Jodoh Tak Pernah Salah

Part 172 ~ Pencarian Dila



Part 172 ~ Pencarian Dila

0 Dian sudah sampai di pulau Rottnest. Ia segera bertolak dari Perth menuju Rottenst ketika Bara mengabarkan jika Dila telah diculik. Dian tak dapat menyembunyikan kemarahan dan kekesalannya. Baru saja membereskan satu masalah sekarang masalah baru muncul lagi. Dian tak bisa bernapas lega. Ini tak serasa liburan untuknya. Dian mendapatkan pekerjaan berat berkedok liburan. Banyak hal-hal yang tak terduga terjadi selama di Perth.     

Niatnya datang ke Perth untuk menghadiri pesta anniversary pernikahan Tuan Smith yang kebetulan investor besar di perusahaan Bara. Siapa sangka Bara bertemu dengan Dila di pesta Tuan Smith, padahal mereka sudah satu bulan lebih mencari Dila tapi hasilnya nihil.     

Setelah pertemuan Dila dan Bara malam itu. Mereka berdansa dan menghabiskan waktu liburan di pulau Rottnest. Siapa sangka liburan Bara dan Dila berbuah petaka. Dila diculik orang tak dikenal. Masalah datang bertubi-tubi dalam rumah tangga Dila dan Bara.     

Dila harus menerima kenyataan jika sang suami gay hingga dia kabur ke Perth. Bara yang merasa kehilangan mulai mengubah perilaku dan bertekad untuk kembali ke kodrat. Ketika mereka sudah berjanji saling menerima dan memulainya dari awal masalah baru muncul, padahal mereka baru saja mencicipi kebahagiaan sebagai pengantin baru.     

Bara sudah bisa bercinta tanpa emosi dan obat perangsang. Dila pun sudah menerima Bara sebagai suaminya dan mau melayaninya di ranjang.     

"Bos," panggil Dian pada Bara.     

"Iya," Bara menegakkan wajahnya menatap sang asisten.     

"Apa sudah dilakukan pencarian bos?"     

"Aku sudah melaporkan kejadian ini ke polisi dan Tuan Smith akan membantu kita untuk mencari Dila."     

"Syukurlah kalau begitu bos."     

"Aku tidak mau kehilangan dia lagi Dian. Aku tidak mau terjadi sesuatu pada istriku. Kami baru saja memulainya dari awal. Baru kami mereguk kebahagiaan sekarang kebahagiaan itu telah direnggut."     

Dian gerimis dan ikut bersedih untuk Bara. Baru kali ini Bara merasakan pedihnya kehilangan seseorang. Ini kali kedua Bara kehilangan sang istri. Pertama karena Dila kabur dan kedua karena diculik.     

Dunia Bara seakan runtuh ketika istri yang sangat disayanginya menghilang karena diculik. Tak mudah untuknya melewati cobaan ini. Hatinya kosong dan duka menyelimutinya. Bara bersumpah akan mencari Dila sampai ketemu. Tak peduli jika ia akan mencari hingga ke ujung dunia.     

Bara belum bisa menghilangkan keterkejutannya. Istrinya diculik di depan matanya dan ia tak mampu menyelamatkannya. Saat ini Bara merasa kosong, kecewa dan tak berdaya. Berharap orang- orang Tuan Smith segera menemukan Dila. Bara tak akan kembali ke Padang jika tak membawa Dila. Ia akan memaksimalkan pencarian, jika perlu ia akan memviralkan penculikan Dila sehingga makin banyak orang yang membantunya menemukan Dila.     

"Apa kau punya feeling siapa yang menculik istriku?" Mata Bara terlihat sendu.     

"Ada bos tapi aku tidak yakin," jawab Dian ragu-ragu. Ia mengambil segelas air di atas meja dan memberikannya pada Bara. " Minum bos agar sedikit tenang."     

"Terima kasih," balas Bara mengambil minuman dari tangan Dian. "Tumben kamu ragu? Katakan siapa menurut kamu menculik Dila?"     

"Mungkin Egi bos," balas Dian pelan.     

"Kenapa Egi?" Kepala Bara mendongak dan ia jadi penasaran untuk menanyai Dian tentang Egi.     

"Kau pasti melakukan sesuatu padanya." Tebak Bara yang dibalas senyum kecut Dian. Ternyata Bara bisa menebak ekspresi di wajahnya.     

"Apa yang telah kamu lakukan?" Bara menatap Dian tajam.     

"Apa bos masih memiliki perasaan pada Egi?"     

