82. TERJEBAK ( 3 )
82. TERJEBAK ( 3 )
Kinanti menangisi nasib percintaannya. Dila hanya merenung menatap Kinanti yang sedang melamun. Terbersit rasa iba dalam hatinya. Kasihan sekali Kinanti selalu mencintai pria yang salah. Karena tak mau tersakiti oleh pria makanya wanita itu melakukan seks bebas. Berhubungan tanpa ada perasaan dan ikatan.
Kinanti terduduk seraya memeluk kedua kakinya. Perih ia rasakan kala hatinya tidak pernah menemukan pemiliknya. Hubungannya di masa lalu bersama mantan suami hanya sebatas azas manfaat. Mantan suaminya hanya memanfaatkan kekayaan keluargnya untuk mencapai tujuannya. Setelah pria itu mencapai tujuannya Kinanti dibuang begitu saja. Pria itu malah lari ke pelukan wanita lain. Dila mendekati Kinanti ada rasa iba yang ia rasakan. Entah kenapa hatinya terenyuh kala mendengar curahan hati Kinanti.
"Gue tidak mungkin bersama dengan Bara," ucap Dila membuat Kinanti bangkit. Tangisnya surut merasa memiliki kesempatan memiliki Aldebaran.
"Kenapa tidak mungkin lo bersama Bara? Anak kalian harus tahu siapa ayah kandung mereka?" Kinanti malah bingung dengan ucapan Dila.
Dila terharu kala Kinanti memikirkan nasib anaknya. Ia menghapus air mata yang membasahi pipinya.
"Gue punya alasan meninggalkan Bara. Gue tahu pagi itu hamil ketika akan meninggalkan dia. Berat tentu saja berat meninggalkan suami yang kita cintai, namun gue enggak punya pilihan Kinan, " ucap Dila memanggil Kinanti dengan Kinan agar terasa lebih akrab.
"Dila apa yang ada di pikiran lo," sesal Kinanti menatap Dila. Andai ia yang di posisi Dila tak akan menyerah begitu saja.
"Gue tidak ingin Bara celaka. Gue tidak rela melihat dia menghabiskan sisa hidupnya di penjara karena kejahatan di masa lalu."
"Lo istri yang paling bodoh yang pernah gue temui di dunia ini. Meski lo diancam ayah dan abang lo tidak seharusnya menyerah. Perjuangkan cinta kalian. Lo tidak mengenali suami lo sendiri. Seorang Aldebaran tidak mungkin bisa terkalahkan. Bara saja bisa menjatuhkan puluhan lawan politiknya dengan skandal video mesum. Ayah dan abang lo bisa dia bungkam begitu saja. Bara tidak melakukan kekerasan dan memperlihatkan watak aslinya karena mempertimbangkan ayah dan abang lo mertua dan kakak iparnya."
"Apa maksud lo?"
"Bara tidak semudah itu dijebloskan dalam penjara. Dia bisa memukul balik ayah dan abang lo. Jangan remehkan Dian yang selalu jadi kaki tangannya."
"Lo kenal sama Dian?" Dila malah bersikap seperti teman akrab dengan Kinanti. Ternyata perempuan itu tidak sejahat yang ia pikirkan. Kinanti hanya melampiaskan amarahnya karena tidak bisa memiliki Bara. Dila bisa mengerti kenapa Kinanti menjadi liar. Perempuan itu liar karena tidak pernah mendapatkan perhatian dari orang tua, lalu ia dikecewakan karena cinta. Hati wanita itu kembali patah kala jatuh cinta pada Bara.
"Bukan kenal lagi. Wanita itu selalu berada di belakang Bara. Gue heran kenapa bukan dia yang jadi istri Bara malah dia menjadi istri Arzico Aditia. Lucunya mereka punya anak yang sudah dewasa padahal Dian seumuran denganku."
"Dian dan Zico menikah?" Dila malah tersenyum dan tak menyangka dua orang musuh itu bisa bersatu dalam mahligai pernikahan. Harapan Dila agar Dian dan Zico menikah demi Alvin. Dila turut berbahagia mendengar kabar pernikahan mereka.
