennya.     

Leiya mencatatnya dalam ingatannya, dan kembali melanjutkan ujian prakteknya.     

"Pembukaan tujuh centi, ketuban sudah negatif dan bagian terendah janin teraba bokong kaki " dan pertanyaan terakhir leiya pun muncul, "apa yang kamu lakukan? "     

Leiya terdiam sejenak, "saya rujuk saja "     

"Kenapa? itukan multipara, dan sudah pembukaan tujuh centi " ucapnya, "kalau kamu simpan dan kamu lahirkan pasti nanti kamu akan dapat uang! "     

"Karena saya belum punya sertifikat " jawab leiya, "dan letak sungsang itu adalah kejadian patologis jadi itu sudah bagian pihak rumah sakit "     

Tawa kecilnya muncul mendengar jawaban leiya kali ini, dia menganggukkan kepalanya.     

"Tapi kamu harus tindakan persalinan dengan letak sungsang " ucapnya.     

Leiya menganggukkan kepalanya, dia melakukan ujian praktek persalinan dengan letak sungsang. Tangannya terlihat bergetar ketika melakukan ujian praktek itu.     

"Jangan memegang seperti itu! " terdengar suara berat di belakang leiya yang membuatnya terkejut melihat sosok dosen pengujinya sudah berdiri di belakangnya, dan memegangi tangannya membenarkan cara yang harus leiya lakukan.     

Dan hasilnya leiya bukan fokus pada ujian prakteknya tapi justru memandangi wajah dosen pengujinya itu.     

Senyuman tipis terlihat dari wajahnya, membuat leiya semakin tidak berkonsentrasi dan membuat tangannya menyenggol partus set yang tersimpan disampingnya.     

Membuat leiya memperlihatkan wajah nya yang terkejut dan mulai berkaca kedua matanya.     

"Sudah selesai " ucapnya.     

Dia menyudahi semua praktek yang harus dilakukan oleh leiya hari ini, leiya membereskan semua alat partus set yang dia jatuhkan tadi. Lalu duduk setelah selesai membereskan partus set itu.     

Mata leiya yang bertemu dengan kedua mata yang menyejukkan itu membuatnya terkagum memandangi laki-laki mapan dihadapannya. Dia selalu mempunyai sebuah cita-cita untuk memiliki seorang suami yang beprofesi dokter. Tapi dia tahu diri bahwa tidak akan ada dokter manapun yang memandangnya.     

Leiya berjalan lemas walaupun dia mendapatkan kabar gembira bahwa dia lulus ujian dengan nilai baik, tapi harus kembali bekerja untuk membayar hutang-hutang yang dipinjamnya membayar ujian itu.     

"Maaf aku telat! " leiya yang malam ini sudah berganti pakaian seragam petugas cleaning service berlari ke arah ruangan tempat semua pegawai berkumpul.     

"Iya, tidak apa " jawab teman satu pekerjaan dengannya, "aku operkan ke kamu, kamar nomor satu kosong sembilan di lantai empat minta di bereskan "     

"Iya siap " leiya segera mengambil barang-barang yang akan dia pakai untuk membersihkan kamar nomor satu kosong sembilan, dia satu-satunya teman leiya yang selalu membantunya ketika terlambat datang ke tempat kerjanya.     

Dia mengetuk pintu kamar yang akan dibersihkan olehnya, setelah menunggu lama pintu kamar terbuka.     

"Room service " ucap leiya dengan senyuman.     

Dan seketika memudar setelah melihat sosok di balik pintu adalah dosen pengujinya tadi,  dokter azka.     

Leiya mematung, dia hanya berdiri tanpa suara apapun dan matanya sulit untuk mengedip melihat sosok di hadapannya.     

Kali ini habislah dia, setelah tadi dia menjatuhkan partus set ketika ujian dan kali ini harus bertemu lagi dengannya.     

"Kenapa kamu disini? " dia bertanya pada leiya yang masih berdiri.     

"Saya bekerja disini dokter " jawab leiya dia tidak berani melihat ke arah dosennya itu.     

"Apa saya boleh membersihkan ruangannya? " leiya bertanya pada pengujinya itu.     

Sosok laki-laki itu mengijinkan leiya masuk ke dalam ruangan dan membersihkannya.     

'Matilah aku! ' pekik leiya dalam hatinya dia membersihkan ruangan dengan ketakutannya.     

'Kenapa juga harus menginap di hotel ini! ' dia kembali berkata dalam hatinya dan tidak berani melihat sosok dokter azka yang duduk di sebuah sofa membaca sebuah buku sesekali mencuri pandang ke arahnya.     

Leiya semakin mempercepat pekerjaannya, dia ingin segera keluar dari ruangan itu agar dia tidak selalu merasa diperhatikan.     

"Jadi kamu bekerja disini malam hari dan tertidur ketika menjelang ujian? " dia bertanya pada leiya yang hampir menyelesaikan pekerjaannya.     

