Jodoh Tak Pernah Salah

Part 79~ Hasutan Clara ( 3 )



Part 79~ Hasutan Clara ( 3 )

1"Kembali ke topik awal. Soal Dian. Dia yang mempunyai rencana untuk memperkosa lo," kata Clara.     

Egi mengepalkan tangan karena geram. Ia sudah menebak jika Dian otak dibalik pemerkosaannya.     

"Sudah gue duga jika nenek lampir itu yang merencanakannya."     

"Tanpa ijin Bara semuanya juga tidak akan terlaksana Egi."     

"Apa maksud lo?" Egi marah karena Clara mengungkit Bara.     

"Cinta boleh, bodoh jangan Gi. Apa lo tidak sadar jika lo bukan yang utama bagi Bara sekarang?"     

"Jangan berkata konyol."     

"Gue tidak konyol. Gue ngomong fakta."     

"Lo sekarang diabaikan karena ambisi Bara. Lo juga diabaikan karena Bara sudah menikah. Dia sangat melindungi istrinya. Buktinya dia marah besar ketika lo berusaha bunuh istrinya ketika bulan madu."     

"Jangan meracuni pikiran gue," tolak Egi tegas.     

"Gue tidak meracuni pikiran lo, gue hanya ingin lo buka mata, hati dan telinga lo. Hakikat mencintai adalah melindungi orang yang kita cintai seperti yang gue lakukan tadi sama om Musba. Gue ancam dia karena gue enggak mau lo disakiti lagi," kata Clara menggenggam tangan Egi. Gaya bicaranya sangat lembut dan tidak nge-gas seperti tadi.     

"Bara tidak melakukan itu pada lo Gi. Dia malah menjebak lo di pesta Vegi dan membawa lima orang wanita untuk memperkosa lo. Gue awalnya kaget Dian menawari gue untuk tidur samo lo, gue karena cinta dan enggak rela cewek lain menikmati tubuh lo, makanya gue mau ikut dengan harapan lo akan sembuh karena pemerkosaan itu, walau gue salah besar. Ternyata gue malah menyakiti lo dan bikin kejantanan lo sakit."     

"Gue sudah memaafkan Bara. Gue sadar Bara menghukum gue karena tidak mendengarkan dia. Dia akan selalu mencintai gue."     

Clara mencebik kesal, tapi ia tak menampakkannya. Masih tersenyum manis.     

"Terserah lo memaafkan Bara atau tidak. Cuma satu hal yang perlu lo ketahui. Mulai saat ini lo tidak akan mudah mendekati Bara. Pertama Dian akan pasang badan, kedua Bara tak ingin ketahuan istrinya. Satu fakta yang perlu lo ketahui Dian sangat membenci lo."     

"Dari dulu gue sudah tahu jika Dian benci sama gue. Dian benci gue karena menyusahkan dia dan menghalangi Bara kembali ke kodrat. Dian ingin Bara straight."     

"Bukan hanya ingin Bara straight tapi dia mencintai Bara." Clara menimpali.     

Egi tak bisa berkata apa-apa. Ia masih tak percaya jika Dian mencintai Bara.     

"Wanita itu keras sama lo karena merasa tersaingi dan merasa kalah lo mengambil perhatian Bara."     

Clara mengambil iPhone dan memutar rekaman percakapannya dengan Dian.     

"Kenapa lo melakukan semua ini Dian?"     

"Gue lakukan semua ini untuk menjauhi Egi dan Bara. Gue harap lo mau bantu memperkosa Egi saat pesta Vegi berlangsung."     

"Kenapa harus memperkosa Egi?"     

"Gue harap setelah pemerkosaan itu dia jadi straight dan menyukai wanita."     

"Apa tidak terlalu kejam. Apa Bara sudah tahu ide ini?"     

"Tentu saja bos tahu. Jika tidak ada ijin darinya mana berani gue bertindak sejauh ini. Bos sangat marah pada Egi karena berusaha membunuh istrinya. Bos ketika marah malah memerintahkan gue untuk menghabisi Egi."     

"Menghabisi Egi? Dibunuh gitu?"     

"Bos akan menghabisi orang yang tak patuh padanya. Dia pembunuh berdarah dingin. Dia malah meminta gue segera habisi Egi jika pria itu tidak mendengarkannya. Bos akan jadi ketua DPRD. Tentu saja ia harus menjaga image pada masyarakat. Gue sudah dapat lampu hijau untuk membunuh Egi jika dia nekat mengganggu bos."     

