Jodoh Tak Pernah Salah

Part 142 ~ Pesta Tuan Smith ( 1 )



Part 142 ~ Pesta Tuan Smith ( 1 )

1Zyan mungkin obatmu telah habis hingga kumat seperti ini," sarkas Dila.     

"Oh ya Dila, kamu pergi pada pesta ulang tahun pernikahan orang tuaku. Bagaimana kalau kita menjadi pasangan? Kebetulan aku jomblo dan tidak punya pasangan."     

" Zain kau konyol sekali. Bukankah kau seorang vokalis band yang di idolakan para wanita? Kenapa seorang Zyan bisa jomblo? Ini patut dipertanyakan. Apakah kau sehat?"     

"Aku sehat. Ayolah Dila jadi pasanganku saat pesta pernikahan orang tuaku. Orang tuaku mengadakan kompetisi menari waltz bersama pasangan. Jika aku tidak punya pasangan bagaimana aku bisa ikut memeriahkan acara?"     

"Aku tidak mau jadi pasanganmu dan lagian aku tidak bisa menari waltz."     

"Aku akan mengajarimu," kata Zyan memelas.     

"Tidak."     

"Ayolah Dila," kata Zyan sedikit memaksa.     

"Aku tidak janji Zyan jadi pasanganmu," kata Dila akhirnya menyerah.     

"Jangan begitu Dila. Ayolah," rengek Zyan seperti anak kecil.     

"Tidak janji."     

"Ayolah Dila, jadi pasangan Zyan. Kasihan dia," kata Mira tiba-tiba muncul bersama kedua anaknya Aidan dan Alana.     

"Enggak Mir," tolak Dila secara halus.     

"Ayolah Dila. Sejarah artis memohon sama lo untuk menjadi pasangannya. Ini sejarah lo, vokalis band Metal yang sedang naik daun meminta lo jadi pasangannya ketika pesta. Harusnya lo tersanjung. Kalo gue sich enggak nolak," kata Mira melirik Zyan.     

"Baiklah," ujar Dila mengalah.     

Zyan tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya. Dila mau menjadi pasangannya. Zyan menyuguhkan senyuman paling hangat dari ekspresi kebahagiaan yang tengah ia rasakan. Vaninya telah kembali. Gumam Zyan dalam hati. Ia hanya butuh waktu untuk mengingatkan Vani siapa dia.     

"Karena kau tidak bisa menari waltz, mari kita latihan," kata Zyan cari kesempatan untuk semakin dekat dengan Dila. Peduli setan jika Dila sudah menikah, baginya Dila adalah Vani.     

Dengan terpaksa Dila menerima ajakan Zyan untuk latihan menari waltz. Mira juga ikut latihan bersama anak-anaknya.     

Zyan tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya. Ada rasa haru menyelimuti dirinya. Setelah sekian lama melakukan pencarian ia menemukan Vaninya, walau Vani tidak mengingatnya.     

"Berdirilah menghadap ke salah satu sisi ruangan saling berhadapan denganku. Renggangkan kedua telapak kaki selebar pinggul dan biarkan lengan menggantung rileks di sisi tubuh," kata Zyan memberi pengarahan. Dila mengikuti arahan Zyan.     

"Langkahkan kaki kanan ke belakang. Saat melangkah, tekuk sedikit lutut kanan lalu jejakkan kaki kanan di lantai sambil bertumpu pada bola telapak kaki. Pastikan tubuh atas tetap lurus dan rileks.Langkahkan kaki kiri ke belakang agar posisinya sejajar dengan kaki kanan. Renggangkan kedua telapak kaki selebar 30 cm dan arahkan lurus ke depan. Langkahkan kaki kanan ke samping kaki kiri. Rapatkan kedua kaki agar sisi dalam kedua tungkai dan telapak kaki saling bersentuhan. Langkahkan kaki kiri ke depan. Saat melangkah maju, tekuk sedikit lutut kiri supaya kamu bisa menjejakkan kaki dengan lembut untuk bertumpu pada bola telapak kaki.Langkahkan kaki kanan ke depan dan pastikan posisinya sejajar dengan kaki kiri. Saat melangkah, renggangkan kedua telapak kaki lebih lebar daripada pinggul dan pastikan posisinya paralel. Langkahkan kaki kiri ke samping kaki kanan. Langkah ini adalah langkah terakhir untuk melakukan "box step". Saat berdansa waltz, kamu akan melakukan gerakan ini berulang-ulang seperti sedang menggambar kotak bersamaku," kata Zyan mengakhiri pengarahannya.     

