Jodoh Tak Pernah Salah

Part 52~ Kemarahan Egi



Part 52~ Kemarahan Egi

1Efek pemerkosaan brutal yang ia alami, kejantanan Egi membengkak dan sakit. Ia berjalan dengan tertatih-tatih seperti perawan yang baru direnggut kesuciannya. Egi terpaksa memeriksakan kejantannya ke rumah sakit.     

Egi belum bisa melupakan memori kelam di atas Yatch. Dalam pesta Vegi ia dijebak dan berakhir mengenaskan. Ia diperkosa wanita-wanita kesepian yang haus belain dan jamahan laki-laki.     

Butuh waktu berhari-hari untuk Egi bisa pulih seperti sedia kala. Egi bersumpah akan membalas perbuatan Dian. Akibat hasutan wanita ular itu ia diberi hukuman oleh Bara. Mulut beracun Dian berhasil menghasut Bara. Dian bukan wanita sembarangan, ibarat duri dalam hubungan mereka. Egi akan menyingkirkan Dian dari kehidupan Bara.     

Egi menyusun rencana membalas perbuatan Dian. Ia akan bermain cantik untuk memberi Dian pelajaran. Kemarahan Egi sudah sampai di puncaknya. Ia tak akan memberi ampunan untuk Dian, walau Dian seorang wanita.     

Semenjak sakit Egi menginap di rumah tantenya. Egi tak bisa merawat dirinya sendiri ketika sakit, makanya Egi memutuskan pulang ke rumah tante bukan ke apartemen. Egi anak yatim piatu. Orang tuanya meninggal ketika ia masih kecil. Semenjak orang tuanyai meninggal ia tinggal bersama Ira dan Musba. Ira adik dari papa Egi. Semenjak orang tua Egi meninggal Ira mengadopsinya. Kebetulan Ira tidak memiliki anak dan merasa kasihan dengan nasib keponakannya.     

Egi sangat membenci Musba. Ia muak melihat Musba. Di depan Ira bersikap bak malaikat padahal dibelakang sang istri ia tak lebih dari setan. Musba orang yang menjadikan Egi seorang gay. Sejak kecil Egism dilecehkan Musba tanpa sepengetahuan Ira. Efek sering dilecehkan, lama kelamaan Egi menikmati sentuhan demi sentuhan pria tua itu dan tak tertarik dengan wanita. Egi pernah ingin menceritakan kelakuan Musba ke Ira, namun Musba mengancam akan menceraikan Ira. Musba seorang biseksual.     

Karena tidak mau rumah tangga tantenya hancur, Egi terpaksa tutup mulut. Egi remaja pasrah ketika Musba datang ke kamar dan menyodominya.Trauma masa lalu membuat Egi menjadi seorang gay.     

Biseksual adalah orang yang memiliki ketertarikan seksual terhadap dua jenis kelamin yang berbeda sekaligus baik laki-laki maupun perempuan.     

Egi bercermin menatap dirinya sendiri. Dilihat secara fisik tak ada yang kurang pada dirinya. Kulit putih terawat, wajah tampan, mata sipit bak cowok Korea. Jika ada penggemar K-Pop melihat Egi pasti akan memanggilnya Kim Soo Hyun karena wajahnya hampir mirip.     

Ingatan para wanita nakal memperkosanya membuat Egi histeris. Ia mengambil botol parfum dan melemparnya pada cermin. Alhasil, cermin pecah dan berderai ke lantai.     

"Kalian berlima tidak akan aku maafkan, apalagi kamu Dian. Aku akan membuat perhitungan dengan kamu. Bara hanya milikku dan kami saling mencintai. Tidak ada yang bisa memisahkan cinta kami termasuk istri Bara." Egi bicara sendiri melampiaskan kemarahannya.     

"Ada yang patah hati kayaknya,"celetuk Musba di depan pintu kamar Egi.     

Ira sedang tak berada di rumah, Musba memanfaatkan kesempatan untuk berduaan dengan Egi. Sudah lama Egi tidak pulang ke rumah. Musba tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk menikmati tubuh Egi. Jika waktu bisa diputar kembali, Musba tak ingin Egi dewasa. Maunya Egi jadi anak remaja polos dan penurut sehingga ia bisa bebas menyodomi Egi kapan saja.     

Wajah Egi memerah menahan emosi. Ia mengumpat keras. Sejak kapan Musba berada di depan kamarnya.     

"Ngapain om kesini?"     

Musba memasuki kamar dan menyentuh dagu Egi. Buru-buru Egi menepis tangan Musba karena tak sudi disentuh.     

