Pengalaman Hidup (14)
Pengalaman Hidup (14)
"Zijin, kamu di mana?" Suara Xu Zhongxu terdengar lembut, "jangan lupa, sore ini ada forum ekonomi, ayah ke sana dulu, nanti malamnya masih ada jamuan makan, ibumu sekarang masih sakit, temani ayah datang ke jamuan malam ini ya."
Jamuan makan ini adalah acara yang akan dihadiri Liu Tiantian, Xu Zijin pun menganggukkan kepalanya, "Ah, baik, aku masih di luar, se, sebentar lagi pulang."
Xu Zhongxu menganggukkan kepalanya, "Tidak perlu buru-buru. Kamu cukup hadir sebelum jam 8 malam."
"Baik," jawab Xu Zijin. Saat ini dirinya memang masih belum bisa menghadapi ayahnya, ia membutuhkan waktu untuk menyesuaikan suasana hatinya terlebih dahulu.
----
Jam 8 malam.
Keberuntungan Xu Zijin hari ini lumayan baik, malam ini ia bukan menjadi pendamping ayahnya, melainkan masuk ke ruang perjamuan sambil menggandeng lengan Nie Zhining.
Walaupun bukan pendamping, namun dirinya tetap masuk bersama Xu Zhongxu.
Setelah Nie Zhining selesai syuting iklan, ia pun segera ke luar kota dan dirinya baru kembali sore ini. Begitu pulang dan belum sempat istirahat, ia langsung bergegas datang ke acara jamuan makan ini. Namun Xu Zijin hari ini jelas-jelas isi hatinya tidak pada acara perjamuan tersebut.
Tidak hanya ketika Xu Zhongxu memanggil namanya beberapa kali dan tidak diresponnya, Xu Zijin bahkan menundukkan kepalanya sepanjang waktu, seakan sedang memikirkan sesuatu.
Menjelang waktu jamuan makan, Xu Zhongxu kira anak bungsunya ini belum pernah berbuat sesuatu yang jahat, sehingga mengutus dirinya mendekati orang dari keluarga Liu, mendekati Liu Tiantian, mencelakai keluarga Gu itu membuat hatinya tidak tenang.
Walaupun anaknya ini biasanya terlihat galak dan arogan, namun sebenarnya hatinya tetap baik, kan?
Ketika Xu Zhongxu baru mau menghibur anaknya, Liu Tiantian muncul di depan matanya. Awalnya ia berencana mengutus Xu Zijin mendekati Liu Tiantian di acara tersebut, hanya sepatah kata pun cukup, kemudian Xu Zhongxu masuk, mencoba berbicara kepadanya untuk melihat apakah bisa menjebaknya. Namun kini melihat anaknya seperti ini, ia malah jadi segan.
Sementara itu, setelah menenangkan diri, Xu Zijin pun dengan semangat melapor ke ayahnya, "Ayah, Liu Tiantian sudah datang, aku akan coba ke sana."
"Kamu baik-baik saja?" Xu Zhongxu bertanya dengan penuh perhatian.
Xu Zijin menggelengkan kepalanya, "Aku baik-baik saja."
Xu Zhong berkata, "Kamu tidak perlu melakukan apa pun, cukup menyapa biasa saja. Intinya kamu harus mengatakan hubungan kita dengan Leng Sicheng dan Gu Qingqing, itu saja."
Xu Zijin menganggukkan kepalanya. "Kalau begitu aku pergi dulu, tunggu kabar baik dariku."
Karena Nie Zhining sedikit khawatir, ia pun ikut di belakangnya, dan melihat Xu Zijin mengambil secangkir sampanye sambil berjalan menuju Liu Tiantian. Liu Tiantian berkeliaran terus di tengah kerumunan, wajahnya tampak pucat, ekspresi wajahnya kelihatan sedikit panik, terlihat jelas kalau wanita itu sedang panik karena masalah keluarga.
Xu Zijin maju dan menyapa, "Selamat malam."
Liu Tiantian mengerutkan keningnya, ia masih belum lama di Yancheng dan masih belum tahu jelas tentang masyarakat kelas atas di sini, sehingga ketika ia melihat Xu Zijin menyapanya, ia pun sedikit ragu.
"Oh, kamu mungkin tidak mengenalku, aku bisa tahumu juga karena calon mertuamu mengantarkan undangan ke rumah kami." Xu Zijin tersenyum. "Salam kenal, namaku Xu Zijin. Aku, Gu Qingqing dan Kak Sicheng saling kenal sejak kecil."
"Ah, kamu nona kedua dari keluarga Xu ya!" Liu Tiantian dulu pernah mau mendekati keluarga Gu, jadi otomatis ia juga menyelidiki latar belakang mereka dengan jelas. Xu Zijin, nona kedua keluarga Xu, tuan rumah tempat kerja Wu Aimei, teman kelas Gu Qingqing, juga junior Leng Sicheng yang sudah kenal sejak kecil itu, kan?
Xu Zijin menganggukkan kepalanya. Nie Zhining yang ada di sampingnya menundukkan kepalanya sedikit, dari lirikan matanya sepertinya ia melihat ada sebuah kertas di dalam tas Xu Zijin, sepertinya itu adalah sesuatu seperti hasil laporan kesehatan ….