"Ya. Mereka sudah menikah dan memiliki anak lagi. Anak keduanya mereka mungkin seusia dengan anak kembar lo. Dian bahkan hamil besar sekarang."
"Benarkah?" Dila semakin bahagia. Reflek ia memeluk Kinanti. Wanita itu keheranan mendapati sikap Dila.
"Terima kasih infonya Kinan." Dila melepaskan pelukannya.
Satu hal yang Kinanti sadari jika Dila perempuan baik-baik dan sabar. Pantas saja Bara sangat bucin karena Dila istri yang baik. Mustahil istri di dunia ini menerima penyimpangan seksual suami. Dila rela dan mau mengorbankan diri untuk mengembalikan Bara ke kodrat. Dila bahkan tak mencintai suaminya kala itu. Dila sabar membimbing Bara untuk kembali ke kodrat. Kinanti mengacungkan jempol untuk Dila.
Kinanti tidak percaya jika seorang gay bisa sembuh. Dari pengamatannya punya teman seorang gay, mereka dipaksa keluarga untuk menikah agar penyimpangan mereka sembuh. Namun bukannya sembuh mereka malah tersiksa dan tak bahagia. Pria gay merasa bersalah karena telah membohongi dan menyakiti istri. Dia tak mencintai istrinya. Ketika berhubungan tak ada perasaan dan ikatan apa pun. Yang mereka lakukan hampa. Hanya sebatas hubungan badan namun tak ada rasa cinta.
Kinanti malah takjub dan sempat tak percaya jika Bara dulunya gay. Hubungan Bara dan Egi bisa dibilang tidak sebentar. Mereka sudah menjalin hubungan bertahun-tahun. Dila merupakan keajaiban dalam hidup Bara. Pria itu telah menjadi lelaki seutuhnya.
"Lo tidak perlu berterima kasih sama gue. Gue rasa pembiraan kita cukup. Gue harus pergi dari sini. Ara mungkin kebingungan mencari gue." Kinanti merapikan rambut dan meninggalkan Dila seorang diri.
Dila menenangkan perasaannya. Ada getir dan perih ia rasakan di dalam sana. Ia masih duduk terdiam membisu. Memikirkan masa depannya bersama anak-anak. Langkah apa yang akan ia lakukan setelah mendapatkan pencerahan dari Kinanti. Dino terlanjur marah padanya. Dino bahkan tega meninggalkannya sendiri dan membawa anak-anak.
Cukup lama Dila merenung disana. Sementara diluar sana para tamu resort mulai pulang. Tuan Irfan memberi waktu para tamu untuk pulang hingga siang. Dila keluar dari gudang. Ia ingat kopernya. Koper itu ia tinggalkan kala Kinanti menyeretnya ke gudang. Dila sibuk berpikir hingga tak menyadari jika bangunan mulai bergoyang. Bumi berayun dengan kuat. Ketika terdengar suara pot pecah baru ia sadari jika gempa bumi sedang terjadi.
Dila shock dan kaget kala menyadari gempa. Bumi berguncang seakan ingin memuntahkan isinya. Dila terhuyung. Ia bahkan terjatuh dan menabrak pilar resort. Kepalanya berdarah. Bangunan resort mulai runtuh perlahan-lahan.
"Tolong," pekik Dila meminta pertolongan. Tak ada penampakan manusia di tempat itu. Sepi. Dila berusaha berjalan perlahan-lahan menjauhi bangunan. Bisa di prediksi kekuatan gempa sangat kuat. Dila masih ingat, ia dejavu. Gempa ini mengingatkannya dengan gempa besar yang terjadi di Padang 30 September 2009 lalu. Rasa trauma kembali menghantui Dila. Kala itu ia berada di paviliun rumah. Terlambat satu detik saja keluar dari paviliun mungkin tubuhnya sudah tertimpa reruntuhan bangunan.
Samar-samar Dila melihat pertugas hotel berlari berhamburan dengan kondisi luka-luka sebelum ia pingsan. Tiba-tiba saja air laut naik ke atas. Tsunami menerjang Parkour Laut Resort.