Clara mengambil iPhone dan mematikan audio. Ia cukup puas karena Egi marah sampai memukul meja dengan keras.     

"Brengsek," umpat Egi kesal.     

"Lo dengar sendiri bukan? Bara memberi ijin Dian untuk menghabisi lo jika mengusik Bara. Lo bukan prioritas utama baginya sekarang. Politik lebih penting bagi dia sekarang. Istrinya sekarang untuk menguatkan posisinya sebagai ketua DPRD."     

Clara kembali merokok dan menghembuskan asapnya ke wajah Egi.     

"Apa itu yang dikatakan cinta Egi? Lo aja cinta mati ma Bara dia enggak. Habis manis sepah dibuang. Lo enggak ada arti bagi Bara sekarang. Kalo dia cinta sama lo enggak mungkin meminta wanita lain memperkosa lo. Semarah-marahnya gue sama cowok yang gue cintai enggak bakal gue suruh orang buat perkosa dia hanya untuk kasih pelajaran."     

Egi tak berkomentar. Dari raut wajahnya yang memerah menampilkan kekecewaan dan sakit hati yang mendalam.     

"Sampai kapan lo ngebucin sama Bara. Mungkin lo enggak tahu selama ini dibelakang lo, dia udah tidur sama istrinya dan mau punya anak. Hakikat pria yang menikah pasti ingin punya anak dan membuktikan pada dunia bahwa ia jantan. Bara enggak mungkin punya anak sama lo."     

"Trus gue harus gimana sekarang?" Egi memegang kepalanya. Mendadak ia sakit kepala dan pusing.     

"Jauhi Bara dan mulai lembaran baru," jawab Clara bijak.     

"Gue enggak terima. Gue dipermainkan dan merasa dibuang."     

"Terus lo mau apa?"     

"Bara enggak boleh bahagia.Dia harus menderita sama seperti gue."     

"Maksud lo?"     

"Jika lo mau bantu gue untuk menghancurkan Bara gue bersedia menjadi kekasih lo. Gue akan melayani lo diranjang, tapi ingat tanpa perasaan."     

"Jika gue enggak mau bagaimana?" Clara menantang Egi.     

"Gue akan cari orang lain," jawab Egi frustasi.     

"Kenapa harus gue yang bantu lo?"     

"Karena lo dan papa lo posisinya kuat sama seperti Bara. Melawan orang seperti Bara, posisi kita harus sepadan dengan dia."     

"Gue terlalu PD. Gue sangka lo minta bantuan gue karena ingin memulai lembaran baru sama gue dan hidup normal."     

"Jangan terlalu banyak bermimpi Clara. Lo terlalu naif."     

"Naif karena mencintai lo. Om Musba bagaimana? Apa perlu gue menghancurkannya?"     

"Jangan. Gue enggak mau tante terluka."     

"Sampai kapan lo sembunyikan semuanya dari tante lo? Beliau tidak layak mendapat suami macam om Musba. Harusnya tante Ira dapat pria yang lebih baik."     

"Bukan urusan lo."     

"Baiklah," kata Clara melunak.     

"Apa rencana lo buat Bara?"     

"Pertama gue akan buat istrinya tahu siapa suaminya. Jika Bara digugat cerai istrinya akan terjadi kehebohan. Mereka baru saja menikah pasti jadi pertanyaan jika istrinya menggugat cerai. Kedua gue akan bongkar identitas dia sebagai gay. Biar masyarakat Sumbar geger ketua DPRD mereka menyimpang. Memalukan orang Minang."     

"Wawww, ide yang bagus Egi," kata Clara berdecak kagum.     

"Cara yang elegan membalas Bara. Hubungi gue jika lo butuh bantuan gue. Dengan senang hati gue akan membantu lo. Bagaimana dengan Dian?"     

"Dian juga akan gue hancurkan. Nenek lampir sialan menyakiti gue selama ini."     

Egi menyeruput minumannya dan pergi meninggalkan Clara.     

Clara terlihat puas dan memasang senyum kemenangan. Ia mengambil ponsel dan menghubungi seorang.     

"Papa aku berhasil menghasutnya."     

"Bagus. Kerja yang bagus. Papa bangga padamu."     

"Tentu papa harus bangga. Tujuan papa tercapai menghabisi Bara dan tujuan aku tercapai mendapatkan Egi."     

"Papa tidak menyangka kamu secerdas ini Clara."     

"Berkat didikan papa," kata Clara balas memuji.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.