Jodoh Tak Pernah Salah

Part 181~ Titik Terang



Part 181~ Titik Terang

0Samir menangis tersedu-sedu merasakan sakit di seluruh tubuhnya.     

Tubuhnya sudah lemah dan luka-luka namun Clara tetap memukulnya bertubi-tubi melepaskan rasa sakit hatinya.     

"Dasar bencong! Dipukul dikit udah nangis.Karma dibayar kontan Samir dan lo dapat Karma dari perbuatan lo. Lo yang culik Dila malah mengkambing hitamkan Egi yang melakukannya. Gue malah bersyukur Bara mau taubat dan kembali ke kodrat. Setidaknya Egi akan berpikiran sama untuk straight. Gue akan senang jika mereka bubar. Dimana lo menyembunyikan Dila?"     

"Gue enggak akan cerita. Gue akan membalas lo Clara." Kata Samir berteriak lantang.     

"Sebelum lo balas gue, gue pastikan lo mati disini? Lo liat itu!" Clara menunjuk tumpukan kayu bakar.     

"Setelah gue bunuh lo, gue akan bakar jasad lo. Tak ada orang yang akan tahu tentang kematian lo termasuk kakak angkat lo yang mafia itu."     

Samir menggigil ketakutan. Wajahnya pucat dan bibirnya gemetar.     

"Masih bersikeras tidak mau buka mulut? Jangan paksa gue berbuat nekad. Bagaimana rasanya ditekan?"     

Samir menggeleng tak menjawab pertanyaan Clara.     

"Enggak bisa jawab?" Clara meremas pipi Samir. "Ini yang Egi rasakan ketika lo menekan dia. Tidak akan pernah gue biarkan lo menyakiti laki-laki yang gue cintai. Gue mau Bara kembali straight sehingga Egi tak memiliki harapan untuk menjalin hubungan dengan dia. Gue bisa datang dalam kehidupan Egi. Jika Bara bisa normal kenapa Egi tidak."     

"Gue sangat mencintai Egi. Dia hanya pantas bersanding dengan gue," balas Samir tak terima.     

Clara menempeleng kepala Samir, "Dasar LGBT laknat. Jangan jadi pengikut kaum nabi Luth yang sesat. Hubungan kalian itu terlarang, tak mendapat tempat di masyarakat dan menyimpang. Mana ada pisang dengan pisang? Segala yang ada di dunia ini diciptakan berpasangan. Ada siang ada malam, ada bulan ada bintang, ada jantan ada betina. Sejak kapan jantan sama jantan menghasilkan keturunan? Sampai kapan lo terjerumus dalam dunia kelam LGBT?"     

"Bukan urusan lo!"     

"Masih aja nyolot. Dasar bencong sialan," kata Clara menampar Samir.     

Clara meminta pisau pada salah satu bodyguard.     

"Sekarang gue mau tanya sama lo. Ini pertanyaan terakhir. Lo enggak jawab siap-siap tinggal nama."     

"Dimana lo sembunyikan Dila?"     

"Sebelum gue jawab lo jawab dulu pertanyaan gue," tanya Samir serius.     

Clara habis kesabaran, Ia jengah. Clara menarik bahu Samir dan membalikkan badannya. Ia menempel pisau di pipi Samir bak orang menulis.     

"Clara," lirih Samir dengan gugup dan berusaha menghindari sentuhan tangan wanita itu.     

"Kenapa? Takut?" Balas Clara menohok.     

"Kenapa lo ingin tahu keberadaan Dila?"     

"Tentu gue harus tahu. Setidaknya Egi tidak akan jadi kambing hitam dalam penculikan Dila. Gue akan melindungi Egi sampai titik darah penghabisan." Clara menarik napas panjang, melepaskan Samir.     

"Sekarang lo katakan dimana Dila!"     

Samir tak berdaya, mau tidak mau ia harus mengatakan keberadaan Dila. Samir menatap Clara penuh kebencian.     

*****     

Media sosial Indonesia dan media lokal Perth gempar. Berita penculikan Dila viral dimana-mana. Akun gossip seperti lambe curah, neng poto, mak gossip, tante nyinyir memblow up kasus penculikan Dila dengan headline.     

'ISTRI PENGUSAHA MUDA SEKALIGUS KETUA DPRD SUMBAR. ALDEBARAN DI CULIK KETIKA MEREKA BERLIBUR DI PULAU ROTTNES, AUSTRALIA.'     

'MENGALAMI NASIB NAAS SAAT LIBURAN, ISTRI KETUA DPRD SUMBAR DI CULIK KETIKA MAKAN SIANG DI SEBUAH KAPAL PESIAR.'     

'PENCULIKAN ISTRI KETUA DPRD SUMBAR DIDUGA DIDALANGI LAWAN POLITIK.'     

'FADILA ELVARETTE, ISTRI PENGUSAHA SEKALIGUS KETUA DPRD SUMBAR DI CULIK SAAT LIBURAN DI AUSTRALIA.'     

Akun gosip juga memposting foto Dila dan Bara. Viralnya berita penculikan Dila di berbagai media tak luput dari andil Dian. Ia membayar buzzer untuk memviralkan kasus penculikan Dila sehingga semakin banyak orang yang tahu semakin mempermudah pencarian Dila. Harapan Bara setelah berita ini viral penculik semakin terdesak dan melepaskan Dila.     

