Part 367 ~ Mari Bercinta 21+
Part 367 ~ Mari Bercinta 21+
Tangan Bara dengan lihai melepaskan pakaian istrinya. Tangannya meraba kulit lembut sang istri lalu membungkam bibir Dila dengan ciuman panas yang menggelora.
Dila membalas ciuman Bara, mengemut bibir atas dan bawah lalu memasukkan lidahnya dalam mulut Bara. Lidah keduanya bertautan. Saling membelai tak mau dilepaskan. Pertukaran saliva di antara mereka menambah gairah keduanya.
Dila melepaskan pakaian suaminya. Meraba dada bidang suaminya dan membelainya dengan lembut. Dila membalikkan posisi. Bara dibawah dan Dila menindihnya. Lidah Dila memanjakan Bara. Menjilat leher Bara, menyesap aroma tubuh sang suami dan membuat tanda disana. Biasanya Bara yang membuat tanda di lehernya namun kali ini Dila mau balas dendam. Dia hisap leher Bara bak vampir.
"Akhhhhhh.....Kamu bikin tanda sayang?" Tanya Bara dengan suara serak dengan mata berkabut gairah.
"Kapan lagi bikin tanda kepemilikan di tubuh kamu," jawab Dila dengan suara seksi nan erotis. Membangkitkan gairah di bawah sana.
Bara mendamba menginginkan pergumulan segera dilakukan. Ingin segera memasuki tubuh istrinya.
"Ahhhhhh!" Bara mendesah keras. Kejantanannya semakin tegang dan mendamba. Bara membalikkan posisi Dila. Meminta Dila menungging dan melesakkan miliknya.
Sentakan Bara dalam tubuhnya membuat Dila melayang. Tubuhnya semakin tegang dan tegang ketika sentakan Bara semakin lama semakin kuat. Ledakan demi ledakan memabukkan keduanya. Dila sangat suka posisi ini karena dengan posisi ini dia merasakan hentakan Bara semakin keras dan ia menikmatinya.
Bara memacu tubuhnya lebih cepat seraya tangannya membelai dada Dila. Bara memberikan cubitan pada puting Dila, membuat Dila semakin larut dalam gairah.
"Uhhhh masih saja sempit seperti perawan," kata Bara meringis menahan hisapan liang surgawi sang istri.
Dila mengerang menikmati hentakan demi hentakan Bara dalam tubuhnya. Ia menutup matanya menikmati sensasi demi sensasi kenikmatan yang di berikan sang suami. Dalam satu titik Dila meremas rambut Bara.
Bara semakin liar menusuknya dari belakang. Dila menggigit bibirnya, rintihan kenikmatan keluar dari bibirnya. Bara semakin dikabuti gairah mendengar rintihan sensual sang istri.
"Sayang. Aaahhhhhh," bisik Bara menarik puting payudara sang istri.
Dila menjerit kecil, respon atas tarikan Bara di puncak payudaranya. Seluruh tubuh Dila menggelepar. Kenikmatan demi kenikmatan menyerang sel saraf dalam tubuhnya.
Dila menjeritkan nama Bara ketika mendapatkan pelepasan. Tubuhnya melengkung dan gemetar. Setelah beberapa menit berlalu Bara menghentikan gerakannya, memberi jeda untuk Dila menikmati orgasme pertamanya.
Dila menutup wajahnya dengan kedua tangan karena malu sudah orgasme duluan. Bara menatapnya penuh hasrat sehingga membuat wajahnya merah padam.
"Kamu seksi ketika mendesah sayang," ucap Bara dengan suara parau.
"Sekarang giliran aku sayang yang muasin kamu," bisik Dila pelan di telinga Bara. Dila menarik tangan Bara dan menidurkannya di ranjang. Menjilat telinga Bara sebelum membenamkan wajahnya di ceruk leher suaminya
Dila memandang wajah Bara dengan tatapan penuh arti. Ia tersenyum menguasai tubuh Bara dan memimpin permainan. Tatapan matanya tak jauh dari pusat tubuh sang suami yang telah menegang. Bukti gairah Bara terlihat sangat hebat dengan ukuran yang luar biasa.
Bara tersenyum manis melihat sang istri menatap kejantanannya bahkan membelai dengan lembut.