Mereka latihan menari sampai Dila benar-benar bisa menari. Dila cepat menangkap pelajaran dari Zyan. Baru beberapa jam latihan ia sudah fasih menari waltz. Mira dan anak-anak memberikan tepuk tangan.     

*****     

Dian mengetuk pintu kamar Bara. Ia sudah berdandan cantik untuk menghadiri pesta anniversary pernikahan Tuan Smith. Dian menggunakan dress biru selutut yang menampakkan sedikit bahu mulusnya. Kulit Dian putih sangat kontras dengan gaun yang ia pakai.     

Pada ketukan pertama Bara membukanya pintu kamarnya. Dian segera merapikan dasi Bara yang terlihat berantakan.     

"Apakah aku sudah tampan Dian?" tanya Bara narsis.     

"Tentu. Bos sangat tampan," balas Dian memuji.     

"Selesai bos."     

"Bagaimana keadaan Alvin?" tanya Bara. Dian baru sampai empat jam yang lalu sehingga mereka tidak sempat mengobrol. Dian memilih tidur untuk memulihkan tenaganya.     

Dian gemetar dan tercekat ketika Bara membahas Alvin. Ia mengutuk dirinya sendiri karena telah menjadikan Alvin sebagai alasan.     

"Dia hanya demam biasa. Kata dokter tidak apa-apa," balas Dian sekenanya.     

"Kau harus lebih perhatian pada adikmu itu. Jangan membedakan kasih sayangmu pada adik-adik yang lain."     

"Bos, bisakan kita tidak membahas Alvin?" tanya Dian dengan senyum dipaksakan.     

"Kamu selalu begitu ketika kita membahas Alvin."     

"Bos mari berangkat," kata Dian mengacuhkan Bara.     

Pesta anniversary Tuan Smith diadakan di sebuah resort mewah di Perth. Kebetulan mereka juga menginap di resort tempat pesta diadakan. Mereka cukup berjalan kaki dari kamar menuju venue pesta. Pesta diadakan secara indoor, namun tempat pesta berada di tebing tinggi. Dinding bangunan berupa kaca sehingga pengunjung bisa melihat keindahan laut dari dalam gedung. Laut biru sungguh memanjakan mata siapa saja yang melihatnya.     

Dekorasi pesta terlihat semarak. Tuan Smith benar-benar merayakan anniversary pernikahannya secara mewah. Memberi penghargaan pada sang istri yang telah setia mendampinginya.     

Bara dan Dian memasuki area pesta, namun sebelum mereka masuk dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu dan scan undangan terlebih dahulu apakah undangannya asli apa tidak. Setelah pemeriksaan selesai mereka diberi topeng. Tema pesta adalah pesta topeng. Setiap tamu yang akan datang diberi masing-masing satu topeng dan wajib mengenakannya selama pesta berlangsung.     

Bara dan Dian segera memakai topeng. Mereka memasuki arena pesta dan mencari Tuan Smith untuk mengucapkan selamat.     

Mereka melihat Tuan Smith sedang berbincang dengan koleganya. Tuan Smith dan istri tak mengenakan topeng sehingga bisa dikenali.     

Mereka mendekati Tuan Smith dan menyapanya.     

"Selamat atas ulang tahun pernikahannya Tuan," kata Bara membuka topeng di wajahnya.     

"Wowww Aldebaran kau datang," balas Tuan Smith dengan raut bahagia. Ia bahkan memeluk Bara. Ia tak menyangka jika Bara menyempatkan datang di pesta anniversary pernikahannya.     

"Ya tuan. Aku pasti datang. Suatu kehormatan telah mengundangku." Kata Bara memberikan kado pada Tuan Smith     

"Terima kasih telah datang Bara dan juga kadonya. Ini istrimu?" Tuan Smith menunjuk Dian.     

"Bukan," bantah Bara. "Dia sekretarisku."     

"Kapan-kapan kenalkan istrimu padaku," kata Tuan Smith menepuk pundak Bara.     

Cukup lama mereka berbincang. Setelah itu Tuan Smith undur diri menemui para tamu.     

Bara dan Dian menuju area pesta. Para tamu menikmati makanan dan minuman yang disuguhkan oleh Tuan Smith, tak lupa mereka berdansa sebelum kompetisi dalam menari waltz di selenggarakan. Ketika Bara sedang meneguk minumannya sepintas matanya melihat Dila.     

Bara mengucek matanya dan memastikan penglihatannya apakah ia benar-benar melihat Dila. Ternyata ia tak salah lihat dan itu benar-benar Dila.     

Dila sedang duduk di pojokan memakan cake. Bara tersenyum sumringah akhirnya bertemu sang istri secara tak terduga. Tanpa disadari ia terharu dan matanya berkaca-kaca.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.