Kisah Istri Bayaran

Jam Pasir (5)



Jam Pasir (5)

3Leng Sicheng membalikkan badannya dan jalan menuju kamar mandi sambil membuka kancing kemejanya, ia maju dua langkah kemudian menyadari orang di belakang sepertinya tidak mengikutinya, ia pun menolehkan kepalanya ke belakang, melihat Gu Qingqing masih tertegun di tempat, lalu ia berkata, "Aku sangat capek, besok masih harus ke rumah sakit."     

Dua atau tiga hari ini ia hampir tidak pernah memejamkan matanya. Di luar ia masih bisa memaksakan diri untuk bertahan, namun kini sudah di dalam kamar, menghadapi Gu Qingqing, rasa lelah pun segera menyergap tubuhnya dalam sekejap.     

Gu Qingqing mengangkat pandangannya dan melihat kantung mata Leng Sicheng menghitam karena kurang tidur, ia pun menganggukkan kepalanya, "Aku ambilkan baju piyamamu."     

Leng Sicheng tidak bergerak dan masih menatap Gu Qingqing, wanita itu sepertinya tahu maksud dari tatapannya itu, ia pun menggelengkan kepalanya, "Tadi sore aku sudah mandi."     

Meskipun biasanya Leng Sicheng bisa mengajaknya mandi dan istirahat bersama, tapi itu bukan hanya sekedar mandi dan istirahat. Namun kini ia sudah sangat lelah, besok juga harus bangun pagi, sepertinya ia memang tidak ada niat untuk itu.     

Mereka berdua, satu di dalam kamar mandi, satu di luar menyiapkan diri.     

Setelah Leng Sicheng keluar dari kamar mandi, Gu Qingqing pun masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi, bahkan merapikan dirinya sendiri sebelum keluar. Setelah keluar dari kamar mandi, ia melihat Leng Sicheng sedang duduk di atas ranjang sambil bersandar di dinding belakangnya.     

Belum tidur?     

Gu Qingqing sedikit kaget, bukannya dia bilang sangat capek?     

Lampu di samping tempat tidur masih menyala, tangan Leng Sicheng pun masih memegang ponsel. AC kamar masih nyala, tapi pria itu juga masih mengenakan jubah mandi tanpa mengatakan apa pun.     

Gu Qingqing berjalan mendekatinya, ia kira pria itu masih terjaga, namun nyatanya saat ia mendekat, Leng Sicheng sudah tertidur pulas sambil bersandar di bantal berdiri dengan kepala sedikit miring.     

Leng Sicheng baru selesai mandi dan keramas, sepertinya ia tidak mengeringkannya, butiran air mengalir dari wajahnya dan menetes ke bawah. Ia masih mengenakan jubah mandi, kerah jubahnya terbuka lebar dan menunjukkan dadanya yang keras berotot.     

Leng Sicheng tidur dengan baju terbuka, tidak mengeringkan rambut dan membiarkan AC menyala, dia itu mau membuat dirinya sakit?     

Gu Qingqing mendekat ingin membantunya membuka selimut, saat ia baru mengulurkan tangannya, Leng Sicheng sudah mengerutkan alisnya dan bangun.     

Leng Sicheng yang terbangun masih bingung, walaupun matanya sudah terbuka, namun ekspresi wajahnya masih ngantuk. Dan jelas sekali, kini ia benar-benar sangat mengantuk.     

"Ganti dulu bajumu, lalu keringkan rambutmu." Padahal dirinya sudah menyiapkan piyama, tapi pria itu malah tidak memakainya, bahkan rambutnya masih basah tapi sudah menyandar di ranjang untuk istirahat. Layar ponselnya masih menampilkan berita ekonomi, di atas meja samping tempat tidur juga ada segelas air hangat.     

Hal ini menunjukkan Leng Sicheng sebenarnya belum mau tidur, ia mau melihat dulu ponselnya namun karena kecapekan, ia pun ketiduran begitu bersandar di ranjang.     

Leng Sicheng mendengar suara Gu Qingqing namun ia tidak menggerakkan badannya, ia malah menolehkan kepalanya ke samping dan segera tidur kembali. Gu Qingqing menghela napas tak berdaya, jubah mandinya masih sedikit basah, rambutnya juga belum kering, kalau tidur dalam kondisi ini, pasti akan sakit.     

Leng Sicheng tidak mau bergerak, maka dirinya hanya bisa membantunya, pertama-tama Gu Qingqing mengambil handuk dulu untuk mengelap rambut Leng Sicheng yang basah. Pria itu memiliki rambut pendek, jadi cepat kering. Gu Qingqing berusaha melakukannya selembut mungkin, sehingga ketika ia selesai mengeringkan rambutnya, Leng Sicheng masih tidur.     

Kemudian Gu Qingqing bergerak lagi, ia mulai membuka jubah mandinya. Walaupun Leng Sicheng sepertinya sedang tidur, namun pria itu tidak menolak tindakannya, dan tetap mengangkat tangan dan kakinya sampai akhirnya jubah mandinya terlepas.     

Orang ini, sungguh malas sekali, setelah mandi ia hanya mengenakan jubah mandi saja, bahkan tanpa memakai apa pun!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.