Badai Foto (2)
Badai Foto (2)
"Sekarang Xu Zipei sudah datang, kebetulan kita semua ada di sini. Coba kamu katakan dengan jelas, sebenarnya apa yang sudah terjadi semalam, apakah aku sudah seperti di foto itu, sudah mengganggumu?"
Leng Sicheng mengatakannya, kemudian duduk di atas sofa.
"Leng Sicheng, apa maksudmu!" Kata-kata Leng Sicheng ini membuat emosi keluarga Xu membara lagi. Terutama orang tua Xu Zipei, mereka benar-benar ingin membunuhnya dengan pisau!
Mata Xu Boxian memerah, ia melihat ke sekitarnya, kemudian meraih asbak rokok. Ia langsung mengambil asbak itu dan mau memukul kepala Leng Sicheng! Namun saat tangan Xu Boxian belum sempat terangkat tinggi, Leng Yunting sudah lebih dulu meraih tangannya.
Leng Yunting menangkap tangan Xu Boxian dengan ekspresi dingin, kemudian ia meletakkan satu tangannya lagi di pundak Xu Boxian dan memaksanya duduk di sofa. Dengan nada dingin ia mengatakan, "Duduk dulu, tenang dulu."
Luo Qingxue juga mengerutkan keningnya, lalu menganggukkan kepalanya, "Bertengkar tidak akan bisa membuahkan hasil. Duduk dulu, kita bicarakan dulu masalah ini dengan jelas. Jika memang Sicheng kami telah berbuat salah, kami tidak akan diam saja, tapi kami juga tidak akan menerima tuduhan tanpa bukti."
"Tanpa bukti apanya? Fotonya sudah keluar, kenapa masih mengatakan tidak ada bukti?" Xu Boxian dan istrinya sangat marah. Luo Qingxue tidak mempedulikannya, ia lalu melihat Xu Zipei yang terbengong.
"Kamu bisa pulang juga karena ingin mencari tahu kejelasan masalah ini, kan? Sekarang semuanya ada di sini, coba kamu jelaskan soal kejadian ini."
Xu Zipei masih tenggelam dalam kata 'menjebak' yang dikatakan Leng Sicheng tadi, begitu ditarik oleh Luo Qingxue, ia pun terbangun dan duduk.
Luo Qingxue memberi Xu Zipei secangkir teh, Xu Zipei menyesap seteguk, kemudian ia mulai bercerita, "Semalam adalah acara ulang tahunku. Awalnya semuanya masih baik-baik saja, mungkin karena kebanyakan minum, akhirnya aku pun sedikit mabuk. Jadi aku berpikir untuk istirahat sebentar."
"Aku ingat ketika aku berjalan sampai tangga, kakiku sedikit kaku dan tidak bisa berjalan dengan benar, bahkan pandanganku juga mulai kabur dan kepalaku juga mulai pusing. Kemudian ada seorang pembantu rumah kami yang datang, dia bilang mau membawaku ke kamarku. Tapi ternyata beberapa kamar sudah diisi oleh orang."
"Aku samar-samar mendengar pembantu itu bilang kamar ini tidak ada lampunya, mungkin tidak ada orang di dalam. Lalu dia membawaku ke kamar gelap itu, dia membawaku ke kamar istirahat. Sebelum pergi, dia mematikan lampu kamar dan menutup pintu, membuat kamar menjadi sangat gelap. Aku tidak dapat melihat apa pun. Mungkin karena aku kebanyakan minum, setelah pintu ditutup, aku seperti hilang kesadaran dan langsung pingsan. Setelah aku bangun, aku pun menemukan bahwa Leng Sicheng berbaring di sampingku, dan kami tidak memakai baju sama sekali .…"
Luo Qingxue lalu bertanya, "Apa kamu masih ingat apa yang sudah terjadi di pertengahan?"
Xu Zipei menggelengkan kepalanya, "Tidak."
Kali ini semua orang pun terdiam, poin terpenting adalah ada kejadian apa setelah lampu dimatikan, tapi dua orang yang terlibat dalam hal ini malah tidak ada yang mengingatnya. Leng Sicheng mengatakan tidak ada, Xu Zipei mengatakan tidak ingat, fotonya juga hanya diambil setelah mereka berdua sudah bangun, sebenarnya apa yang sudah mereka lakukan, tidak ada yang mengetahuinya.
"Apa kamu … kamu memeriksa badanmu setelah itu? Apa kamu merasakan ada bagian tubuhmu yang tidak nyaman atau sakit?"
Semua yang ada di sini sudah dewasa, sebelum melakukan dan setelah melakukan hal itu … meskipun sudah dibersihkan dengan baik pun tetap akan ada jejaknya, terutama bagi perempuan.