Part 59 ~ Pelantikan Bara ( 4 )
Part 59 ~ Pelantikan Bara ( 4 )
Setelah pengambilan sumpah, perwakilan anggota dewan dan Ketua Pengadilan Tinggi menandatangani berita acara.
Tuah Sakato berbentuk perisai segi lima melambangkan bahwa propinsi Sumatera Barat adalah merupakan salah satu dari daerah-daerah propinsi dalam lingkungan wilayah negara kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Rumah Gadang / Balai Adat adalah tempat bermufakat atau tempat lahirnya filsafat alam pikiran Minangkabau yang mashur, demokrasi menurut alur dan patut sebagai lambang konsekwen melaksanakan demokrasi.
Arti dari gambar tuah sakato. Atap Masjid Bertingkat Tiga dan bagonjong satu melambangkan salah satu dari bentuk rumah ibadah yang khas menurut arsitektur alam Minangkabau asli, yang melambangkan agama Islam sebagai salah satu agama yang pada umumnya dipeluk masyarakat.
Bintang Segi Lima melukiskan nur cahaya dari pada dasar Ketuhanan Yang Maha Esa.
Rumah Gadang atau Balai Adat Minangkabau Bergaya tajam dan runcing ke atas merupakan gaya pergas yang tangkas dalam seni bangunan khas alam Minangkabau yang melambangkan sifat rakyatnya yang dinamis, bekerja keras dan bercita-cita luhur untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.
Empat Buah Gonjong Rumah Adat / Balai Adat dan Sebuah Gonjong Mesjid yang Menjulang Tinggi ke angkasa melambangkan keluruhan sejarah Minangkabau dari zaman ke zaman dalam semboyan kata 'Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah '.
Arti dari motto Tuah Sakato sendiri adalah sepakat untuk melaksanakan hasil mufakat/musyawarah dan sebagai slogan kata (tanda kebesaran) yang terkandung dalam pribahasa Indonesia 'Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita Runtuh'
Arti dari warna dalam Tuah Sakato. Putih berarti suci, Merah Jingga berarti berani, Kuning Emas berarti agung, Hitam Pekat berarti abadi, tabah, ulet atau tahan tapo, Hijau Cerah Berarti harapan masa depan.
Gubernur dalam sambutannya mengucapkan selamat atas pelantikan anggota DPRD . Gubernur juga mengajak anggota dewan yang baru untuk bersinergi dengan pemerintah daerah bisa terus terjalin dengan baik untuk memulai bekerja, membangun daerah, melanjutkan program pembangunan.
Untuk anggota DPRD yang mengakhiri masa jabatannya, Gubernur juga mengucapkan terima kasih yang telah melaksanakan sungguh-sungguh dan penuh tanggungjawab, sampai akhir masa jabatannya sesuai dengan beban tugasnya.
"Sebagai pemerintah memberikan apresiasi kepada anggota DPRD periode 2015-2020, telah banyak berbuat kepada daerah Sumbar yang membawa perubahan kemajuan ke arah yang lebih baik," ujar gubernur.
Dila, Herman dan Ranti terharu melihat Bara disumpah dan dilantik jadi anggota DPRD. Dian dan keluarga besar Dila menunggu diluar karena hanya istri dan orang tua yang diijinkan masuk melihat pelantikan dan pengambilan sumpah.
Selesai pelantikan dan pengambilan sumpah pasangan dari anggota DPRD terpilih diajak berfoto bersama. Dila tampil cantik dalam balutan kebaya dan kain songket rancangan Andri. Kebayanya sangat matching dengan dasi Bara. Dila menutup kepalanya dengan kerudung yang senada. Kebanyakan istri anggota DPRD menggunakan hijab, hanya Dila yang belum. Dila merasa canggung ketika foto sesi bersama dilakukan.
Bara tak hentinya mengulas senyum. Saat sesi foto bersama tanpa sungkan ia merangkul mesra sang istri. Menunjukkan pada dunia jika ia sangat mencintai sang istri. Dila mengikuti permainan sang suami. Ia bersikap lebih mesra dan tak canggung memegang tangan Bara.
Sandiwara Dila dan Bara saat pelantikan mengundang gerimis di hati Fatih.
Fatih menonton siaran langsung pelantikan anggota DPRD dari Mesir. Seminggu lagi ia akan pulang ke Indonesia. Melihat keakraban Dila dan Bara di layar smartphone membuat hatinya perih dan terluka. Setelah ia berjuang menuju puncak karier, menahan godaan dari para wanita semuanya sia-sia. Wanita yang ia cintai dan mimpikan siang dan malam sudah menjadi milik orang lain.
Fatih sudah berusaha melupakan Dila, namun cinta Dila terlalu mengakar dalam hatinya. Dila cinta pertama dalam hidupnya. Naif memang lelaki sesoleh dan memiliki ilmu agama seperti Fatih masih memiliki cinta yang menggebu, menjadi bucin . Manusiawi cinta adalah anugerah Tuhan untuk manusia dan Fatih tak bisa mengingkarinya.
