Jodoh Tak Pernah Salah

Part 165 ~ Malam Pertama Uhug….. ( 2 )



Part 165 ~ Malam Pertama Uhug….. ( 2 )

2"Kamu memang harus belajar melupakan di ajika kamu tahu jika kalian tak mungkin untuk bersama."     

"Ada hal yang ingin aku tanyakan uni," kata Dila malu-malu.     

"Kenapa kamu gugup? Apa yang mau kamu tanyakan?"     

"Itu…..Anu….."     

"Ngomong yang jelas Dila!" Naura kebingungan.     

"Aku akan mencoba membuat Bara tertarik dengan wanita. Bagaimana cara memancing gairah seorang pria?" Wajah Dila memerah setelah mengatakannya.     

"Kamu serius akan bercinta dengan Bara?"     

"Uni jangan tanyakan itu. Aku malu."     

"Bertanya apa salahnya?"     

"Aku sudah membuat keputusan akan membimbing dia kembali straigt dan membuat dia tertarik secara seksual."     

"Gay memang harus sering dipancing bercinta dengan wanita agar ketertarikannya dengan pria bisa hilang."     

"Yang ingin aku tanyakan bagaimana membuat mereka ereksi dan bisa bercinta?"     

"Kamu rangsang saja dia Dila."     

"Uni tahu aku tidak punya pengalaman untuk merangsang pria. Bagaimana sich?" Gerutu Dila kesal.     

Naura tergelak tawa,"Maafkan uni. Lupa kalo kamu gadis polos dan awam dengan hal percintaan."     

Dila menutup wajahnya dengan sebelah tangan.     

"Jangan mentertawai aku uni. Aku jadi malu."     

"Apa perlu uni kirimkan video porno agar kamu belajar cara membangkitkan gairah pria?"     

"Tidak perlu. Biar aku download sendiri." Tolak Dila mentah-mentah.     

"Sudah tahu situsnya?" Goda Naura.     

"Tidak tahu." Dila geleng-geleng kepala.     

"Biar uni kirim saja."     

"Satu lagi yang mau aku tanyakan?" Dila ingat sesuatu.     

"Apa?"     

"Aku pernah baca artikel tidak mudah membangkitkan gairah seorang gay walau sudah kita rangsang. Dia tidak akan ereksi. Kalo dia tidak ereksi bagaiamana bisa bercinta?"     

"Jika itu terjadi nanti kalian hentikan aktivitas kalian dulu. Jangan terlalu dipaksakan untuk bercinta. Takutnya kalian frustasi dan itu meredakan gairah."     

"Lalu aku harus bagaimana uni?"     

"Coba saja dini hari. Dini hari pria akan ereksi secara alami dan tanpa sadar. Kalian bercinta dini hari."     

"Oh begitu," kata Dila manggut-manggut.     

"Ada lagi yang ingin kamu tanyakan?"     

"Apa keputusan aku sudah benar uni?"     

"Uni bisa melihat kesungguhan Bara untuk kembali ke kodrat. Tidak salahnya memberikan dia kesempatan untuk berubah. Setelah tahu kisah dia kenapa jadi gay aku jadi bersimpati untuknya. Aku juga kasihan dengan Dian. Saat remaja dia diperkosa secara brutal. Dian yang sekarang dampak buruk peristiwa di masa lalu. Ia tak mau terlihat lemah dan bisa disakiti lagi."     

"Aku kasihan dengan mereka berdua." Dila ikut bersimpati.     

"Semua ada sebab akibat Dila. Aku yakin kekasih Bara juga mengalami peristiwa pahit di masa lalu sehingga dia jadi gay."     

"Bisa jadi uni. Maaf uni aku tutup teleponnya dulu. Terima kasih atas sarannya."     

"Sama-sama Dila. Semoga berhasil nanti malam," kata Naura menyemangati."     

"Uni," pekik Dila malu.     

"Tidak usah malu. Orang yang sudah menikah biasa membicarakannya."     

"Aku tutup ya uni. Muachhhh."     

Dila memegang pakaian yang dijemur. Cuaca sangat cerah pakaiannya sudah kering dan ia bisa memakainya. Dila memutuskan untuk membeli beberapa pakaian. Masih banyak tempat di pulau Rottnest yang belum ia kunjungi. Tak mungkin ia hanya memakai baju cuci kering pakai.     

"Aku mau membeli pakaian. Mau menemani?" Dila bertanya pada Bara.     

"Boleh. Untuk tuan putri apa sich yang enggak?"     

"Aku suka menggoda kamu dan aku lihat kamu suka digombali."     

