TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Terungkapnya Rahasia {4}



Terungkapnya Rahasia {4}

3Chen Liao Xuan langsung memejamkan matanya, kemudian dia menunjuk Lim Ming Yu dengan tatapan tajamnya, sebuah gelembung berwarna keemasan langsung tampak dengan begitu nyata, membuat Lim Ming Yu, Lee Huanran, Zhao Mimi dan Zhang Hana tampk ketakutan luar biasa. Mereka langsung meringkuk dengan begitu sempurna seolah mereka ketakutan atas apa yang akan terjadi.     

"Prajurit Lu. Lekas bawa Selir Lim ke kediamannya!" perintah Chen Liao Xuan. Dia memandang Lim Ming Yu dengan tatapan sendunya. "Selir Lim, dan Dayang lainnya. Kediaman kalian sudah aku bentengi dengan sangat sempurna. Kalian jangan pernah keluar dari kediaman meski sejengkal pun. jangan pernah risaukan apa pun yang terjadi di sini. Anggap tidak ada apa pun yang terjadi, dan berusaha semuanya baik-baik saja. Jangan pernah berpikir macam-macam. Yang terpenting sekarang adalah kesehatan, dan keselamatanmu, serta calon Raja yang ada di dalam janinmu. Tugasmu benar-benar berat, Selir Lim. Selamatkan calon Raja Iblis selanjutnya apa pun yang terjadi."     

"Baiklah, Yang Mulia. Hamba akan melakukannya."     

"Anqier, apakah kau bisa mengawal Selir Lim dulu? Sebab aku merasa kurang yakin Selir Lim dan para Dayang akan diam saja. Aku takut mereka melewati batasannya sehingga membuat hidup mereka dalam bahaya," kata Chen Liao Xuan lagi.     

Liu Anqier pun mengangguk, kemudian dia cepat dia berjalan menuju Lim Ming Yu dan mengajak Lim Ming Yu segera pergi dari sana.     

"Yang Mulia, hamba ingin membantu Yang Mulia dalam berperang. Hamba ingin—"     

"Maka siapkan senjatamu, dan lekaslah ikut denganku," kata Chen Liao Xuan pada akhirnya. Betapa bahagia Li Zheng Xi. Dia langsung bergegas mengambil pedangnya dan berdiri di samping rajanya dengan tatapan penuh dengan kebahagiaan yang luar biasa itu.     

"Baik, Yang Mulia!"     

Dan kini, Chen Liao Xuan berdiri, di belakangnya sudah ada Jiang Kang Hua, dan Le Zheng Xi. Tepat di depan ketiga sosok itu, sudah ada Perdana Menteri Jian, dan pasukan yang lainnya yang seolah menjadi tameng Chen Liao Xuan.     

Betapa kaget Kasim Agung Cheng, dia sama sekali tak tahu sejak kapan hal itu terjadi sampai membuat iblis-iblis terkuat yang sudah berusaha keras dia lengserkan kembali lagi di sini dengan begitu sempurna.     

"Oh, jadi ini adalah salah satu senjata rahasiamu juga? membawa para penduduk yang sudah diasingkan kesini demi untuk memperkuat pertahananmu, Yang Mulia?" kata Cheng Wan Nian. Dia langsung duduk di singga sananya yang sudah disiapkan oleh bawahannya. Memandang suaminya dengan tatapan sengit yang luar biasa itu.     

"Aku tidak membutuhkan banyak orang untuk menghabisi iblis biadab seperti kalian. Namun aku ingin memberikan kesempatan kepada mereka yang telah kalian sakiti untuk balas dendam, atas apa yang telah kalian lakukan. aku rasa itu sudah cukup jelas untuk kalian bisa merenungi apa yang telah terjadi ini. tak perlu kuberitahu kalian lagi. Karena jika aku ingin, aku bisa menjanakan kalian abu hanya dalam waktu satu detik saja,"     

Jiang Kang Hua mendengar itu hanya bisa diam, entah mengapa dia merasa tidak punya waktu lagi. Rembulan sudah nyaris menunjukkan kegagahannya, dan purnama akan segera datang dengan begitu nyata. ketika rembulan di atas kepala, maka saat itulah posisi Putra Mahkota Kerajaan Langit akan diambil alih dengan sempurna. Dan kalau sampai itu terjadi maka tidak ada yang bisa untuk ditolong dan diselamatkan lagi. Semuanya benar-benar sudah menjadi sia-sia belaka. Perjuangan dan pengambilan keputusan yang dia sarankan ini akan percuma. Jiang Kang Hua langsung memandang para pasukan Kasim Agung Cheng yang begitu banyak itu, untuk kemudian dia memandang pasukannya. Iya, perbandingannya memang terlampau jauh. Namun Jiang Kang Hua cukup percaya diri untuk memenangkan pertempuran ini apa pun yang terjadi.     