"Aku harus tahu apa yang kamu lakukan jika Egi harus menculik Dila."     

"Sebelum aku pergi kesini. Aku pergi menemui Egi di club. Aku menghajarnya dan mematahkan kaki dan tangannya."     

"Kenapa kau melakukannya Dian?" Hardik Bara dengan wajah memerah.     

"Karena dia telah menggoda bos. Beraninya dia mengirimkan video mesum itu. Aku memperingatkan dia agar menjauhi bos."     

Bara meremas rambutnya. Masalah ini makin ribet dan berbelit jika benar-benar Egi yang melakukannya.     

"Jika Egi yang melakukan aku tak yakin Dila akan selamat. Aku tahu siapa Egi dan bahaimana sikapnya. Dia itu psikopat dan dia akan membunuh Dila." Bara panik. Ia memecahkan gelas dan asbak rokok wujud kekesalannya.     

"Sebelum bertindak kamu harus bertanya padaku Dian. Jika tebakan kamu benar. Aku akan kehilangan istriku. Kita harus bergerak cepat untuk menemukan Dila sebelum Egi berbuat nekat."     

"Bos." Dian terlihat tenang, tak menanggapi kemarahan Bara.     

"Apa?" Balas Bara ketus.     

"Aku tidak yakin jika Egi yang melakukannya. Menurut perhitunganku Egi masih dirawat di rumah sakit. Butuh waktu satu bulan untuk dia pulih. Clara pun tak mungkin karena aku baru menyingkirkan pembunuh bayaran yang ia kirim."     

"Aku banyak kehilangan cerita. Pembunuh bayaran maksudnya?"     

"Clara mengirim dua orang pembunuh bayaran untuk membunuhku kemarin, tapi aku berhasil menyingkirkan mereka dan aku juga sudah berkomunikasi dengan Clara. Memberikan nasehat agar dia merangkul Egi kembali ke kodrat. Wanita barbar itu sangat mencintai Egi. Melihat respon yang ia berikan kemaren aku tidak yakin jika Egi dalang dibalik semua ini. Egi tak punya koneksi dan kekuasaan seperti Clara. Mustahil dengan kondisi sakit dia bisa menculik Dila."     

"Lantas siapa yang menculik istriku?" Bara menggeram frustasi. Ia memukul kaca meja rias hingga pecah. Darah segar mengalir dari tangannya.     

"Bos apa yang kamu lakukan?" Dian panik mengambil tisu dan membersihkan luka Bara. Ia mengambil wine dan menyiram luka Bara.     

"Kenapa minuman ini masih ada disini? Bukankah tidak boleh minum wine? Apa Dila tidak marah?" Dian mengomeli Bara.     

"Kami tidak meminumnya," balas Bara sinis.     

"Jika mau taubat jangan setengah-setengah bos." Kata Dian mengingatkan.     

"Siapa yang juga mau setengah-setengah. Aku benar-benar ingin insaf. Dian pelan-pelan," peki Bara merasakan perih ketika wine menyiram lukanya.     

"Sakit sedikit bos."     

"Bagaimana pun caranya kita harus menemukan Dila. Aku tidak ingin kehilangan dia untuk kedua kalinya. Andai kita berada di Indonesia pasti kita bisa menemukan Dila dengan cepat."     

Orang-orang Tuan Smith datang menemui Bara dan Dian.     

"Helikopter yang membawa istri anda nomor serinya palsu dan kami sudah mengecek ijin terbangnya. Taka da izin terbang untuk helikopter itu hari ini," kata pria berbaju hitam melaporkan penemuannya.     

"Brengsek," kata Bara menggeram kesal. Sepertinya penculik Dila bukan orang sembarangan dan sudah merencakan penculikan ini dengan matang.     

"Bagaimana pun caranya kalian harus menemukan istriku!"     

"Kami akan lakukan yang terbaik Tuan. Anda jangan khawatir."     

"Bagaimana aku tidak khawatir nyawa istriku di pertaruhkan. Aku tidak tahu apa yang akan mereka lakukan pada istriku dan apa motif penculikannya."     

"Tenanglah Tuan. Tuan Smith akan menggunakan pengaruhnya untuk menemukan istri anda. Sampai lubang tikus pun Tuan Smith akan mencarinya."     

Bara menoleh pada Dian," Salah seorang penculik berhasil aku tangkap dan diserahkan pada polisi tapi ia tidak mau buka mulut ."     

"Aku akan buat dia berbicara. Atur aku untuk bertemu dengan dia," kata Dian pada orang Tuan Smith.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.