Part 310 ~ Teringat Masa Lalu
Part 310 ~ Teringat Masa Lalu
Lima belas tahun yang lalu adalah tahun terburuk untuknya dan keluarga. Pada tahun 2005, Zico harus kehilangan Sisil, adik yang sangat dia cintai. Zico anak pertama dari tiga bersaudara. Sisil anak kedua dan Siska anak ketiga. Sebagai laki-laki tertua di keluarga Zico sangat menyayangi dan melindungi adik-adiknya. Hanya pada Sisil dan Siska, Zico tidak bisa marah dan emosional.
Saking sayang dan cintanya pada Sisil, ketika mengetahui fakta dibalik kematian adiknya membuat Zico geram dan marah. Zico membaca buku diari Sisil. Dalam buku diari Sisil menuliskan bahwa dia sangat menyukai pria yang bernama Aldebaran yang biasa dipanggil Bara.
Bara laki-laki yang sangat populer di kampus. Banyak wanita yang bertekuk lutut dan tak segan untuk mengatakan cinta padanya. Sisil tipe wanita yang sangat pendiam, namun untuk urusan cinta dia berani mengungkapkannya.
Entah keberanian dari mana Sisil datang pada Bara memberikan sebuah surat. Dalam surat itu Sisil menyatakan perasaannya dan meminta Bara untuk menjadi kekasihnya.
Bara adalah tipe laki-laki yang usil. Dia suka mengerjai teman bahkan dosennya sendiri. Ketika mendapat surat cinta dari Sisil, ia tertawa terbahak-bahak dan tak menyangka.
Wanita pendiam dan kutu buku itu mengatakan cinta padanya. Bara menyampaikan pada teman-temannya bahwa ia mendapatkan surat dari Sisil. Bahkan menunjukkan surat itu pada teman-temannya. Bara mengatakannya hanya untuk lelucon, sekedar bermain-main. Ternyata apa yang disampaikan para pada teman-temannya berujung fatal pada Sisil. Perempuan itu menjadi bulan-bulanan di kampus. Sisil dihujat dan dicemooh, dianggap tidak punya harga diri karena berani mengungkapkan cinta pada laki-laki duluan.
Cemoohan dan hujatan yang diterimanya membuat Sisil down dan akhirnya nekat mengakhiri hidupnya.
Sisil bunuh diri karena tidak kuat menerima hujatan. Zaman sekarang disebut bullying.
Zico diselimuti dendam. Zico mengepalkan tangannya dan berjanji di depan makam Sisil akan membalas dendam pada Bara.
Zico mengatur rencana dan mencari tahu siapa Bara, dimana dia tinggal, apa saja kegiatannya, kemana saja tujuannya setiap hari. Selama satu bulan Zico membuntuti Bara dan mengatur rencana penculikan dengan matang. Zico akan membunuh Bara dengan tangannya sendiri. Nyawa harus dibayar dengan nyawa begitu prinsip Zico kala itu.
Sore itu direncanakanlah penculikan pada Bara. Zico membayar dua orang preman untuk menculik Bara. Zico pun ikut dalam aksi penculikan namun dia hanya duduk di dalam mobil. Sialnya, Dian melihat penculikan itu terpaksa Zico menyuruh anak buahnya menculik Dian.
Mulut Dian dibekap dengan sapu tangan yang telah diberi obat bius. Dian pingsan dan dibawa ke dalam mobil. Zico akhirnya menculik dua orang.
Zico membawa kedua ke sebuah gedung kosong yang telah lama tidak ditempati. Sesampainya di gedung itu Zico memukul Bara bertubi-tubi. Dia melawan Zico namun dengan curangnya Zico mengeroyok Bara hingga babak belur. Bara ambruk dalam satu pukulan. Zico melepaskan sakit hatinya. Dia memukul wajah, perut, dada dan punggung Bara tanpa rasa kasihan. Rintihan dan tangisan Bara tak mengurangi kekejaman Zico.
Ketika Dian sadar dari pingsannya, Zico melihat gadis itu berteriak namun suaranya tak terdengar karena mulutnya disumpal. Zico mendekati Dian dan melepaskan kain yang menyumpal mulut Dian.
Mendengar teriakan dan bentakan Dian membangunkan sisi lain dari Zico. Dalam keadaan emosional dia akan melakukan seks dengan kasar. Zico penganut seks bebas. Saat kuliah ia sudah melepaskan keperjakaannya. Hubungan seks sudah candu untuknya. Jika tidak melakukannya satu kali dalam seminggu akan membuat kepalanya sakit.