"Serang!" teriak Jiang Kang Hua.     

Mereka lantas terbang dan langsung menyerbu semua yang ada di depanya yang dianggap musuh, suara gemercing pedang, tombak, serta tameng terdengar memekakan telinga, sebuah hal yang membuat Chen Liao Xuan agaknya menutup matanya. Untuk kemudian, kejadian di masa lalu mulai tampak dengan nyata, ketika dia sedang bertempur bersama dengan Raja Langit sebelumnya. Ya, dia mengingat dengan jelas bagaimana kejadian itu terjadi. dan bagaimana bisa dia harus dengan tangannya sendiri mengobrak-abrik alam iblis ini untuk kedua kalinya. Apakah ini akan termaafkan? Akankah ini akan menjadi satu hal yang bisa diampuni? Chen Liao Xuan benar-benar tidak tahu. hatinya terasa sakit, jantungnya seolah berhenti berdetak. Peperangan ini, Chen Liao Xuan tahu, jika peperangan ini tidak akan berhenti untuk satu kali. Dia akan terus berusaha untuk mempertahankan apa yang sudah ada, dia harus memperbaiki semuanya. Atau mungkin, itu adalah suatu teguran kepada Chen Liao Xuan sendiri. Dan berakhir salah satu putranya terjebak di alam iblis ini untuk menjadi Raja Iblis selanjutnya. Sebuah hal yang tidak akan pernah untuk dimaafkan. Namun biar bagaimanapun juga dia tidak bisa apa-apa selain pasrah dengan keadaan. Dia tidak munafik, dia juga tidak tahu apa pun tentang hal itu. sikap bodoh dan akhirnyan malah membuat putranya tersegel di sini. Namun, Chen Liao Xuan tidak menyalahkan takdir. Mungkin dengan ini dia akan merasa tenang, dengan ini alam iblis tidak akan lagi melakukan kesalahan. Dengan kata lain adalah, alam iblis akan damai di bawah kekuasaan putranya. Dan dengan demikian juga alam iblis dana lam langit tidak akan saling bersinggungan dan tidak akan bertengkar untuk selamanya.     

Chen Liao Xuan bisa melihat dengan jelas, bagaimana pasukan dari Kasim Agung Cheng itu mulai kocar-kacir. Dia kemudian berpikir bahwa, apa yang dikatakan oleh Jiang Kang Hua adalah benar. Jika yang membuat risau hatinya adalah dirinya sendiri. Bagaimana tidak, hal ini benar-benar membuat bingung dirinya tanpa ampun. Jiang kang Hua benar. Jika kekuatannya bisa membentengi semua kekuatan yang mencoba untuk menyerang benteng istana langit. dan entah kenapa, terlalu pelan adalah langkah yang diambil oleh Chen Liao Xuan selama ini. sebab bagi Chen Liao Xuan, dari pada melihat darah sehitam tinta itu mengalir di sini dan mengotori istana, dia lebih menyukai sebuah penyelesaian masalah dengan cara yang baik-baik saja. Namun sepertinya cara itu tak disukai oleh semua orang yang ada di sini. Sehingga pertumpahan darah itu pun akhirnya terjadi juga dengan sangat nyata.     

"Yang Mulia, bukankah kau berpikir jika hamba adalah istri yang sangat durhaka? Hamba adalah Selir yang tidak tahu diri. Dan sekarang yang hamba lakukan bahkan melebihi dari apa yang telah Yang Mulia inginkan. Hamba telah membuat semuanya hancur berkeping-keping dengan sangat nyata. apakah Yang Mulia tidak ingin menghukum hamba atas semua yang terjadi sekarang?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.