Jodoh Tak Pernah Salah

Part 100 ~ Kau Gila Naura



Part 100 ~ Kau Gila Naura

0Sekonyong-konyongnya Naura menghajar Bara karena mengungkit rumah tangganya bersama Iqbal dan Ria. Ia tak suka dikasihani karena dianggap bodoh, mau saja dimadu dan tinggal satu atap. Ia punya alasan tersendiri mengijinkan Iqbal menikah dengan Ria.     

Ia lebih suka Iqbal memiliki istri sah, daripada berselingkuh di belakangnya dan berzina. Mengijinkan poligami lebih baik daripada suaminya selingkuh. Jangan pikir Naura tak tahu jika para suami rekan bisnis suaminya yang sering mencibirnya, memiliki sugar baby diluar sana.     

Paradigma masyarakat Indonesia poligami lebih dihujat daripada selingkuh. Padahal keduanya berbeda. Poligami dibolehkan dalam agama Islam, sah, halal, asal bisa berlaku adil. Sementara perselingkuhan dilaknat agama karena melakukan perzinahan. Belum tentu mereka selingkuhan cuma satu. Jika banyak tentu mendatangkan rasa was-was terjangkit penyakit kelamin dan ujung-ujungnya istri sah yang jadi korban jika suami menularinya.     

Entahlah semua orang pemikirannya tak sama. Ada yang bilang Naura perempuan bodoh, ia tak peduli. Yang menjalani pernikahan ini dia bukan orang lain, ia bahagia walau sering berselisih pendapat dengan Ria, adik madunya.     

Naura mencakar dan menjambak rambut Bara. Antara lucu dan kasihan Dian menyaksikan bosnya dihajar Naura. Tika hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Naura. Begitulah Naura ketika emosi, sifat barbar ala emak-emak kekinian secara naluriah muncul.     

"Jangan sok tahu mengomentari rumah tanggaku," Naura meloncat ke punggung Bara dan tangannya memukul tengkuk Bara.     

Brak!!!!     

Bara jatuh dan hidungnya membentur lantai.     

Hiks!!!! Tubuhnya remuk serasa tulangnya patah. Pinggang Bara encok. Nasibnya tak jauh berbeda dengan Dila. Apakah ini azab suami menghajar istri di malam pertama sampai luka berdarah-darah?     

Bara tak menyangka jika Naura bak macam ketika marah. Yang ia tahu Naura wanita lembut, berpendidikan dan ramah. Kemana semua sifat baik Naura selama ini?     

"Kau jangan membangunkan singa tidur! Rumah tanggaku itu urusanku bukan urusanmu," kata Naura memperingatkan.     

"Apa bedanya dengan kamu yang mencampuri urusan rumah tanggaku?" Sengit Bara tak mau kalah.     

"Kau menyakiti Dila! Bukan. Kau terlihat mau membunuhnya. Lelaki tidak punya otak."     

"Aku tidak berniat membunuhnya. Aku hanya memberi sedikit pelajaran," kata Bara keceplosan.     

"Kau," desis Naura semakin emosi.     

Naura ingin menghajar Bara lagi, tapi Tika segera mencegah.     

"Cukup Naura. Simpan energi kamu. Kau lebih baik pergi, jika tidak Naura bisa menghabisimu," kata Tika pada Bara.     

"Bos lebih baik kita pulang," bujuk Dian prihatin.     

"Kau jangan pulang ke rumah. Kau sudah katakan pada Iqbal jika kalian honeymoon. Pulang saja ke rumah orang tuamu." Naura mengingatkan.     

"Iya aku tahu," balas Bara kesal. Ia terpaksa mengalah untuk kali ini. Wanita di depannya sangat menyeramkan ketika marah. Bara angkat tangan kali ini.     

Dian mengantar Bara pulang ke rumah pribadinya bukan ke rumah orang tuanya. Bara ingin menenangkan pikiran. Entah apa yang merasukinya hingga bisa memperkosa Dila hingga babak belur. Salah satu keajaiban dunia, kejantanannya bisa berdiri karena wanita dan ia kecanduan memasuki Dila.     

"Mungkin aku sudah gila," desisnya bingung.     

"Gila kenapa bos?"     

"Aku tak menyangka jika bisa berhubungan seks dengan Dila."     

"Iya aku tahu. Bukankah ini kemajuan yang bagus. Peluang bos straigh sangat besar."     

"Tutup mulutmu!" Gerutu Bara kesal.     

"Bos kenapa marah-marah? Harusnya bahagia karena sudah belah duren. Bukan hanya sekali tapi berkali-kali."     