"Jangan galak-galak Egi nanti om makin horny lo. Sudah lama kita tidak bermain Gi," balas Musba menatap Egi dengan nafsu.     

"Jangan mimpi om. Sebaiknya om pergi dari kamar ini."     

"Sudah berani rupanya melawan sama om," celetuk Musba meledek.     

"Aku bukan anak kecil yang bisa om bodohi. Jangan menatapku seperti seorang pedofil."     

Emosi Musba terpancing, tak suka dengan penolakan Egi.     

"Jangan sok jual mahal kamu. Jangan sok suci. Om tahu kamu seorang gay dan punya kekasih. Pacar kamu baru saja menikah bukan?"     

Egi tak menggubris Musba, ia malah sibuk membersihkan pecahan kaca.     

Sikap cuek dan masa bodoh Egi membuat Musba marah.     

"Kalo om bicara kamu harus dengar Egi! Kamu jangan macam-macam sama om. Kalo tidak om akan bongkar ke Ira kalo kamu seorang gay. Bisa kamu bayangkan bagaimana kecewanya tante kamu mengetahui keponakan kesayangannya bengkok."     

"Silakan om bilang ke tante Ira! Aku tidak takut. Sama-sama bongkar aib aja kita om. Aku akan bongkar rahasia om seorang biseksual. Kalo perlu aku ceritakan gimana aku jadi gay. Aku jadi gay karena perbuatan om. Pelecehan yang om lakukan sama aku ketika kecil memberikan trauma mendalam sama aku."     

"Sudah sehebat apa kamu berani mengancam balik om? Kamu mau om menceraikan tante kamu? Kalo enggak ada om mana bisa tante kamu hidup mewah dan belanja barang branded."     

"Aku bukan anak kecil lagi om. Aku sanggup membiayai hidup tante jika om menceraikannya."     

Musba murka, reflek tangannya menampar Egi. Tamparannya cukup keras hingga membuat Egi terhuyung.     

"Jangan sombong kamu. Dasar makin kundang. Anak tidak tahu diri. Dasar anak ular, setelah aku besarkan kamu malah menggigitku."     

Egi tak terima, balik memukuli Musba. Ia menghajar Musba dan membenturkan kepala laki-laki paruh baya itu ke lantai. Darah segar mengalir dari hidung dan pelipis Musba.     

"Aku selama ini sabar sama om karena masih ingat posisi om sebagai suami tanteku. Dulu aku anak kecil yang tak berdaya dan tak tahu apa-apa, tapi sekarang aku sudah dewasa. Aku tidak akan tinggal diam jika om menyakiti aku dan tante. Jika om mau bilang sama tante, aku seorang gay bilang aja. Aku tidak takut! Sudah saatnya tante Ira tahu siapa suaminya. Suaminya seorang biseksual suka jajan dengan pelacur dan gigolo. Enggak hanya itu, om orang yang punya andil besar menjadikan aku seorang gay karena om melecehkan aku sejak kecil," ucap Egi berteriak di telinga Musba.     

Egi menarik kerah baju Musba. Sebuah bogem mentah melayang ke perutnya. Musba terjatuh di lantai memegangi perutnya. Musba ngos-ngosan, badannya remuk. Seluruh sendi tubuhnya ngilu dan sakit.     

"Brengsek kamu, anak setan," maki Musba. Walau sudah lemah dan tak berdaya ia masih sanggup memaki Egi.     

"Sesama brengsek jangan saling menghujat. Aku gay dan om biseksual. Sama-sama bejat kan om? Kelakuan om malah lebih parah daripada binatang. Om menyodomiku sejak kecil. Om yang buat aku kayak gini." Egi menangis frustasi.     

"Jika pelecehan itu enggak pernah terjadi aku akan hidup normal dan mungkin sudah menikah."     

Musba membuang ludah," Jangan mimpi kamu akan jadi pria normal. Sekali gay tetap saja gay."     

"Siapa juga yang mau jadi pria normal om? Aku sudah menikmati orientasi seksualku. Aku mencintai Bara dan hanya dia satu-satunya dihati aku."     

"Pacar kamu sudah menikah Gi. Jangan ngarep dia bakal bisa bersama kamu. Bisa jadi istrinya akan mengembalikan Bara ke kodrat."     

"Menikah bukan jaminan untuk Bara kembali ke kodrat. Contohnya ga jauh-jauh om. Walaupun om udah nikah puluhan tahun sama tante Ira. Sekali biseksual ya biseksual."     

Musba tertawa terkekeh," Om berani taruhan jika Bara akan straight."     

"Tutup mulut om," balas Egi sengit. Ia membabi buta memukul Musba hingga pingsan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.