Pria dengan Rambut Perak dan Mata Biru
Pria dengan Rambut Perak dan Mata Biru
Yin Wushuang memandang sekelilingnya dan ia melihat ada beberapa bukit pasir kecil yang letaknya tidak jauh dari sana. Kemudian Arya pun melangkah dan menyingkirkan pasir-pasir halus itu. Tampak ada orang tua yang sedang berlutut di tanah, sepertinya orang tersebut sudah tidak bernapas, bahkan celah di antara kerutan-kerutannya pun terisi pasir halus.
"Mestinya dia adalah seorang nenek tua yang datang demi obsesinya." Arya berkata dengan suara rendah, "Dilihat dari pakaiannya, dia adalah penyihir, tapi dia tewas dalam badai pasir."
Panther tidak tega saat melihat orang tua tersebut. Kemudian dengan sebuah lambaian tangan, pasir halus pun menguburnya, dan mencegahnya agar tidak terbakar matahari atau dimakan oleh burung nasar gurun.
Daya tarik Tongkat Kebangkitan terlalu besar. Ada orang yang rela datang dengan mempertaruhkan nyawanya.
-
Mereka berempat terus bergerak maju. Ketika matahari terbenam, mereka tiba di sebuah oasis. Saat mereka tiba di sana, tampak sudah ada banyak orang yang berkumpul di oasis.
Ada pengikut gereja Tian Shen yang membawa panji gereja Tian Shen, ada tentara bayaran top yang dilengkapi dengan senjata canggih yang mematikan, dan juga ada beberapa orang lainnya. Selain tentara bayaran, sisanya adalah petarung dan penyihir level delapan atau sembilan. Kemunculan tentara bayaran tidak diduga oleh Yin Wushuang. Bagaimanapun juga, sihir dan petarung seharusnya tidak diketahui oleh orang dunia luar.
Arya menjelaskan dengan suara rendah, "Peraturannya sangat ketat. Di antara hitam dan putih akan selalu ada transisi abu-abu. Para tentara bayaran ini disewa oleh orang-orang kaya. Orang kaya selalu bisa kenal dengan beberapa penyihir, petarung, atau pendeta. Bukankah ada pepatah China yang mengatakan bahwa apapun bisa dilakukan asal ada uang?"
Yin Wushuang mengangkat alisnya dan merasa bahwa Arya ini ternyata sesuai dengan seleranya.
Kemudian Yin Wushuang memandang semua orang yang ada di sekitarnya dan mendapati bahwa mereka berhenti di tepi gurun bagian luar oasis saja, dan mereka tidak masuk ke dalamnya.
Arthur mengulurkan tangannya dan meraba-raba, lalu ia menyentuh sebuah penghalang, "Di sini ada penghalang, oasis tidak bisa dimasuki."
"Karena penghalang akan resmi dibuka pada malam bulan purnama tiga hari lagi." Terdengar sebuah suara yang jernih.
Seketika Yin Wushuang pun langsung menoleh dan melihat seorang pria berambut perak dan bermata biru yang sedang berjalan mendekat ke arahnya. Pria tersebut mengenakan jubah berwarna putih, dan usianya sekitar tiga puluh tahun, sepertinya pria tersebut memiliki temperamen yang sangat tenang.
"Perdana Menteri Louis!" Melihat orang yang datang itu, Panther memberi salam lalu bertanya, "Kalau aku tidak salah ingat, bukankah kamu seharusnya berada di Istana untuk Ratu…"
"Panther, kalau aku tidak salah ingat, seharusnya aku sudah tujuh tahun tidak libur." Louis tersenyum elegan.
Kemudian Arthur memberi salam, "Tuan Perdana Menteri."
Lalu Arya juga memberi salam kepada Louis sama seperti saat ia memberikan salam kepada Yin Wushuang, "Tuan Perdana Menteri."
Louis pun berjalan ke depan Arya dan setengah berlutut, kemudian ia mengangkat tangan Arya lalu mencium punggung tangannya, "Kuharap lain kali aku bisa mendengar kata 'tunangan' atau 'Louis' dari mulut Yang Mulia Putri, dan bukannya Tuan Perdana Menteri."
Louis adalah seorang perdana menteri muda di Liga Utara. Ia memiliki strategi yang sangat hebat nomor satu. Permaisuri sangat menyukainya dan menjodohkan Putri Arya dengannya.
Ketika Louis berkata seperti itu, wajah Arya langsung tersipu malu, kemudian ia memanggil, "Louis."
Louis pun tersenyum ringan, lalu ia berdiri dan berjalan ke depan Yin Wushuang. Ia membungkuk dengan satu tangan di depan dadanya, dan dengan kepalanya yang sedikit menunduk ia berkata, "Yin Wushuang, tokoh dari Distrik Gangcheng China, bintang super populer, siswa pertukaran SMA Joffrey, dan… Pacar Jun Shangxie, pewaris keluarga pertama China. Senang bertemu denganmu."
Saat Louis mengangkat kepalanya, Yin Wushuang melihat mata birunya yang berbinar.
'Aku tidak tahu nama Malaikat Agung, aku hanya ingat rupanya, dia berambut perak dan mataya berwarna biru.'