"Jaga bicaramu!" Bara merasa malu.     

"Aku benar kan bos?"Dian mengerilingkan mata menggoda Bara.     

"Apanya yang benar?"     

"Bos bercinta dengan Dila lebih dari satu kali."     

"Jika bicara lagi mulut kamu aku robek!" Ancam Bara.     

"Baiklah," kata Dian merunduk.     

"Kami harus membereskan Egi dan Clara?"     

"Kenapa mereka bos?"     

"Mereka datang ke pesta sangeet Hari. Mereka menjebak aku. Dila menyaksikan aku berciuman dengan Egi."     

"Bos kau gila!" Giliran Dian memaki Bara.     

"Berarti Dila tahu jika bos seorang gay?"     

"Benar. Clara memberi tahunya. Egi memancingku ke paviliun dan Dila menyaksikan aku berciuman dengan Egi."     

"Kenapa bos bisa berciuman dengan Egi."     

"Dia tiba-tiba menciumku dan Dila datang. Egi bekerja sama dengan Clara untuk menjebak aku. Berita buruknya dia tahu aku gay. Mereka memberikan foto mesra aku dan Egi ke Dila."     

"Ini bencana bos. Gawat. Bisa jadi Dila akan menceraikan bos karena masalah ini."     

"Karena itu aku memperkosanya. Semigat saja dia hamil."     

"Kenapa dengan dia hamil?"     

"Orang-orang tak mempercayai aku gay. Dia bisa merusak reputasiku jika dia meminta cerai. Pernikahan kami baru tiga bulan. Clara dan Egi kau harus membereskan mereka. Mereka ingin aku dan Dila bercerai."     

"Kenapa dengan Clara? Kenapa dia ikut campur dalam urusan ini?"     

"Dia anak Wira Setiawan."     

Mata Dian melotot tak mempercayai fakta jika Clara anak dari Wira Setiawan.     

"Kenapa kita tidak tahu Clara anak Wira Setiawan? Pasti dia dendam karena proyeknya kita rampas."     

"Aku rasa Clara anak Wira dari istri yang lain. Mana mungkin lelaki tua itu cuma punya istri satu."     

"Aku rasa juga begitu bos. Apa yang harus kita lakukan bos?"     

"Kamu cari tahu dimana mereka menginap dan bawa mereka padaku."     

"Baik bos. Segera laksanakan."     

"Ngomong-ngomong bagaimana tadi bercintanya? Sepertinya bos ketagihan sampai tak menyadari menyakiti Dila?" Goda Dian penasaran.     

Bara mengambil bantal sofa dan melemparnya pada Dian.     

"Sekali lagi kamu bertanya aku akan merobek mulutmu!"     

"Jangan bos," kata Dian panik. Ia langsung pergi meninggalkan kediaman Bara.     

Bara meremas rambutnya. Memikirkan kejadian demi kejadian yang menimpanya. Pertengkarannya dengan Egi hingga berujung pemerkosaan Egi di atas Yatch. Perselisihan dengan Hadi hingga membuatnya harus menjebak Hadi hingga mengundurkan diri. Kedatangan Egi dan Clara di malam sangeet Hari, ciuman dengan Egi dan dilihat Dila. Pemerkosaan pada Dila dan terakhir pemukulan Naura.     

Bara seperti mendapatkan karma atas perbuatannya. Semua saling berhubungan. Kepala Bara mau pecah memikirkan bagaimana hubungannya ke depan bersama Dila. Apakah mereka akan bertahan atau Dila akan membongkar identitasnya?     

Bara memikirkan strategi apa yang akan dilakukan jika Dila sudah siuman nanti. Apakah ia harus mengancam Dila atau tidak?. Dila tak mungkin begitu saja bisa ia habisi, status Dila sebagai istrinya akan menimbulkan polemik karena ia sedang disorot publik. Tak segampang itu menyingkirkan Dila dalam hidupnya. Jika Dila dibunuh kasusnya akan jadi sorotan karena istri ketua DPRD dibunuh. Malah detektif dadakan akan banyak bermunculan dan itu akan membahayakan posisinya.     

Bara melempar barang-barang yang ada di depannya. Saking emosinya menendang sofa hingga tak sadar pinggangnya masih encok karena Naura meloncat ke punggungnya hingga membuatnya tumbang ke lantai.     

"Bangsat!" Umpat Bara memegangi pinggangnya.     

Ia berjalan tertatih-tatih menuju kamar, lalu membersihkan diri ke kamar mandi. Bara terlelap dalam mimpi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.