TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Misi {3}



Misi {3}

1"M… maksud, Panglima Jiang?" tanya Zhao Mimi lagi. "Bagaimana bisa kita melindungi Selir Lim, beserta janinnya dari para petinggi kerajaan yang serakah itu dengan tanpa seorang Emo Shao Ye? Apakah itu bisa? Itu jelas hal yang mustahil, Panglima Jiang. Anda tahu sendiri bagaiman kekuatan dari mereka, hebat dan kuatnya seperti apa. Meskipun hamba tahu jika Panglima Jiang adalah sosok yang paling hebat di sini. Namun demikian, hamba juga tahu jika Panglima Jiang sendirian tidaklah mungkin untuk melawan pasukan sebanyak itu bukan? Bukankah ini yang namanya sebuah kesia-siaan semata? Dan memangnya Emo Shao Ye mau ke mana sampai beliau tidak bersama dengan kita? ataukah Emo Shao Ye berniat untuk lepas tangan dan tak ingin ikut campur dalam masalah ini? hamba benar-benar pusing karena ucapan dari Anda ini, Panglima Jiang,"     

"Ada hal lain yang lebih penting yang harus Yang Mulia Raja lakukan, Kepala Dayang Zhao. Dan saat Yang Mulia Raja melakukan itu, artinya jika Yang Mulia Raja tidak bisa lagi untuk kesini dan melindungi kita. itulah sebabnya bagaimanapun caranya kita harus bisa menjaga Selir Lim dengan segenap kekuatan kita. apakah kita mampu? Apakah kita bisa? Katakan yang sejujurnya kepadaku, Kepala Dayang Zhao, agar aku tidak merasa takut dan risau sendiri menangani hal ini," kata Jiang Kang Hua yang agaknya sudah mulai histeris. Zhao Mimi tampak terdiam, entah mengapa dia merasa jika memang semuanya sedang tidak baik-baik saja, dan Jiang Kang Hua telah mengetahui semuanya. Entah tentang alam raya, atau tentang alam iblis pada khususnya sekali.     

"Panglima Jiang, maafkan hamba. Hamba rela dihukum apa pun. namun, jika hanya Panglima Jiang saja yang menjadi andalan di sini, hamba merasa jika semua yang mungkin akan Panglima Jiang lakukan menjadi sia-sia belaka. Kita tidak akan bisa menang, yang ada kita akan menjadi abu dengan sangat nyata karena perjuangan kita yang akan sia-sia belaka, Panglima Jiang,"     

*****     

"Selir Lim, bisakah hamba berbicara dengan Selir Lim sekarang? hamba ingin berpamitan kepada Selir Lim!" kata Lee Huanran dengan suara yang sedikit keras.     

Tak berapa lama, seluet dari Lim Ming Yu pun mulai berjalan mendekati pintu, kemudian beberapa Dayang membuka pintu tersebut. Lee Huanran tampak berlutut dengan begitu patuh tepat di depan Lim Ming Yu.     

"Kau mau berbuat ulah apa lagi? Bukankah kemarin pagi kau meminta izin kepadaku untuk pergi ke Ibu Kota guna membeli sesuatu? Tapi kenapa kau malah baru datang sekarang, dan lagi kau mengatakan kalau kau ingin berpamitan, berpamitan apa, Dayang Lee? Kau benar-benar semakin aneh sekarang semenjak kepergian dari Dayang Liu,"     

Lee Huanran tampak tersenyum, kemudian dia mengedarkan pandangannya pada dua Dayang yang ada di sana. Dia sangat ingat betul tentang ucapan dari Liu Anqier jika dia tidak boleh membocorkan apa pun selain pada Lim Ming Yu.     

"Bisakah hamba berbicara berdua kepada Selir Lim? Ini tentang Ayah hamba yang sedang sakit parah di Desa. Hamba rasa, hamba harus berbicara dengan Selir Lim secara pribadi," kata Lee Huanran lagi.     

Lim Ming Yu yang melihat Lee Huanran mengedipkan matanya agaknya paham jika ada hal yang ingin dia bicarakan berdua dan itu penting. Terlebih dari yang diketahui oleh Lim Ming Yu, sampai saat ini Ayah dari Lee Huanran sedang baik-baik saja dan menghabiskan waktunya untuk bertapa di sebuah goa yang jauh dari mana pun juga. dan, Lee Huanran pun tak mungkin akan menegtahui di mana letak ayahnya berada sekarang.     