Kebetulan Zico belum berhubungan seks dalam Minggu ini. Kebetulan gadis remaja yang ia culik sangat cantik dan menawan. Adik kecil Zico mengeras. Namun pikiran itu ditepis Zico karena teringat dengan adiknya Siska. Mungkin keduanya seumuran.
Interaksi antara Dian dan Bara mengingatkannya dengan Sisil. Mereka saling menyayangi dan melindungi. Timbul niat jahat dari dalam diri Zico. Ia ingin menghancurkan Bara agar merasa bersalah seumur hidup. Zico balas dendam namun hasrat seksualnya dapat tersalurkan. Rencana Zico berubah ia tak jadi membunuh Bara. Zico akan menyakiti Bara melalui Dian. Pasti Bara akan hancur melihat adik kesayangannya digauli di depan matanya.
Zico mengelus rambut Dian. Gadis kecil itu membuatnya sangat bergairah. Kemarahan Dian saat tangan Zico dengan jahil menyentuhnya membuat gairahnya semakin meledak-ledak. Zico memperkosa Dian di depan Bara. Tangisan, rintihan, permohonan Dian tak diindahkan. Zico memperkosa Dian setiap hari selama diculik.
Hari terakhir penculikan Zico memakai narkoba sehingga berhalusinasi. Ia melihat Bara seperti melihat Dian. Ketika emosional Zico cenderung melakukan seks kasar. Ia memasuki Bara hingga pendarahan.
Selesai melampiaskan hasrat bejatnya. Zico kabur meninggalkan anak buahnya. Malam harinya Zico sudah sadar dan berada di dalam rumah. Zico mengingat semua kejadian tadi pagi. Zico mau gila ketika mengingat Bara. Dia memasuki Bara seperti seorang gay akut.
Tubuh Zico gemetar dan merasa jijik pada dirinya sendiri. Zico bahkan muntah teringat semuanya. Kedua orang tuanya datang ke dalam kamar. Memberi tahu jika ada polisi yang datang. Tubuh Zico gemetar dan meminta perlindungan dari kedua orang tuanya. Akhirnya diaturlah skenario untuk menumbalkan anak buah Zico dengan iming-iming jaminan kehidupan keluarga anak buahnya.
Zico dikirim orang tuanya ke luar negeri agar melupakan peristiwa kelam yang pernah ia lakukan.
Zico menarik napas dalam. Dadanya terasa sakit mengingat kekejamannya di masa lalu. Zico bertekad memperbaiki kesalahannya di masa lalu. Selama lima belas tahun hidup memendam rasa bersalah. Rumah tangga berantakan dan tak pernah bahagia. Mungkin ini karma atas perbuatannya di masa lalu.
Zico menyusun rencana untuk mendekati Dian. Bagaimana pun orang yang paling menderita atas perbuatannya adalah Dian. Zico telah merampas kegadisan Dian dan menghamilinya. Pemerkosaan yang ia lakukan memiliki dua mata pisau. Satu, dia telah menghancurkan kehidupan seorang gadis. Kedua, pemerkosaan yang ia lakukan melahirkan keturunan yang sangat diinginkan oleh Lona dan ia terbukti tidak mandul.
Zico tahu tak akan mudah untuk mendekati Dian. Ia akan terus berusaha walau akan ada penolakan. Zico bahkan pasrah jika Dian akan membunuhnya, asal kesalahannya di masa lalu di maafkan.
Pria itu memijit pelipisnya. Kepalanya tiba-tiba pusing memikirkan semuanya. Pertemuannya dengan Dila yang notabene istri dari Bara seakan membukakan jalan untuknya. Semoga saja Dila membantunya berdamai dengan Bara.
Suara dering iPhone memekakkan telinga. Zico segera mengangkatnya.
:telephone_receiver: "Ada apa mami?" Tanya Zico tak bersemangat.
:telephone_receiver: "Apakah kamu sudah bertemu dengan Dian?"
:telephone_receiver: "Belum mami."
:telephone_receiver: "Kenapa begitu lama? Kamu harus menemui dia dalam waktu dekat."
:telephone_receiver: "Tidak semudah yang mami kira."
:telephone_receiver: "Apa perlu mami turun tangan?"
:telephone_receiver: "Tidak usah," jawab Zico cepat. "Mami jangan Ikut campur. Biar aku menyelesaikannya sendiri. Ini peringatan untuk mami."