Jodoh Tak Pernah Salah

Part 75 ~ Keterkejutan Anda ( 3 )



Part 75 ~ Keterkejutan Anda ( 3 )

2"Aku selalu serius melakukan sesuatu Dila. Padang hanya batu loncatan untukku. Kedepannya mungkin kita akan tinggal di Jakarta dan kamu akan pindah tugas. Istri harus ikut kemanapun suaminya pergi. Itu jika kamu ingin jadi istri solehah, kalo tidak mau ya aku tidak memaksa."     

"Aku tidak bisa berkomentar. Terserah abang mau berpolitik apa tidak," balas Dila menyerah.     

Sejujurnya Dila tak suka Bara terjun ke dunia politik, tapi Dila tak bisa mencegah karena Bara sudah berpolitik sebelum mereka menikah. Bagi Dila dunia politik sangat kejam dan penuh sandiwara. Banyak kepalsuan. Kawan bisa jadi lawan, lawan bisa jadi kawan.     

Politik bukanlah kumpulan orang-orang jujur. Politisi tidak bisa jujur. Meskipun partai selalu berkoar-koar tentang kejujuran dan keadilan, toh sampai saat ini belum ada satupun politisi yang benar-benar jujur. Baik politisi partai agamis maupun abangan sekalipun. Baik itu partai yang berisi para ustadz maupun partai yang berisi para preman sekalipun. Semua tidak akan bisa jujur dalam politik.     

Dila melirik jam tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Seharusnya ia dan Anda sudah pulang satu jam yang lalu. Dila juga bingung kenapa sampai sekarang Anda belum menyusulnya kesini.     

Seorang pelayan masuk mengantar cemilan yang telah dipesan Bara. Dila melihat Romi datang sambil menenteng minuman. Bara memesan sebuah wine dengan kadar alkohol cukup tinggi.     

Romi menatap Dila dengan nanar. Entah kenapa ia bersimpati pada Dila padahal mereka baru saja ketemu.     

"Abang minum alkohol?" Bara mengangguk. Dila semakin geleng-geleng kepala dengan suaminya. Kontras sekali dengan Fatih yang soleh. Lagi-lagi Dila teringat Fatih. Yang ia inginkan dapat suami soleh, tapi kenyataannya bersuamikan orang seperti Bara. Jauh dari agama dan kejam.     

Dila mengelus dada karena merasa sial. Dosa apakah yang ia lakukan hingga punya suami seperti Bara. Sifat keduanya bertolak belakang. Ibarat langit dan bumi.     

Anda kembali ke meja bartender. Gara-gara sudah lama tak minum perutnya sudah tak bisa menerima wine, walau kadar alkoholnya rendah. Anda muntah dan lemas, makanya ia sangat lama berada di kamar mandi.     

Anda tak melihat keberadaan Dila hingga bertanya pada Romi yang kebetulan sedang meracik minuman.     

Dila meminta Romi mengganti minuman Bara dan akan mengantarkan minuman baru.     

"Dila kemana Romi?"     

"Ada di ruang VIP 4 mbak sama suaminya. Tadi titip pesan juga jika mbak Anda kembali dari kamar mandi nyusul aja kesana."     

"Kebetulan banget ya ketemu disini. Gue penasaran banget kayak apa tampang suami Dila. Dia nikah enggak bilang-bilang."     

"Kalo gitu bareng saya saja mbak. Saya kebetulan nganterin minuman juga ke ruangan mereka. Mbak Dila minta saya ganti minuman suaminya. Dia marah karena suaminya minum wine dengan kadar alkohol tinggi. Makanya dia suruh saya buat ganti."     

"Baiklah Romi. Makasih ya," kata Anda tulus.     

"Mari ikut saya mbak," ajak Romi sembari membawa minuman.     

Anda mengikuti Romi dari belakang. Dengan sigap sang bartender mengantar minuman ke ruang VIP 4. Ketika pintu sudah terbuka Anda menyelonong masuk.     

Anda melihat Dila bicara serius dengan seorang pria yang ia yakini suami Dila. Romi menaruh minuman di atas meja.     

"Hai Dila," sapa Anda dengan sedikit berteriak. Ruangan itu cukup luas hingga Anda berteriak agar Dila bisa mendengar suaranya.     

Dila menoleh pada Anda dan mendekatinya.     

"Kemana aja lo? Kok lama?"     

"Perut gue mules dan muntah. Efek udah lama enggak minum, perut gue perlu adaptasi lagi sama wine."     

"Artinya lo enggak boleh lagi minum wine. Dosa tahu."     

"Please....Dila," potong Anda melambaikan tangan ke udara. " Jangan ceramah kayak mamah Dedeh. Merusak mood gue."     

Dila mengernyitkan keningnya, Anda emang susah dibilangin.     

"Gimana ceritanya lo tiba-tiba ketemu suami lo disini?"     

"Tadi dia telepon gue pas lo pamit ke kamar mandi. Suami gue dengar musik gue sama dengan yang ia dengar. Ternyata dia dan rombongan juga santai disini."     

