Jodoh Tak Pernah Salah

Part 65 ~ Jebakan Dian



Part 65 ~ Jebakan Dian

3Sang penari menari dengan erotis. Pinggul dan dada bergoyang. Suasana semakin panas dan gerah. Libido para tamu terpancing. Para tamu tanpa malu berciuman dengan wanita penghibur yang menemani mereka dan saling meraba bagian tubuh masing-masing.     

Para tamu mendekati sang penari dan memepetnya. Tangan mereka bergerilya meraba bagian tubuh sang penari yang tak tertutup apa pun.     

Hadi tak mau kalah ia kalap mengusir para tamu yang mendekati sang penari. Ia ingin memonopoli sang penari. Ia mengikuti tarian penari, sesekali mencuri ciuman dari sang penari.     

Lelaki suruhan Dian merekam moment Hadi menari dan meraba tubuh polos sang penari. Lelaki itu tersenyum penuh kemenangan. Ia telah mendapatkan apa yang ia inginkan. Bukti kebobrokan Hadi sebagai anggota dewan. Ada kunjungan kerja tapi malah datang berpesta dengan penari telanjang, padahal ia datang ke Jakarta menggunakan uang rakyat.     

Hadi tak dapat menahan hasratnya, setelah negosiasi yang alot, ia berhasil membawa sang penari untuk melayani di ranjang. Anggota dewan lainnya juga sibuk dengan libido masing-masing. Larut dalam hasrat dan gelora.     

Malam semakin larut. Kota Jakarta tak pernah tidur. Selsai pesta di lantai lima. Hadi membawa sang penari yang bernama Bunga ke kamar. Bunga tak hanya berprofesi sebagai penari striptis, tapi juga seorang PSK. Banyak pelanggan yang membooking ketika ia selesai menari, meliukkan tubuh.     

Bunga membimbing Hadi menuju kamar hotel. Lelaki itu sudah terbakar gairah dan tak tahu malu mencuri ciuman dan meraba bagian intim Bunga.     

"Sabar om," kata Bunga mengingatkan Hadi. Mereka masih berada di lorong-lorong.     

"Aku sudah tak sabar," balas Hadi meremas dada Bunga.     

"Om nakal dech," decih Bunga pura-pura marah.     

"Tapi kamu suka kan?" Tanya Hadi nakal menatap Bunga bak singa lapar yang tak sabar memakan mangsanya. Kejantanannya sudah bengkak dan butuh pelepasan.     

"Suka om," dusta Bunga. Jika bukan tuntutan hidup ia tak akan mau melayani laki-laki yang seusia dengan ayahnya.     

Hadi mengambil kartu dan membuka pintu kamar hotel. Ia langsung melempar Bunga ke atas ranjang. Dengan sensual Bunga menggigit jari tangannya dan mengedipkan mata pada Hadi.     

Tindakan Bunga memancing gairah Hadi, laki-laki tua itu segera melepaskan pakaiannya dan tak sabar memasuki Bunga.     

Hadi melepas baju Bunga satu persatu. Perasaannya sangat bahagia bisa menjamah tubuh montok dan kulit halus Bunga, kontras dengan tubuh sang istri yang sudah keriput dan kurang terawat.     

Ketika Hadi asik dengan syahwat, menjelajahi setiap inci tubuh Bunga, pintu kamar di buka dari luar. Dian membayar petugas hotel untuk membuka pintu kamar. Dian dan teman lelakinya datang membawa beberapa wartawan.     

Hadi tak sadar jika aksinya menjelajahi tubuh molek Bunga terekam kamera wartawan. Mereka tidak hanya memfoto, tapi juga merekam video mesum itu.     

Bunga terlonjak kaget ketika menyadari kedatangan para wartawan. Hadi yang membelakangi para wartawan tak sadar jika telah masuk jebakan.     

"Siapa kalian?" Pekik Bunga mengambil selimut untuk menutupi tubuh polosnya.     

Hadi berbalik dan shock melihat kedatangan para wartawan. Ia segera menutupi bagian intim tubuhnya dengan kedua tangan. Wartawan dengan cepat memotret tubuh telanjang Hadi. .     

"Matikan kameranya!" Titah Hadi panik dan emosi. Ia mengambil pakaian yang berserakan di lantai dan memakainya.     

Mata Hadi silau kena sorot lampu kamera. Dengan kejam salah satu wartawan yang Dian bayar melakukan Live di media sosial. Wartawan itu live di akun gosip yang memiliki follower jutaan. Sontak saja live media sosial yang wartawan itu siarkan menggegerkan publik seluruh Indonesia. Narasi yang dibuat wartawan juga memancing reaksi netizen.     

'SAMBIL MENYELAM MINUM, SEORANG ANGGOTA DPR MEMBOOKING PELACUR SAAT KUNKER'.     