Berita penculikan Dila juga dimuat dalam surat kabar di kota Perth. Mira, Mark dan Zyan yang sedang sarapan gempar. Zyan bahkan memuntahkan susunya ketika membaca koran tentang penculikan Dila.     

"Astaga Dila diculik?" Wajah Mira memucat dan tubuhnya gemetar. Tangan Mira tiba-tiba menggigil mengetahui sahabat kecilnya diculik. Mira menangis tersedu-sedu dalam pelukan Mark.     

"Apa suami Dila sudah melaporkan penculikan ini?" tanya Zyan menatap Mark nanar.     

"Aku rasa sudah ditangani oleh pihak kepolisian. Jika sudah masuk koran lokal Perth, aku yakin kasus ini dalam penanganan polisi," kata Mark mengemukan analisisnya.     

"Ya ampun Vani kenapa dia diculik?" kata Zyan pelan.     

"Vani? Siapa Vani?" Mira menatap tajam pada Zyan. Sudah berulang kali ia mendengar Zyan memanggil Dila dengan nama Vani. Mira menjadi curiga.     

"Tidak. Bukan apa-apa," jawab Zyan mengelak.     

"Kau tidak bisa membohongi aku Zyan. Dia Dila bukan Vani." Mira memberi kejelasan.     

"Siapa Vani?" Tanya Mira penuh selidik.     

Zyan bungkam, membuang muka tak ingin melihat wajah Mira yang menatap Zyan seolah-olah ingin memakannya.     

"Zyan aku bertanya, tolong kau jawab!"     

"Vani kekasihku yang menghilang," akhirnya Zyan buka suara. Ia mengeluarkan smartphone dan memperlihatkan fotonya bersama Vani. Mira dan Mark melongo menatap sosok wanita di layar smartphone Zyan.     

Mira mengucek matanya tak percaya dengan sosok wanita yang ada di layar smartphone Zyan. Wajah sang wanita sangat mirip dengan Dila, yang membedakan mereka hanya tahi lalat, warna kornea mata dan warna rambut. Dila tak memiliki tahi lalat di bibir, sementara Vani memilikinya. Dila berambut hitam legam dengan mata coklat, sementara Vani berambut coklat dengan mata biru.     

Mira mengucek matanya memastikan jika ia tak salah lihat. Jika ada yang mengatakan manusia memiliki tujuh kembaran di dunia, maka Vani salah satu kembaran dari Dila.     

"Dimana dia sekarang?" tanya Mira lebih lanjut.     

"Vani menghilang dan aku tak tahu keberadaannya," jawab Zyan pilu.     

"Dila tetaplah Dila. Dia bukan Vani. Kami hidup bersama sejak kecil." Mira menjelaskan.     

"Jangan anggap Dila sebagai Vani. Satu hal Dila telah menikah. Sayang bisa minta bantuan sepupumu untuk menemukan Dila?" Mira menatap sang suami.     

"Dengan senang hati," balas Mark.     

"Aku tidak ingin sesuatu terjadi pada Dila. Aku tidak bisa tenang sebelum Dila ditemukan. Siapa yang berani menculik Dila?"     

"Aku akan minta bantuan Daddy untuk mencari Dila." Kata Zyan.     

"Tuan Smith?" Zyan mengangguk.     

"Semakin banyak yang membantu mencari Dila semakin baik. Semoga Tuhan melindungi Dila," ucap Mira berdoa.     

*****     

Dian dan Bara menyantap sarapan mereka. Beraneka makanan terhidang di atas meja. Wajah Bara berlipat tiga dan tidak nafsu makan. Selera makannya hilang semenjak Dila menghilang.     

"Bos makanlah sedikit untuk tambah tenaga," bujuk Dian sambil makan roti bakar dan zuppa soup.     

"Aku tidak nafsu Dian."     

"Aku tahu bos mengkhawatirkan Dila, tapi bos harus jaga kesehatan." Dian mengingatkan.     

Dering iphone Dila menyadarkan Bara, ia segera mengambilnya di dalam kamar. Iphone Dila terletak di atas nakas. Bara baru ingat jika Dila menggunakan apple watch. Jika apple watch masih terpasang di tangan Dila maka mereka bisa melacak keberadaan Dila.     

"Dian," panggil Bara dengan rona wajah bahagia seakan memiliki harapan baru.     

"Tunggu bos." Dian melambaikan tangan memberi isyarat untuk Diam.     

"Clara melakukan video call denganku," lanjutnya.     

"Dian," panggil Clara histeris.     

"Kenapa lo menghubungi gue?" Tanya Dian ketus.     

"Dila diculik ya?" Tanya Clara polos dengan wajah innocent.     

"Benar dan beritanya sudah di muat di berbagai media massa."     

"Gue tahu keberadaan Dila," kata Clara menggebu-gebu.     

"Apa?" Sahut Dian dan Bara bersamaan.     

Clara menceritakan tentang Samir pada mereka, tak lupa memperlihatkan keadaan Samir yang babak belur. Clara juga memberi tahu dimana Dila disekap.     

"Terima kasih bantuannya Clara," kata Bara dengan mata berkaca-kaca.     

"Cepat selamatkan istri lo sebelum kakak angkat Samir datang," balas Clara.     

Dian dan Bara segera berangkat ke tempat penyekapan Dila. Mereka juga menghubungi polisi setempat dan melaporkan keberadaan Dila. Hasil pelacakan apple watch Dila, lokasi Dila sama dengan tempat yang disebutkan Clara. Bara mengulas senyum, akhirnya keberadaan Dila diketahui.     

.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.