Masa Lalu {6}
Masa Lalu {6}
"Baik, Yang Mulia Raja. Namun setelah ini, apa yang harus hamba lakukan? Apakah hamba akan langsung memberi kabar kepada mereka untuk mengadakan sebuah rapat tertutup tentang peraturan baru ini?" tanya Li Zheng Xi. Chen Liao Xuan tampak mengangkat tangannya lagi. Ya, dia masih enggan untuk melakukan itu, sebab dia merasa jika ini adalah waktu yang belum tepat sama sekali untuk ya memberikan sanksi dan membuat para petinggi kerajaan merasakan sensasi panas yang berupa efek kejutan dari semua peraturan yang ada di sana.
"Tunggu dulu, kita jangan terlalu tergesa-gesa Penasihat Li. Tunggu dulu, tunggu sampai waktunya tepat. Sebab saat ini semuanya masih dalam keadaan yang tegang. Selir Cheng baru keluar dari semedinya, aku pun baru pulang dari berburu. Kalau aku langsung membahas masalah ini kepada mereka semua yang ada mereka akan berpikir tentang yang tidak-tidak tentangku, dan itu adalah hal yang sangat belum tepat sama sekali. Namun setelah beberapa minggu mereka harus mematuhinya setuju atau tidak dengan semua peraturan baru itu. Karena aku mau apa yang kulakukan ini tidak terlalu kentara untuk siapa pun. Kau pastinya tahu, bukan. Jika semua yang ada di istana ini memiliki telinga dan mata mereka, mereka seolah sedang bersiap untuk menghancurkanku dan mereka hanya menunggu perintah untuk itu. Aku sama sekali tidak mau kalah sampai hal itu terjadi dengan sangat mudah. Aku mau semuanya dilakukan dengan cara pelan-pelan. Setidaknya agar mereka tahu apa yang akan terjadi kalau mereka bertingkah seperti itu. Semua hal pasti akan ada hukumannya masing-masing," kata Chen Liao Xuan. Mendengar hal itu, Li Zheng Xi pun langsung menundukkan kepalanya dengan patuh, berdiri di samping Chen Liao Xuan yang masih duduk dan melihat dengan teliti apa saja yang ada di sana. Peraturan yang dibuat oleh Li Zheng Xi ini memang bukan main, dan Chen Liao Xuan sendiri tak tahu apa yang harus dilakukan untuk berterimakasih kepada Li Zheng Xi. Namun begitu juga dia harus sadar diri atas apa yang terjadi ini, sebab tidak mungkin sama sekali kalau dia hanya diam dan mengabaikan suasana ini. Dia harus masih mengawasi tentang Li Zheng Xi dan bagaimana sebenarnya laki-laki itu. Karena Chen Liao Xuan tidak mau kalau sampai dia salah kaprah dalam mengambil sikap dan keputusan. Satu hal yang akan membuatnya menjadi yakin tentang Li Zheng Xi. Dia harus terus mengawasinya diam-diam seperti ini.