Hadi mengamuk dan mengambil kamera para wartawan, namun ia tak berhasil. Ia berteriak histeris sementara Bunga kabur mengunci diri dalam kamar mandi. Ia sadar jika wajahnya telah tersorot kamera wartawan. Bunga gemetar dan menangis, takut jika salah satu keluarganya di kampung menonton siaran live wartawan.     

Dian muncul di antara kerumunan para wartawan. Dian tersenyum licik melihat kepanikan di wajah Hadi.     

"Kalian sudah mendapatkan berita hot untuk dirilis. Kalian boleh pergi," kata Dian menoleh pada para wartawan.     

Wartawan langsung membubarkan diri, setelah Dian datang.     

"Terima kasih sis atas bantuannya," ucap salah seorang wartawati.     

"Kembali kasih sis," balas Dian melambaikan tangannya.     

Dalam ruangan hanya ada Dian, Hadi dan pria suruhan Dian yang menguntit Hadi di lantai lima tadi.     

"Siapa kalian?" Tanya Hadi gugup dan gemetar. Rasanya ia mau pingsan karena mengalami peristiwa yang memalukan dalam hidupnya.     

"Siapa kami anda tidak perlu tahu," balas Dian ketus.     

"Yang jelas posisi anda tidak aman sekarang. Miko mana handphoneku?" Dian melirik pria suruhannya.     

Miko dengan cepat memberikan handphone pada Dian. Jari lentik Dian membuka media sosial. Ia tersenyum bangga, usahanya berhasil.     

"Apa anda sudah lihat ini?" Dian menunjukkan layar handphone pada Hadi. Dian memutar ulang video live wartawan yang merekam moment Hadi menjamah tubuh Bunga. Hadi dalam keadaan polos.     

Wajah Hadi pucat, jantungnya mau copot. Aksi bejatnya diketahui seluruh masyarakat.     

"Berani sekali kau melakukannya padaku?" Mata Hadi memerah menahan amarah.     

"Tentu aku berani Bapak tua. Hanya satu pukulan aku bisa menyingkirkanmu."     

Hadi merebut handphone Dian dan melemparnya ke lantai. Tak hanya itu Hadi juga menginjak handphone Dian hingga tak berbentuk.     

"Percuma anda menghancurkan handphoneku. Masyarakat Indonesia sudah menonton aksi bejatmu. Tadi itu video rekaman siaran langsung salah satu wartawan di media sosial. Warga kota akan mengetahui betapa bejatnya anggota dewan mereka. Bukannya kerja malah menggunakan uang rakyat untuk menyewa pelacur. Sebentar lagi anda akan viral di media sosial. Mungkin siaran langsung tadi disaksikan anak dan istri anda."     

"Kau....., desis Hadi. Ia merasa akan pingsan tak sanggup menopong tubuhnya. Hadi roboh, terduduk di lantai. Wajahnya pias dan terlihat menyesal.     

"Harusnya anda sebagai anggota dewan memberi contoh yang baik untuk masyarakat bukan suka berbuat mesum. Bagaimana hadiahnya? Apa anda suka?"     

Dian melirik Miko, sang lelaki langsung paham maksud Dian. Ia memberikan handphone pada Dian.     

"Terima kasih Miko," ucapnya tersenyum manis.     

Dian berselancar di dunia maya dan membaca berita di salah satu media online.     

"Aksi mesum anda sudah ada di portal online. Wawwww... pasti bakal viral ini dan posisi anda terancam."     

Hadi lemas dan tertunduk lesu. Ia menangis, karier     

hancur, dan rumah tangganya di ujung tanduk karena masalah ini. Aibnya sudah diketahui seluruh masyarakat. Ia akan jadi bahan cibiran masyarakat. Ia akan dihujat dan akan kena sanksi dari komisioner.     

"Aku lupa mengatakan satu hal. Aku juga memiliki video anda menari dengan penari striptis di lantai lima tadi. Anda memang anggota dewan yang enggak ada akhlak. Katanya wakil rakyat, tapi kelakuan mesum."     

"Ba- bagaimana kalian bisa mengambil video disana, bukankah disana tidak ada yang boleh bawa ponsel dan kamera?" Tanya Hadi bingung.     

"Kamera tersembunyi," jawab Dian dingin.     

"Apa ini ulah Bara?" Tebak Hadi.     

"Jangan bertanya jika anda sendiri sudah tahu jawabannya."     

"Aku tidak menyangka dia akan membalasku secepat ini. Ternyata dia benar-benar sadis dan tidak kenal ampun."     

"Anda salah mencari lawan. Kesombongan telah menghancurkan anda. Lain kali jaga omongan. Di atas langit masih ada langit. Rakyat kecil mungkin akan diam ketika anda hina, tapi tidak dengan beliau. Menghina istrinya sama saja menghina Aldebaran. Dia tidak suka dihinakan dan tak pernah menghinakan orang lain. Selamat menikmati masa pensiun," kata Dian menohok meninggalkan Hadi bersama Miko.     

Hadi termenung dan menangis histeris. Bara telah memberikan hadiah kecil yang membuat masa depannya suram.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.