TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Misi {7}



Misi {7}

1"Dewa Li, apakah kau sudah mengurus semuanya? Semua hal yang berhubungan dengan istana langit ini beserta dengan persiapan pengangkatan Pangeran Xie sebagai Putra Mahkota yang baru,"     

Li Qian Long tampak diam, ketika Raja Langit mengatakan hal itu kepadanya. Tak terpikirkan olehnya sama sekali, jika hal ini akan terjadi. Raja Langit tampak sangat antusias dengan semua itu. Li Qian Long bahkan melirik Ratu Langit. dia pun tampak memasang mimik yang sama. Mimik senyum sumringahnya yang seolah-olah dia sangat bahagia atas semua yang terjadi ini.     

"Yang Mulia Raja tentu tahu, jika hamba sudah bersepakat untuk tidak ikut campur tentang masalah ini. hamba telah berjanji untuk mengungkap apa yang terjadi kepada Putra Mhkota. Dan tentang siapa yang telah membunuh Dewi Anqier dulu. Setelah hamba mendapatkannya, hamba pastikan jika Yang Mulia Raja mungkin akan menyesal telah melakukan penangkatan ini. sebab tidak ada hal yang lebih masuk akal dari pada siapa pun yang melakukan ini kecuali Pangeran Xie."     

"Dewa Li!" bentak Raja Langit. Li Qian Long pun lansung diam membisu. Tidak, bukan karena Li Qian Long takut. Tapi karena dia merasa jika Raja Langit butuh mengeluarkan pendapatnya. "Kamu jangan lancang! Menuduh putraku sebagai pembunuh Dewi setengah manusia itu apakah hal yang pantas? Apa kau pikir, seberharga itukah Dewi setengah manusia itu sampai membuat putraku yang terhormat dan suci melakukan hal terkutuk itu? Dia adalah Dewa, Dewa tertinggi yang tak memiliki sifat-sifat buruk apa pun di dalam dirinya. Jadi bagaimana bisa kau berkata jika Pangeran Wu yang melakukan tindakan keji ini, Dewa Li! Kau jangan lancang!"     

"Lantas, apakah Yang Mulia Raja menyelidiki?" Raja Langit tampak memalingkan wajahnya, seolah enggan, dan bahkan muak mendengar pertanyaan itu terus keluar dari mulut Li Qian Long. "Bahkan sampai adanya Putra Mahkota pergi sampai detik ini, Yang Mulia Raja sama sekali tidak memiliki niatan untuk mengungkap masalah ini sama sekali. padahal jelas sekali, di sini yang dirugikan adalah Yang Mulia Raja. Selain Yang Mulia Raja kehilangan Putra Mahkota, Yang Mulia Raja juga telah kehilangan Penasihat kepercayaan Yang Mulia Raja. Namun bagaimana bisa Yang Mulia Raja tidak mencoba untuk menyelidiki? Bahkan, hamba sama sekali tak mengerti dengan hal ini."     

"Kau—"     

"Yang Mulia Raja, biarkan Dewa Li menjelaskan argumennya. Sebab jujur, hamba juga merasa mengganjal kenapa sampai detik ini. bagaimana bisa putra hamba pergi bahkan sampai sekarang dia tidak bisa kembali,"     

Li Qian Long pun tampak tersenyum, agaknya Ratu Langit masih mengatakan hal yang sangat masuk akal sekali.     

