Jodoh Tak Pernah Salah

Part 308 ~ Zico Bertemu Dila ( 2 )



Part 308 ~ Zico Bertemu Dila ( 2 )

0Dila mempersiapkan bahan untuk meeting dengan Zico nanti. Dila menyiapkan bahan presentasi untuk promosi produk dana dan produk kredit yang ada di kantornya. Dila mempelajari bahan presentasi karena dia nanti akan menyampaikan produk-produk yang ada di bank MBC. Walau Dila sudah sering melakukan presentasi tetap saja dia harus belajar agar presentasi memuaskan dan menarik minat nasabah. Semoga dengan layanan yang ada di bank MBC pemilik dari rumah sakit Harapan yang baru memilih bekerjasama dengan bank mereka.     

Jika rumah sakit Harapan memutuskan bekerja sama maka sangat menguntungkan bagi perusahaan Dila. Pertama dana pihak ketiga akan pindah ke bank mereka, membuat pertumbuhan simpanan masyarakat meningkat. Andai Harapan jadi bekerja sama makanya pencapaian dana di kantor Dila melebihi target.     

Keuntungan kedua, pindahnya gaji pegawai Harapan membuka peluang pemberian kredit pada pegawai dengan pembayaran cicilan melalui gaji yang diterima setiap bulan. Dengan ini kredit mengalami pertumbuhan dan bisa mencapai target.     

Niken dan Vino masuk ke dalam ruangan Dila. Mereka berdiskusi hal-hal apa yang perlu mereka lakukan ketika rapat dengan CEO Rumah sakit Harapan yang baru. Mereka bertiga telah membagi tugas. Siapa yang akan mempresentasikan bidang dana, siapa yang mempresentasikan bidang kredit. Hasil diskusi mereka memutusankan, Dila akan mempresentasikan kredit. Niken akan mempresentasikan masalah produk bank seperti tabungan, giro, dan deposito. Vino mempresentasikan teknologi yang ada di bank MBC yang memudahkan nasabah dalam bertransaksi.     

Dila mematikan laptop dan memasukkannya dalam tas. Mereka siap berangkat ke rumah sakit Harapan.     

"Kabarnya pemilik Rumah sakit Harapan yang baru itu sangat ganteng dan masih muda kep," ucap Niken menggoda Dila.     

"Mau ganteng atau masih muda nggak ada ngaruhnya sama kep. Yang penting kerja sama bisa terlaksana."     

"Minimal cuci mata kep," balas Niken tergelak tawa.     

"Kamu yang cuci mata kep sich enggak. Iya nggak Vin?" Dila melirik Vino.     

"Aku enggak mungkin cuci mata sama cowok kep," jawab Vino datar.     

"Bisa aja." Goda Niken tergelak tawa.     

"Enak aja bisa." Vino tak terima candaan Niken.     

"Bisa kalo lo pecinta batangan." Tawa Niken semakin keras.     

Dila meringis sambil tersenyum. Mengingat di masa lalu suaminya seorang gay. Begitu hinanya seorang gay, mereka dihina dan tak punya tempat dalam masyarakat. Perbuatan gay hina dan dilaknat oleh Tuhan. Binatang yang tidak punya akal tidak mau melakukan hubungan sejenis, kenapa kita sebagai manusia yang dianugerahi akal dan pikiran melakukan sebaliknya?     

Dila tak lagi menggubris candaan Niken karena merasa tersentil. Untung saja semuanya hanya masa lalu. Bara telah berubah dan menjadi pria yang normal. Dila berdoa semoga para gay mendapatkan hidayah dan kembali ke kodrat.     

Tim Dila sudah berada di rumah sakit Harapan. Sebelum menemui Zico terlebih dahulu Dila menghubungi Naura.     

Naura sudah menunggu mereka di depan IGD. Ruangan CEO berada di lantai lima satu gedung dengan IGD.     

"Niken, Vino kenalin ini kakak ipar kep. Naura namanya." Dila memperkenalkan Naura pada kedua anggotanya.     

Ketiganya bersalaman dan saling memperkenalkan diri. Mereka dibawa Naura menuju lantai lima.     

"Pak Zico ada?" Tanya Naura pada Fahmi, sekretaris Zico saat mereka sudah ada di depan ruangan Zico. "Pihak bank sudah datang."     

"Ada dokter," jawab Fahmi. "Tunggu sebentar saya akan beritahu Pak Zico."     