Anda manggut-manggut tanda mengerti.     

"Suruh suami lo kesini dong. Mau kenalan," kata Anda sumringah.     

"Bentar," jawab Dila mendekati Bara.     

Dila mengajak Bara untuk berkenalan dengan Anda. Ketika mereka hampir dekat dan Anda melihat wajah Bara dari dekat. Tenggorokannya Anda tercekik, napasnya memburu dan tiba-tiba lututnya lemas. Untung masih ada Romi yang menopangnya kalo tidak Anda sudah jatuh ke lantai.     

Anda merasa dapat pukulan telak ketika mengetahui suami Dila. Ia jadi gemetar dan gugup.     

"Anda ini suami gue," kata Dila memperkenalkan Bara pada Anda.     

"Bara," sapa Bara ramah mengulurkan tangan.     

Dengan ragu, menahan rasa takut Anda membalas uluran tangan Bara.     

"Anda," kata Anda gugup.     

Mata Romi memicing melihat reaksi Anda pada Bara. Romi mencium aroma ketidakberesan.     

"Kok lo tiba-tiba pucat dan keringat dingin gitu?" Dila khawatir dengan kondisi Anda.     

"Kayaknya efek minum tadi belum hilang Dil," balas Anda mencari alasan. Jujur saja Anda sekarang sedang shock berat dan kaget level dewa.     

"Lo udah gue bilangin tapi masih juga ngeyel buat minum."     

Anda tiba-tiba batuk karena Bara melihatnya dengan tatapan yang tidak dapat dimengerti.     

"Dila kayaknya gue mau muntah lagi. Gue ke kamar mandi dulu ya," ucap Anda terburu-buru keluar dari ruang VIP 4.     

"Disini ada kamar mandi," balas Dila tapi Anda sudah keburu pergi.     

"Parah teman kamu. Enggak kuat minum sok-sokan. Akhirnya dia yang sakit," kata Bara mengomentari Anda.     

"Dia dan abang sama saja. Tidak bisa dibilangin," balas Dila menohok sambil menyunggingkan senyum.     

Bara menyeruput minuman yang dibawa Romi. Ia memberikan tips dan menyuruh Romi keluar.     

"Kamu mau aku antar ke wisma LPPI atau ikut tidur denganku di hotel?" Tanya Bara basa-basi.     

"Aku akan balik ke wisma. Lagian besok aku dan Anda akan mengikuti diklat hari terakhir dan acara penutupan."     

"Baiklah kalo begitu. Mari aku antar."     

"Terima kasih abang. Kita tunggu Anda dulu."     

*****     

Anda mengambil napas dan meminum air putih hingga satu botol besar. Ia masih shock dan terkejut mengetahui bahwa Dila menikah dengan Bara.     

Anda tidak kembali ke ruang VIP 4,tapi ia duduk di meja bartender. Romi menyaksinkannya dengan penuh selidik.     

"Mbak Anda maaf," kata Romi memanggil Anda.     

"Ada apa Romi?"     

"Maaf sebelumnya ya mbak. Saya perhatikan jika mbak kaget ketemu suaminya mbak Dila. Kayak ketemu hantu gitu. Kayaknya mbak kenal," balas Romi berusaha memancing.     

Anda menatap Romi lalu meminum air putih untuk menetralkan perasaannya. Anda bisa mengambil kesimpulan jika Romi juga tahu sesuatu tentang Bara.     

"Romi jika aku boleh tahu kamu sudah berapa lama kerja disini?"     

Romi mengernyitkan dahinya tak mengerti arah pembicaraan Anda.     

"Hampir tujuh tahun mbak."     

"Apa suami Dila sering kesini?"     

Romi tertegun dan napasnya tercekat. Ia mengerti jika Anda sedang mengorek informasi darinya.     

"Jika kamu diam berarti dia sering kesini dan ia member di tempat ini. Apa aku benar?"     

Romi mengangguk dengan ragu. Ia jadi keringat dingin karena Anda membahas Bara. Di club ini Bara mendapat julukan sebagai 'Singa Sumatera' karena kekejamannya. Tak ada yang berani melawan Bara karena pria itu sangat berbahaya.     

"Kamu jangan takut," kata Anda menenangkan.     

"Aku tahu kamu takut dengan si bajingan itu,"kata Anda geram. Ia meremas botol minuman mineral hingga penyok.     

"Mbak jadi kenal dengan Mas Bara?" Romi penasaran.     

"Sangat mengenalnya," jawab Anda mantap.     

"Entah apa dosa dan salah Dila hingga dia harus bersuamikan orang macam Bara. Lelaki kejam tak punya perasaan. Selain itu dia juga gay," kata Anda sambil merengek.     

"Mbak tahu?" Romi tak dapat menyembunyikan rasa kagetnya.     

"Tentu saja Romi," balas Anda terisak-isak.     

Anda sangat menyayangi Dila tak rela sahabatnya menikah dengan lelaki seperti Bara.     

"Sebenarnya saya juga kaget jika suami mbak Dila itu mas Bara," ucap Romi jujur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.