"Sembarangan." Dila tak terima.     

"Kamu siap-siap. Kita akan pergi beli pakaian."     

"Ok." Balas Dila ke kamar mandi berpakaian.     

******     

Menjelang maghrib Dila dan Bara sudah sampai di resort. Bara benar-benar kalap membelikan Dila pakaian. Hampir satu lemari ia membelikan pakaian untuk sang istri.     

"Kenapa kamu membelikan aku baju sebanyak ini Bara?"     

"Dari pada kamu bingung memilihnya lebih baik beli semuanya. Itu enaknya punya suami sultan," kata Bara menyombangkan diri.     

"Sekaya apa sich kamu Bara?"     

"Bukankah aku nasabah yang memiliki dana terbesar di bank kamu? Itu hanya satu per sepuluh dari hartaku." Bara mengedipkan mata.     

"Asal kamu tahu bank lain banyak mengincar aku agar tidak memindahkan dananya ke bank mereka."     

"Jangan coba-coba pindahkan dana kamu dari MBC. Awas saja!" Ancam Dila dengan mata melotot.     

"Tergantung sich." Bara menaik turunkan alisnya.     

"Tergantung ibu negara bagaiman memberi servis."     

"Kita lakukan habis sholat isya ya," jawab Dila membuang muka. Ia malu mengatakannya. Wajahnya memerah bak tomat.     

Bara tersenyum simpul serasa mendapatkan angin segar. Dila telah membuka hatinya. Mereka bersiap untuk dinner. Malam ini Bara memberikan Dila kejutan dinner di atas cruise.     

Saat mereka baru datang staf kapal memberikan mereka welcome drink. Mereka duduk di meja yang telah di sediakan. Bara membooking cruise hanya untuk mereka. Tak ada tamu selain mereka. Trio singer sudah bersiap menghibur mereka dengan menyanyikan lagu romantis. Bara memperlakukannya dengan special.     

Dila terharu tak menyangka Bara akan memberikan kejutan semanis ini. Dila kira hal romantis seperti ini hanya ada di film dan novel yang ia baca. Aneka makanan hidangan sudah terhidang di atas meja.     

"Mari makan," ajak Bara seraya memegang garpu dan sendok.     

"Terima kasih untuk hari ini," balas Dila tulus.     

"Apakah menyesal telah aku culik?"     

Dila tertawa ngakak betapa lucunya drama untuk datang kesini,Penculikan yang menyenangkan."     

Mereka berdua larut dalam canda dan tawa. Seusai makan Bara mengajaknya berdansa.     

Mereka berangkulan terkesan saling memeluk. Mereka melangkah mengikuti tempo musik yang lambat. Bara menikmati momen bersama sang istri.     

"Aku bahagia karena kamu telah memutuskan membantu aku kembali ke kodrat," kata Bara di sela-sela dansa mereka.     

"Kamu meminta kesempatan kedua dan aku memberikannya. Bukankah kamu memohon padaku?"     

Bara tergelak tawa,"Mau bagaimana lagi. Kenyataannya aku memintamu membantuku kembali straight. Maafkan aku telah menyakiti kamu."     

"Aku sudah memaafkan kamu Bara."     

"Aku akan belajar jadi suami yang baik untuk kamu. Aku akan belajar keras hingga aku bisa seperti Fatih."     

"Jangan membahas Fatih," kata Dila marah."Jangan menjadi orang lain untuk menyenangkan aku. Be your self."     

"Maaf," kata Bara pelan."Aku ingin menjadi suami yang dirindukan."     

"Kamu menyukai aku?" Dila memborbardir Bara.     

"Aku tidak tahu dengan perasaanku cuma aku merasa kosong ketika kamu pergi."     

"Dila lihat." Tunjuk Bara ke atas langit. Pesta kembang api telah dimulai.     

Dila terpukau dan kagum melihat indahnya kembang api. Ada berbentuk bunga, hati dan pohon kelapa.     

"Kamu yang menyiapkan semua untukku?" Tanya Dila tersenyum lebar. Tak menyangka Bara memberinya kejutan berkali-kali.     

"Buat kamu aku akan berikan yang terbaik."     

"Bara. Aku benar-benar senang dan bahagia. Terima kasih," kata Dila memegang tangan Bara.     

"Aku yang harus berterima kasih padamu karena telah memberi aku kesempatan kedua dan mau membimbing aku. Semoga semuanya berjalan lancar Dila. Aku kembali straight dan tak tertarik lagi dengan laki-laki."     

"Amin."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.