Dila menggesekkan miliknya pada kejantanan Bara, membuat sang suami mendesah pelan. Dalam satu sentakan Dila memasukkan kejantan Bara ke dalam tubuhnya. Dila menoleh ke kira dan kanan menikmati kejantanan Bara dalam tubuhnya. Ia menggoyangkan tubuhnya dengan kuat hingga membuat ranjang berderit.
"Aku suka posisi ini sayang," desis Dila lembut sambil menggerakkan dirinya dengan teratur. Gerakannya membuat racauan Bara semakin keras. Bara meremas kedua dada istrinya.
Dila menutup matanya meresapi sensasi demi sensasi yang menakjubkan. Tubuhnya melebur dengan tubuh Bara bersama kenikmatan yang perlahan-lahan menyerbunya dengan dashyat dan semakin dashyat.
Dila terus berpacu, mendesah, meracau menyebut nama Bara. Gairah Dila kembali terpancing. Ia mulai on lagi. Akhirnya Bara mencapai puncaknya, menyemburkan cairannya dalam rahim sang istri. Dila turun dari tubuh Bara dan tidur di sebelah Bara. Melihat kepuasan di wajah suami. Telah mendapatkan pelepasan. Bara memeluk tubuh sang istri.
Dila dan Bara berpelukan dalam keringat. Mereka dalam posisi itu selama tiga puluh menit.
"Mandi yuk Dil. Habis mandi kita tidur," ajak Bara bangkit dari ranjang. Menuntun sang istri dan mengajaknya ke kamar mandi. Mereka mandi dan saling menyabuni.
Tiba-tiba hasrat Bara bangkit lagi ketika Dila menyabuni dadanya. Bara mencekal tangan Dila. Lalu mengarahkannya pada kejantanannya.
"Masa mau lagi?" Mata Dila melotot.
"Makan kamu enggak ada puas-puasnya sayang," ujar Bara mengecup bibir Dila sekilas.
Bara meraih tubuh Dila untuk merapat pada tubuhnya, mengecup pipi mulus Dila. Bara memuji kecantikan sang istri yang tetap cantik tanpa polesan make up.
Bara menggendong Dila dan merebahkannya di atas ranjang.
"Sudah siap dengan ronde dua Ibu ketua?" Tanya Bara menjilat telinga Dila.
"Siap enggak siap kamu bakal tetap gempur kan?"
"Dikutuk malaikat kalo nolak permintaan suami." Bara tersenyum nakal
"Berhubung aku enggak mau dikutuk malaikat. Mau enggak mau harus siap melayani," balas Dila membelai dada bidang Bara. Belaian tangan Dila bahkan sampai di bawah perutnya dan Dila segera meremas Jojo.
"Wow tahan, sabar," Pekik Bara tergelak tawa.
"Udah mulai nakal ya."
"Bukannya kamu senang jika aku nakal? Kenakalan aku kebahagiaan buat kamu?" Balas Dila genit. Menjilat bibirnya sendiri untuk menggoda Bara.
"Nyonya Aldebaran kamu benar-benar nakal."
Bara mencium bibir Dila, melumat, mencecap, membelai, dan menggodanya dengan panas. Dila hampir kehabisan napas karena ciuman panas Bara. Mengambil napas dengan rakus ketika pertautan bibir mereka lepas.
"Kamu sudah bak candu bagiku sayang." Mata Bara diselimuti kabut gairah.
Bara menggerakkan tubuhnya menghujam tubuh Dila. Awalnya lembut lama kelamaan semakin cepat dan kuat.
"Ah sayang." Desah Dila menikmati. Dila tak berdiam diri memberikan balasan yang sangat disukai Bara.
"Akhhhhh," desis Bara menikmati milik Dila sangat sempit
Bara semakin memacu tubuhnya dengan kuat dan cepat. Desahan dan racauan mereka saling bersahutan. Sentuhan Bara semakin membakar api gairah dalam tubuh Dila. Percintaan mereka yang selalu panas membuat ikatan batin mereka semakin kuat.
"Sayang…..aku....," ucap Dila terengah-engah sambil menatap Bara.
"Aku juga," balas Bara mempercepat tempo.
"Sama-sama ya sayang." Bara memejamkan mata ketika mendapatkan pelepasan. Dila juga mendapatkan pelepasan.
Keduanya terkapar di ranjang bermandikan keringat.