Misi {2}
Misi {2}
Tak berapa lama sebuah tepukan itu pun terdengar, Jiang Kang Hua langsung menoleh dengan sempurna. Dan benar saja, Jiang Kang Hua melihat Zhao Mimi tampak mendekat padanya.
"Panglima Perang Jiang, memang tidak pernah ada tandingannya. Selama ini hamba selalu bertanya-tanya, bagaimana gerangan ada seorang yang memiliki kemampuan tiada tandingan itu. dan setelah tahu, hamba baru tahu kalau memang Panglima Jiang memang tidak memiliki tandingan siapa pun di dunia ini," kata Zhao Mimi. Tentu saja dia sangat memuji Jiang Kang Hua, siapa memang yang tidak tahu tentang sosok Jiang Kang Hua. Sosok yang tak terkalahkan oleh siapa pun juga.
"Kau terlalu memuji, Kepala Dayang Zhao. Omong-omong apa yang membuatmu datang kesini? Adakah suatu hal penting yang ingin kau katakan kepadaku, Kepala Dayang Zhao?" tanya Jiang Kang Hua. Terang saja, tidak mungkin Zhao Mimi berani datang kepadanya kalau memang tidak ada sesuatu yang penting yang harus dikatakan, Jiang Kang Hua kenal betul apa yang menjadi tabiat dari Zhao Mimi.
"Hamba benar-benar sangat risau, Panglima Jiang. Akhir-akhir ini entah kenapa hamba tidak bisa tidur sama sekali. benar memang jika langit alam iblis sangat pekat dan lebih sendu dari pada langit yang lainnya. Namun, entah kenapa akhir-akhir ini alam sangat aneh, Panglima Jiang. Hamba merasa jika mungkin ada masalah yang akan terjadi. Masalah besar yang entah kenapa membuat hati ini tidak enak sama sekali. apakah ini masalah kerajaan iblis, atau malah masalah alam raya, hamba benar-benar tidak mengerti hal itu."
Mendengar hal itu, Jiang Kang Hua tampak menghela napas panjang. Kemudian dia memandang Zhao Mimi. Dia jadi bingung, apa yang harus dia katakan, apakah dia harus jujur ataukah dia diam saja membisu tanpa kata. Yang jelas dia merasa apa yang dirasakan oleh Zhao Mimi. Bahkan sampai detik ini dia merasa jika apa yang dilakukan olehnya terlalu lambat dan sia-sia. Rembulan nyaris bulat sempurna, rembulan yang akan menandakan jika sebentar lagi, alam raya tidak baik-baik saja. Entah apa yang akan terjadi nanti, entah apa yang mungkin datang nanti. Yang jelas bagi Jiang Kang Hua, semuanya akan hancur lebur jika dia hanya diam saja seperti ini.
"Langit sedang tidak baik-baik saja, Kepala Dayang Zhao. Ketika dua naga saling menunjukkan taringnya dan saling berebut posisi, dan naga yang semestinya menjadi sosok yang kita junjung tinggi tak bisa berbuat apa-apa untuk mempertahankan kedudukannya, lantas apa yang akan terjadi? kehancuran hanya akan dilihat di depan mata. Tanpa kita bisa sama sekali untuk mengakalinya. Kita tidak bisa tinggal diam, kita harus melakukan sesuatu,"
"Melakukan sesuatu apa, Panglima Jiang? Apa yang bisa kita lakukan? hamba sama sekali tidak mengerti. Menurut perhitungan alam raya ini, bukankah alam iblis bertentangan kuat dengan alam langit? lantas apa yang harus kita lakukan untuk membantu langit dalam hal ini? hamba benar-benar tidak paham dengan pola pikir dari Panglima Jiang,"
Jiang Kang Hua agaknya bingung juga, sepertinya dia sudah terlalu banyak bicara. Untuk kemudian dia menekan hatinya, memandang Zhao Mimi dengan mimik wajah seriusnya yang luar biasa.
"Kepala Dayang Zhao, aku ingin bertanya kepadamu. Kehamilan Selir Lim, apakah masih lama? Berapa lama kira-kira sampai bayi itu lahir? Berapa lama juga kira-kira sampai dia dewasa? Tidak adakah cara lain, sebuah ilmu, kekuatan atau apa pun itu yang membuat bayi yang ada di dalam kandungan Selir Lim lahir dan tumbuh remaja dalam waktu sepuluh hari ini?" tanya Jiang Kang Hua.
Mendengar pertanyaan itu, Zhao Mimi agaknya terkejut luar biasa. Bagaimana bisa Jiang Kang Hua berpikir sampai sejauh itu. terlebih lagi, awalnya bukankah keduanya sedang membahas alam raya? Tapi mengapa sampai kemana-mana pembahasannya.
"Apakah Panglima Jiang sedang mabuk? Ataukah Panglima Jiang sedang mengigau atau semacamnya? Hamba benar-benar tak mengerti sama sekali dengan apa yang Panglima Jiang katakan. Bagaimana bisa bayi tumbuh remaja dari perut dengan begitu cepat terlebih itu hanya membutuhkan waktu sepuluh hari. kita adalah bangsa iblis."
"Oleh sebab bangsa iblis, tentunya kehamilan dan kelahiran serta pertumbuhan iblis akan sangat berbeda dengan manusia, bukan?"
"Tapi juga tidak sepuluh hari juga, Panglima Jiang!" kesal Zhao Mimi. Jiang Kang Hua tampak diam, dia kembali menghela napas panjang. "Namun, hamba rasa jika kelahiran janin itu memang tinggal menunggu hari. entah kenapa janin itu tampak sangat berbeda dari janin iblis lainnya. Pertumbuhannya sangat cepat, dan aura dari Selir Lim tampak bersinar. Padahal biasanya, seorang wanita iblis yang mengandung memiliki aura hitam pekat. Apalagi ada satu hal lagi yang membuat hamba semakin bingung, Panglima Jiang,"
"Apa itu, Kepala Dayang Zhao?"
"Beberapa waktu yang lalu, Selir Lim sempat bertanya kepada hamba tentang mimpinya. Sebuah mimpi yang benar-benar aneh. Selir Lim berkata di dalam mimpinya itu dia melihat seekor naga putih dengan warna keemasan, naga itu terbang dan masuk ke dalam perutnya. Sebuah mimpi yang sangat aneh untuk ukuran seorang iblis, Panglima Jiang. Sebab yang hamba tahu adalah, naga putih dengan sinar keemasan adalah sosok dari Putra Mahkota Kerajaan Langit. namun, bagaimana bisa Selir Lim bermimpi seperti itu? padahal jelas tidak ada kaitannya sama sekali bangsa iblis dengan alam langit. bukankah itu hal yang sangat aneh sama sekali?"
Jiang Kang Hua tampak diam, sebab bagaimanapun juga yang namanya takdir dan darah memang tidak bisa ditutupi oleh siapa pun itu.
"Tidak ada yang aneh atas mimpi atau apa pun yang dialami oleh Selir Lim. Suatu saat, kau juga pasti akan tahu dan paham tentang arti mimpi itu, Kepala Dayang Zhao. Sekarang yang terpenting adalah, bagaimana caranya kita tetap melindungi Selir Lim beserta buah hatinya, sampai saat janin itu remaja dan dinobatkan menjadi Putra Mahkota Kerajaan Iblis. Itulah tujuan kita sekarang ini yang harus kita wujudkan. Dan kita harus melakukannya tanpa ada Yang Mulia Raja di sisi kita. apakah kita mungkin akan sanggup melakukannya?"