***
Pagi ini, Liu Anqier hendak memutuskan untuk melakukan banyak hal, salah satunya adalah dengan menanam beberapa biji-bijian yang dia bawa dari alam manusia untuk dia tanam di sini, meski dia sendiri agaknya tidak yakin apakah hal itu bekerja, namun Liu Anqier yakin kalau dengan ramuannya tanaman itu mungkin saja bisa tumbuh. Itulah yang menjadi harapan kecil untuk Liu Anqier. Sebab bagaimanapun juga, sangat tidak mungkin jika dia hanya bergantung kepada bekal yang dibawakan oleh ibunya. Bekal-bekal tersebut tidak akan membuatnya merasa kenyang, dia butuh beberapa makanan berat yang bisa dia makan ketika musim dingin datang, sebab juga dia tidak mungkin untuk pergi ke pusat kota setiap kali dia ingin makan. Dia harus meminimalisir menampakkan diri di publik bagaimanapun itu caranya, dengan bersembunyi seperti ini setidaknya itulah jalan yang terbaik. Untuk kemudian selama tanaman-tanamannya mau tumbuh subur dia juga sudah membeli beberapa bahan makanan untuk beberapa bulan ke depan, seperti beras, dan beberapa umbi-umbian yang bisa dia simpan dalam waktu yang lumayan lama. Liu Anqier pun langsung menanam tumbuhan-tumbuhannya, kemudian dia menghela napas panjang. Dia bahkan tidak tahu apa yang harus dilakukan selagi dia berada di sini. Sebuah hal yang mungkin akan jauh dari semua hal yang merupakan kegemarannya. Dia hanya berdoa sebuah keajaiban akan datang, sebab tinggal beberapa minggu untuk purnama datang dan Putra Mahkota Kerajaan Langit yang baru akan ditunjuk dengan sangat nyata. Bisakah Bayi yang ada di dalam kandungan Lim Ming Yu akan segera lahir dan tumbuh dewasa lama waktu satu minggu? Itu semua tidak akan mungkin terjadi, dan hal itu semakin membuat Liu Anqier semakin resah bukan main. Apalagi sekarang dia sendiri, tidak ada Jiang Kang Hua sebagai sosok yang bisa mengerti keresahannya karena dia juga merasa resah luar biasa juga. Mereka bisa berdiskusi untuk mengatasi masalah ini, tapi Jiang Kang Hua saja tidak mengetahui keberadaannya, bagaimana bisa dia dan Jiang Kang Hua berdiskusi, itu adalah hal yang membuat Liu Anqier setidaknya tidak merasa sendiri. Dia punya teman sharing dan berbagi, dia punya teman untuk saling mengingatkan tentang banyak hal lain di sini. Dan sekarang ketika dia sendirian, dia benar-benar seolah telah kehilangan arah dan tujuannya sama sekali. Liu Anqier kemudian memutuskan untuk duduk, lalu dia memakan ubi bakar yang baru saja matang, menyantap ubi bakar itu sambil memandang lurus pada istana yang ada di depan matanya yang tampak begitu kecil itu.
Di sisi lain, Lee Huanran tampak sedang asik jalan-jalan ke pusat kota. Dia ingin membeli beberapa barang dan juga sebuah benang, karena dia ingin membuat sebuah baju lucu untuk menanti kedatangan calon Putra Mahkota yang baru. Dengan semangat tinggi, Lee Huanran tampak menyusuri pusat kota. Kemudian dia tiba-tiba teringat akan satu hal. Ya, tentang uangnya dan Liu Anqier yang sengaja keduanya simpan di belakang sungai yang cukup sepi, sepakatnya uang itu akan diambil oleh siapa pun yang membutuhkan. Tak peduli dirinya, atau pun Liu Anqier. Dan Lee Huanran begitu penasaran dengan hal itu, apakah uang itu masih ada di tempatnya, atau malah ada orang lain yang tidak sengaja menemukan uang itu dan mengambilnya? Lee Huanran benar-benar sangat penasaran dengan hal itu. Untuk kemudian dia mencari-cari letak di mana dia menyimpan uang tersebut, dan betapa kaget dia saat tempat itu tampak tak rapi. Lee Huanran pun memeriksa dan mengambil kotak peti kecil yang sedikit usang, dia pun meniupnya. Dia takut kalau sampai ada orang lain yang menemukannya sehingga semua uang yang sebanyak itu akan hilang sia-sia dengan percuma.
"Aku benar-benar bodoh!" kesal Lee Huanran. Dia pun membuka kotak tersebut, dan betapa kaget dia saat dia tahu di dalam kotak tersebut ada hiasan rambut. Ya, memang uang itu sudah tidak ada. Namun di sana sudah berganti dengan hiasan rambut dan Lee Huanran tahu betul siapa pemilik hiasan rambut tersebut. Air mata Lee Huanran pun menetes begitu saja, dia sama sekali tak menyangka jika Liu Anqier kembali ke alam iblis ini.
"Anqier... kau kembali?"
Lee Huanran pun melihat ada secarik kain kecil di sana, dan dengan cepat dia mengambil kertas itu, sebuah kalimat tertulis di sana dengan sangat nyata. Membuat Lee Hunran langsung berdiri dan berlari sekuat tenaga. Sesekali dia tampak mengusap air matanya dengan lengan tangannya lalu dia kembali berlari sekuat tenaga yang dia bisa.