"Baiklah, aku tahu betul siapa ayahmu, dan jangan sampai aku dijadikan sebagai Selir yang jahat karena tidak mengizinkanmu pamit bertemu dengan orangtuamu. Masuklah ke dalam, ada beberapa buah tangan yang harus kau berikan kepada ayahmu ketika kau pulang nanti,"     

Lim Ming Yu pun langsung masuk ke dalam kediamannya, dan diikuti oleh Lee Huanran. lama, keduanya kembali melangkah lagi, membuka sebuah pintu rahasia lalu keduanya berada pada sebuah danau. Di sana, Lee Huanran membantu Lim Ming Yu untuk naik pada sebuah perahu, lalu keduanya mulai menjauhi dari daratan, saling pandang dan Lim Ming Yu memandang Lee Huanran dengan mimik wajah penasarannya yang luar biasa itu.     

"Sekarang, sudah tidak ada lagi dinding, dan apa pun yang memiliki telinga. Jadi katakanlah kepadaku, apa yang hendak kau katakana, Dayang Lee? Jangan bertingkah seolah kau adalah anak yang berbakti. Sebab aku tahu betul bagaimana nakalnya dirimu selama ini," kata Lim Ming Yu. Mendengar hal itu, Lee Huanran pun menggaruk tengkuknya, kemudian dia memandang Lim Ming Yu dengan mimik wajah yang tak terbaca sama sekali.     

"Selir Lim, sebenarnya hamba ingin berpamitan dengan Anda. Sebab, hamba ingin bersama dengan Dayang Liu. Dia ternyata kembali kesini, dengan sehat dan tak kurang apa pun. dan hamba sudah berjanji jika bertemu dengannya maka hamba akan mengikutinya bahkan sampai mau datang. Jadi, Selir Lim, sudilah kiranya jika Selir Lim mengabulkan permintaan hamba ini?"     

"Apa? Dayang Liu, maksudku… Nona Liu telah kembali? Di mana gerangan dia? Kenapa dia tak muncul sekadar menyapa kita di istana?"     

"Bagaimana bisa? Selir Lim sendiri tahu bukan bagaimana istana ini sangat kejam kepada Anqier. dia sudah sangat menderita, dia sudah kehilangan dua janinnya dan bahkan dengan nyawanya. Apakah Selir Lim pikir dia masih punya keberanian untuk kesini lagi dan yakinlah jika semua iblis yang ada di sini akan memangsa Anqier seketika ketika Anqier datang kesini. Jadi hamba rasa akan sangat membuat Anqier ketakutan untuk sekadar datang kesini, Selir Lim."     

Lim Ming Yu agaknya paham dengan apa yang terjadi. jika itu dirinya pun jangankan untuk datang ke istana. Bahkan kembali ke alam iblis pun rasanya tidak akan pernah sanggup. Rasa takut dan traumanya pasti telah mengalahkan semuanya dalam satu waktu. Sehingga membuat Lim Ming Yu hancur, dan memilih untuk mengurung diri atau menghabiskan sisa hidupnya untuk bertapa. Namun, agaknya Lim Ming Yu sangat kagum dengan keberanian dari Liu Anqier, yang berani datang kesini lagi meski dia sendiri tidak tahu apa alasan sebenarnya Liu Anqier datang.     

"Nona Liu benar-benar sangat berani, adakah yang membuatnya sampai berani datang kesini lagi. Sebuah hal yang sangat luar biasa sekali sebagai seorang wanita, aku benar-benar sangat kagum dengan keberanian dari Nona Liu."     

"Karena biarbagaimanapun juga, amarah dari seorang wanita dan calon Ibu hamba rasa jauh lebih penting dari pada segalanya. Bahkan rasa takutnya sekalipun,"     

"Maksudmu apa, Dayang Lee?" tanya Lim Ming Yu saat mendengar kalimat itu keluar dari mulut Lee Huanran.     

"Karena, Anqier datang kesini untuk membalas dendamnya kepada Selir Cheng,"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.