"Saya bekerja disini sampai mendapatkan ijasah nanti " jawab leiya sambil terus bekerja, dia tidak pernah meminta dilahirkan dari keluarga yang ketika ayahnya meninggal ibunya telah menikah lagi dengan laki-laki yang lebih muda dan semua harta peninggalan ayahnya telah habis dipakai.     

Tapi dia mempunyai cita-cita dan tekad yang kuat, sampai semua pekerjaan pun akan dilakukannya. Hanya menjadikan ketidakmampuannya sebagai motivasi pada dirinya untuk tidak menyerah pada keadaan. Dan dia bisa membuktikannya, menyelesaikan kuliahnya selama tiga tahun.     

"Sudah selesai dokter " leiya akhirnya menyelesaikan pekerjaannya.     

Dia hanya menganggukkan kepalanya tanpa melihat leiya sedikitpun ketika keluar dari ruangannya.     

Perasaan kagum leiya pada laki-laki itu muncul dengan sendirinya, dia seperti menemukan sosok sang ayah darinya.      

'Leiya dia sudah punya istri! ' cetus leiya ketika selesai bekerja dia beristirahat sejenak dan duduk di ruang emergensi di dekat lift.     

Dia masih teringat dengan sosok dokter azka yang terlihat lain ketika dia tidak menggunakan jas putihnya.     

'Kenapa aku memikirkannya terus! ' leiya memukul kecil kepalanya yang mulai aneh karena selalu memikirkan laki-laki yang tidak mungkin akan menyukainya.     

"Kamu sedang apa duduk disini? " suara dokter azka yang leiya kenal terdengar dari arah belakangnya.     

Leiya tersenyum kaget, "saya sedang istirahat sebelum pulang dokter " karena dia adalah pekerja paruh waktu dia hanya bekerja selama enam jam saja, dan peraturan seperti itu yang membuatnya bisa melanjutkan sekolahnya. Selain dari hadiah beasiswa yang pernah dia dapatkan ketika masuk kuliah. Ada beberapa biaya yang tidak harus dibayarnya, dia pun bisa bekerja di hotel ini karena bantuan noor yang ayahnya adalah pemilik hotel tempatnya bekerja.     

"Kebetulan sekali " ucapnya, "apa kamu mau saya antarkan? "     

"Apa " leiya terkejut ketika dia mendapatkan tawaran untuk pulang dengannya.     

Leiya memperlihatkan senyuman kakunya, dia tidak tahu akan seperti apa diantar seseorang yang terhormat di tengah malam seperti ini.     

"Saya tunggu kamu di lobi hotel " dia lalu berbalik tanpa mendengar lebih dulu jawaban dari leiya.     

'Bagaimana ini! ' leiya ketakutan.     

Dia menuju ke ruang ganti sambil terus memikirkan hal yang belum terjadi, dia tidak mau jika tiba-tiba istrinya datang dan memakinya di depan orang banyak sambil menarik rambut dan pakaiannya seperti yang pernah dia lihat di sebuah media sosial.     

'Tapi aku kan tidak berbuat apapun! ' cetus leiya dalam hatinya, sambil melihat sosok dokter azka yang setelah mendapati leiya telah selesai berganti baju berjalan lebih dulu menuju ke area parkir.     

"Masuklah " dia bicara pada leiya dari dalam mobil yang sengaja dia buka untuk leiya.     

Sebuah mobil yang bagi leiya adalah mobil mewah itu menunggu dia masuk ke dalamnya, dengan sosok laki-laki bertubuh tegap memakai kemeja berwarna abu.     

"Kamu sudah makan? " tanyanya pada leiya ketika mereka berada di tengah perjalanan.     

Leiya hanya menjawab dengan senyuman kecil, dengan perasaan takutnya. Dia sudah memiliki pemikiran sangat buruk pada laki-laki disampingnya yang menganggapnya seperti wanita yang mudah untuk di rayu dengan makan malam dan pergi dengan mobil mewah.     

"Kamu datanglah ke tempat ini besok " dia lalu memberikan leiya sebuah kartu nama.     

Dia menerimanya dan membaca sebuah nama rumah sakit beserta dengan alamatnya.     

"Kalau kamu mau, kamu bisa magang disana sambil menunggu ijasahmu keluar " ucapnya, "daripada kamu harus bekerja di hotel "     

Leiya terdiam, kali ini dalam hatinya bercampur rasa haru dan bahagia karena akhirnya tuhan mengirimkan malaikat penolong yang membawanya ke tempat yang seharusnya sesuai dengan ilmu yang sudah dia pelajari selama tiga tahun ini.     

Leiya terlalu senang sampai membuat air matanya jatuh dan dia tidak dapat menahannya. Dia tidak tahu mengatakan seperti apa pada dokter azka untuk berterima kasih padanya karena telah begitu baik padanya...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.