Fahmi meninggalkan mereka dan masuk ke ruangan Zico. Tak lama setelah itu ia kembali mempersilakan mereka untuk masuk.     

"Bapak sudah menunggu."     

Rombongan Dila masuk dan dipersilakan duduk di sofa tuksedo.     

"Pak Zico. Ini Ibu Dila kepala capem utama dari bank MBC. Ini Niken dan Vino mereka funding officer." Naura memperkenalkan mereka pada Zico.     

"Dila," sapa Dila berjabatan tangan dengan Zico.     

"Zico. Masih muda pimpinannya saya kira sudah tua," celetuk Zico.     

"Masih muda sama seperti Bapak." Dila menanggapi gurauan Zico.     

���Bagaimana jika Ibu langsung presentase. Apa saja yang akan ditawarkan bank MBC untuk rumah sakit. Jika penawarannya menguntungkan kami, maka kami akan memilih bekerja sama dengan bank anda."     

"Baik Pak." Dila pun mempresentasikan produk perbankan yang ada di bank MBC.     

Terlebih dahulu Niken mempresentasikan produk dana yang ada di bank MBC, setelah itu Vino menjelaskan teknologi-teknologi yang ada di bank MBC sehingga memudahkan nasabah dalam bertransaksi. Terakhir Dila mempresentasikan kredit pada Zico. Dila bahkan menyodorkan kredit untuk para pegawai Harapan dan kredit dana talangan asuransi pemerintah. Selama ini insentif karyawan rumah sakit sering terlambat dibayarkan karena pemerintah telat membayar tagihan asuransi pada rumah sakit. Dila menawarkan pemberian dana talangan sesuai dengan kebutuhan Harapan sehingga mereka tidak perlu telat membayar insentif karyawan dan kreditnya dibayar ketika asuransi pemerintah telah melakukan pembayaran.     

Dila memberikan penawaran untuk penerimaan biaya rumah sakit bisa dibayarkan online melalui bank. Nanti sistem pembayaran rumah sakit akan terkoneksi dengan bank sehingga pihak rumah sakit bisa mengecek secara online dana masuk ke rekening rumah sakit.     

Selama ini rumah sakit memiliki kasir untuk menerima pembayaran. Jika uang di kasir sudah banyak maka akan dijemput oleh bank lama dan disetorkan ke rekening rumah sakit. Dila menawarkan pihak bank untuk menjadi kasir sehingga pemasukan rumah sakit lebih transparan. Dila bahkan berani menaruh pegawai bank sebanyak tiga orang di rumah sakit untuk menerima pembayaran rumah sakit.     

Dila juga memberi tahu kemudahan pelayanan yang akan diberikan pada rumah sakit. Mereka akan dapat pelayanan prioritas.     

Zico manggut-manggut tanda mengerti dengan apa yang dijelaskan Dila.     

"Ada pertanyaan Bu Dila. Masalah dana talangan itu. Saya tertarik. Dengan begini saya tida perlu menggunakan dana saya yang lain untuk pembayaran insentif pegawai. Namun saya juga keberatan, karena jika kredit berarti ada bunga sementara tagihan untuk asuransi pemerintah tidak bisa membayar bunganya."     

"Pak Zico setahu saya jika asuransi pemerintah telat membayarkan tagihan mereka pihak rumah sakit bisa mengajukan pinjaman ke bank. Bunga dari kredit talangan akan dibayarkan oleh asuransi plus denda keterlambatan pembayaran. Konsekuensi dari telatnya pembayaran tagihan berarti insentif pegawai juga telat. Jika insentif telat maka akan ada penurunan kinerja para pegawai. Saya sudah berpengalaman memberikan kredit talangan untuk rumah sakit lain dan prosedurnya memang seperti itu. Kami hanya butuh salinan kontrak kerja sama rumah sakit dengan asuransi pemerintah. Maka kami akan mencairkan kredit talangan dengan jangka waktu kredit 6 bulan."     

Zico manggut-manggut tanda mengerti dengan penjelasan Dila. Dia meminta Fahmi untuk berdiskusi dengan pihak asuransi pemerintah masalah dana talangan. Selama ini manajemen lama tidak kepikiran untuk kredit dana talangan sehingga insentif pegawai telat dibayarkan. Kinerja pegawai menurun akibat ketidak jelasan kapan pembayaran insentif. Pelayanan pegawai pun buruk pada pasien. Cenderung kasar dan tidak ramah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.