"Pertama, kenapa hamba mengatakan jika Pangeran Xie adalah salah satu yang masuk akal melakukan tindakan ini adalah. Karena Pangeran Xie tahu betul siapa sosok dari Putra Mahkota itu sendiri. Putra Mahkota saat itu sangat mencintai Dewi Anqier, bahkan sampai Putra Mahkota rela memberikan setengah intisari kehidupannya kepada Dewi Anqier. karena Pangeran Xie merasa jika dia menyakiti Dewi Liu maka Putra Mahkota akan hancur. Itulah sebabnya semua itu dia lakukan dengan sedemikian rupa, dan dia tidak sendirian dalam melakukan hal kejamnya itu. ada satu lagi orang yang paling dekat dengan Putra Mahkota yang melakukannya, sehingga keduanya tahu kapan dan di mana Putra Mahoota saat itu berada bersama dengan Dewi Anqier. Yang Mulia seharusnya Anda sebagai Raja tentunya bisa menyikapi semua masalah ini dengan bijak dan baik, sehingga tidak terjadi sebuah hal yang harus menjadi sia-sia. Hamba jelas tidak bisa mengatakan apa pun yang lebih dari ini. apa yang keluar dari mulut hamba adalah takdir. Hamba tidak mau membuka takdir yang sudah menjadi rahasia langit selama ini. dan yang membuat hamba sangat kecewa adalah, bagaimana bisa Yang Mulia Raja menjadi berubah pikiran seperti ini? padahal jelas beberapa waktu yang lalu Yang Mulia masih menjadi sosok Raja Langit yang sangat khawatir akan langitnya. Namun sekarang Yang Mulia Raja berubah menjadi sosok yang tak peduli sama sekali. padahal jelas jika ada satu hal yang sangat membuat semua Dewa akan tahu tentang satu hal jika, jabatan yang sudah ditetapkan oleh langit tidak bisa dipindah tangankan oleh siapa pun. yang artinya jika sampai kedudukan Putra Mahkota diganti. Maka langit akan marah, dan kehancuran alam raya ini akan di depan mata kita. bagaimana bisa Yang Mulia Raja malah membiarkan semua itu sampai terjadi, Yang Mulia? Bukankah seharusnya Yang Mulia tidak melakukan hal itu? hamba benar-benar tidak paham sama sekali dengan yang Yang Mulia pikkirkan selama ini."     

"Kau jangan datang untuk merusuh, Dewa Li. Dari pada kau menuduhku dengan tuduhan-tuduhan yang tak berdasar sama sekali, lebih baik kau tutup mulut dan menyingkirlah. Aku tahu, bahwa sedari awal juga kau sangat menyayangi Putra Mahkota. Namun aku sama sekali tak menyangka jika kau melakukan fitnah kejam ini kepadaku dengan begitu nyata. bagaimana bisa, bagaimana bisa seorang Dewa tertinggi di sini melakukan hal tersebut. Aku benar-benar sangat malu sekali, aku benar-benar sangat sedih jika apa yang telah kau lakukan ini telah menyinggung harga diriku sama sekali. dan aku sama sekali tidak akan pernah memaafkan siapa pun yang telah memfitnah dan menjelekkan nama baikku. Untuk masalah jabatan, jika memang Yang Mulia Raja enggan menjadikan hamba Putra Mahkota pengganti sementara pun hamba sama sekali tak keberatan dengan hal itu. jadi, jangan lagi dan berhentilah mempermalukan nama hamba seperti ini, hamba benar-benar sangat malu sekali. hamba benar-benar merasa jika hamba tidak dianggap di istana langit ini. hamba dan Ibunda Selir bagaikan sosok yang terasingkan dan yang terus terhina dengan sangat nyata karena hal ini. bukankah lebih baik jika hamba menjauh saja dengan Ibunda Selir jika memang hal itu yang menjadi kenyataannya?"     

Xie Ming Zhen langsung mengibaskan jubahnya, di memandang Li Qian Long dengan mimik wajah beringasnya. Dia langsung pergi, bahkan hal itu berhasil membuat ibunya langsung berjalan dengan cepat mengejar langkah putranya.     

"Pangeran Xie, Pangeran Xie, berhentilah! Apa yang kau lakukan ini? kau jangan bertingkah gegabah dan mementingkan emosimu sesaat! Apa yang kita inginkan tinggal sedikit lagi kita dapatkan, Pangeran Xie! Tolong jangan dengarkan apa pun ucapan dari Dewa Li. Dewa Li itu adalah sosok tak bertanggung jawab yang tak seharusnya kau dengarkan sama sekali. jadi berhentilah, berhentilah di tempatmu dan jangan pernah pergi ke mana pun!" teriak ibunya.     

Namun tak berapa lama, Xie Ming Zhen pun langsung menghentikan langkahnya, dia memandang ibunya dengan seringaian licik yang luar biasa.     

"Ibu, kau jangan begitu panik. Aku tidak akan pernah pergi ke mana pun,"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.