"Dila secepat itukah kamu melupakan aku? Apa kamu tidak tahu aku sudah seperti Qais dalam kisah Layla Majnun? Aku menjadi gila karena mencintaimu. Aku berusaha keras sampai di tahap ini hanya untuk membuktikan pada kamu dan orang-orang aku bisa sukses dengan tanganku sendiri tanpa bantuan ayahmu. Jika suatu hari aku datang melamarmu, tidak akan ada orang yang memandangku sebelah mata karena posisi kita sudah sama." Fatih bicara sendiri seraya memandang wajah Dila di layar smartphone.
"Dila aku tahu jika jodoh itu ada ditangan Tuhan, tapi seharusnya kamu tidak menyerah begitu saja ketika om dan tante menjodohkan kamu. Harusnya kamu memperjuangkan aku seperti aku memperjuangkan cinta kamu. Maafkan aku selama delapan tahun ini tidak pernah mengabari kamu karena aku ingin menjaga kesucian cinta kita."
"Seharusnya kamu tahu betapa setianya aku Dila. Kita sudah kenal sejak kecil. Harusnya sebelum kamu menikah dengan Bara, kamu menghubungiku. Jika itu kamu lakukan, aku akan pulang ke kota P melamar kamu untuk menjadi istriku. Tak akan aku biarkan kamu menjadi milik orang lain. Apakah rasa cinta kamu dan aku berbeda Dila? Aku yang terlalu mencintaimu sementara kamu tidak. Seminggu lagi aku akan pulang ke Indonesia. Aku akan memulai hidup baru. Entah bagaimana nanti ketika aku bertemu denganmu?"
Fatih mematikan siaran live pelantikan anggota DPRD . Ia tak sanggup melihat interaksi Dila dan Bara. Hatinya terlalu sakit melihat mereka berdua.
Sejauh ini Fatih mencari tahu tentang Bara. Seorang pengusaha real estate, tambang dan sawit. Bisnis Bara tak hanya di kota P juga ada di kota-kota besar.
*****
Dian mengacungkan jempol pada Bara. Sesuai prediksi, Bara dikukuhkan sebagai ketua DPRD. Pengukuhan Bara sebagai ketua DPRD merupakan sejarah dalam perpolitikan di kota ini. Pendatang baru dan anak muda bisa menduduki posisi sebagai ketua DPRD.
Banyak anggota dewan yang tak setuju Bara ditunjuk sebagai ketua, namun secara demokrasi Bara pantas mendapatkannya. Partainya meraih 15 kursi dan ia caleg dengan perolehan suara terbanyak. Strategi kampanye Bara berhasil meraup suara anak-anak milenial. Para senior yang sudah malang melintang dalam dunia politik, tak terima anak bau kencur seperti Bara memimpin DPRD, termasuk Latif anggota DPRD yang satu partai dengannya.
Fendri, sekretaris Latif mendekati Dian. Ada rasa kagum, iri dan benci pada Dian.
"Bravo Dian tujuan kamu tercapai," sapa Fendri bertepuk tangan cemooh. "Akhirnya bos kamu menduduki posisi ketua."
"Halo Fendri. Apa kabar? Sehat? Sudah makan?" Sapa Dian ramah. Hanya berbasa-basi.
"Kamu memang penuh kepalsuan. Wajahmu cantik tapi licik."
"Terima kasih atas pujiannya Fendri."
Dian tak menggubris amarah Fendri. Ia paham kenapa Fendri marah karena atasannya, Latif tak lagi menduduki posisi ketua DPRD. Secara pengalaman memang Latif yang seharusnya diangkat jadi ketua, namun ancaman Dian akan membongkar kasus tabrak lari sang anak membuat Latif mundur dari pertarungan sebagai ketua DPRD. Latif dengan terpaksa memberikan posisi itu untuk Bara.
Baru saja memulai periode baru, Latif sudah mendapatkan perlawanan sengit dari Bara. Latif sudah memiliki sinyal jika besok akan berlawanan dengan Bara walau mereka satu partai dan akan jadi rival abadi.
Dian beranjak pergi namun tangannya ditahan Fendri.
"Aku belum selesai bicara Dian."
Dian berbalik dan menoleh pada Fendri.
"Apa yang ingin anda bicarakan?"
"Kali ini kalian bisa menang, namun ke depannya tidak akan mudah. Pak Latif tidak akan tinggal diam."
"Terima kasih telah memperingatkan aku," balas Dian mencengkram tangan Fendri. Dalam satu tarikan kuat, Dian membanting Fendri hingga terkapar di lantai.
Satu hal disadari Fendri jika Dian bukan wanita sembarangan dan merupakan lawan tangguh. Tak hanya cantik secara fisik, otak cerdas tapi juga pintar bela diri.