Terungkapnya Rahasia {6}
Terungkapnya Rahasia {6}
"Lantas apa yang akan kau lakukan untuk membalaskan dendanmu?" tanya Chen Liao Xuan. Dia bisa melihat jika kedua tangan Cheng Wan Nian mengepal kuat pada pedang yang sedari tadi dia bawa, membuat Chen Liao Xuan tersenyum kecut memandang hal itu. "Apakah kau ingin membunuhku? Menghabisiku? Maka jika itu yang kau inginkan maka segera lakukan. aku tidak akan pernah sama sekali menolak dan melawan. Aku akan berdiri di sinin sampai kau berhasil melakukannya. Meski kau sendiri tahu jika kenyataannya adalah, aku tidak akan mati oleh apa pun itu," kata Chen Liao Xuan pada akhirnya.
Cheng Wan Nian tampak kesal bukan main, dia merasa sangat kesal dengan Chen Liao Xuan. Saking kesalnya dia ingin melakukan apa pun kepada Chen Liao Xuan. Dia langsung dengan sekuat tenaga mencoba menembus perut Chen Liao Xuan dengan pedang yang dia bawa. Namun pedang itu langsung patah jadi dua dan Cheng Wan Nian nyaris jatuh tersungkur dengan sempurna karena hal itu. ya bagaimana tidak, di antara mereka sudah ada Liu Anqier yang berdiri sambil menghunuskan pedangnya, mematahkan pedang Cheng Wan Nian dengan sangat nyata.
"Jangan pernah sentuh kekasihku dengan pedang busukmu itu," dengus Liu Anqier. Cheng Wan Nian tampak menyeringai, kemudian dia memandang Liu Anqier dengan wajah semakin kesalnya bukan main itu.
"Apa kau bilang? Kekasihmu? Apakah kau sadar dengan apa yang kau katakana itu, Dayang Liu?" Liu Anqier diam, dia memandang Cheng Wan Nian dengan begitu gagah beranidan seolah tak takut sama sekali. "Dia adalah suamiku, aku adalah Selir pertama dari Yang Mulia Raja Chen. Terlepas siapa pun kau, punya hubungan apa pun kau sebelumnya dengan Yang Mulia Raja, namun di kehidupan kali ini kau tak punya hak atas apa pun itu."
"Ya, aku memang tak punya hak. Itu sebabnya aku telah memberimu kesempatan. Selama kehidupan ini kau bersama dengan Yang Mulia Raja tanpa aku mengusikmu, bukan? Aku tidak masalah menjadi hal yang tak penting sama sekali. bahkan jika aku mengingatnya lebih awal, maka aku juga tidak akan pergi kesini dengan bodoh. Tapi maaf, aku adalah reinkarnasi, aku manusia yang tak punya kuasa apa pun. aku melakukan semua hal itu sebelum aku mengingat apa pun. aku sendiri sadar jika kau pasti akan sangat marah dengan apa yang aku lakukan, datang sebagai tamu tak diundang dan tekah mnencuri hati laki-laki yang selama ini tampak sangat mencintaimu. Aku minta maaf untuk itu, tapi juga aku tidak bisa untuk mengatakan banyak. Semua adalah takdir, dan takdir tidak bisa untuk diubah bagaimanapun juga caranya. Aku hanya berharap jika di kehiduapn selanjutnya kita bisa menjadi seorang teman baik tanpa peduli masalah cemburu dan lain sebagainya. aku jujur telah lelah dengan semua ini sekarang."
"Jangan berharap banyak, aku tidak akan pernah sudi untuk bersahabat denganmu," kata Cheng Wan Nian.
Keduanya kini tampak memasang kuda-kuda dan seolah saling menyerang satu sama lain. keduanya tak rela, keduanya saling benci satu sama lain karena Cheng Wan Nian sangat kesal setengah mati dengan Liu Anqier.
Mendapat serangan yang begitu banyak dari Cheng Wan Nian, Liu Anqier tidak memberikan perlawanan, yang dia lakukan hanya melindungi dirinya dan bertahan. Dia bahkan hanya menggunakan satu tangan, dan menangkis semua serangan Cheng Wan Nian dengan tangan kananya. Lalu dia terus berjalan mundur, sampai pada akhirnya dia bisa membuat pedang yang ada di tangan Cheng Wan Nian terjatuh dengan sempurna. Liu Anqier memandang Cheng Wan Nian dengan tatapan bengis dan kesalnya setengah matu, terlebih saat pedang itu sudah tepat berada di leher Cheng Wan Nian.
"Selir Cheng, kau tahu, betapa aku ingin membalas dendam atas apa yang selama ini telah kau lakukan kepadaku. Jika kau bilang untukku menjauhi suamimu, aku pasti akan melakukannya dengan baik-baik. namun yang kau lakukan dengan membunuh janinku sampai dua kali dan mencoba untuk membunuhku juga itu adalah hal yang tak bisa dibenarkan oleh siapa pun. aku kecewa dan hancur karena ulahmu ini, Selir Cheng. Dan aku bahkan ingin membunuhmu sekarang ini juga."
"Aku adalah makhluk abadi, dan iblis yang di sini semua adalah makhluk abadi, Dayang Liu. Kau bisa saja melumpuhkanku namun kami hanya dalam keadaan tertidur dan hanya butuh waktu untuk membuat kami bangkit lagi. Jadi aku rasa kau mungkin punya kesempatan untuk membunuhku agar kau bahagia dengan itu semua."
"Oh ya?"
Liao Anqier kemudian mengeluarkan belati yang ada di balik bajunya kemudian dia memadang Cheng Wan Nian dengan mimik wajah tak terbacanya yang luar biasa itu.
"Benda aneh apa itu?" tanya Cheng Wan Nian.
"Belati yang terbuat dari bahan langit, yang akan membuat iblis dan makhluk abadi mana pun yang ada di alam raya ini langsung berubah menjadi abu, mereka tidak akan pernah bisa kembali hidup seperti apa yang kau bayangkan itu. kau juga tentu tahu tentang mendiang Pangeran Wu, bukan? Ketika tubuhnya langsung berubah menjadi abu. Ya ini adalah belati dengan bahan yang sama yang akan membuat semuanya menjadi lebih baik sekarang. jadi, setelah semua seranganmu yang sangat payah itu, bisakah aku menyerangmu sekarang?" kata Liu Anqier, dia langsung terbang dengan sempurna dan berusaha melukai Cheng Wan Nian. Namun dengan cepat sosok Kasim Agung Cheng menyelamatkan Cheng Wan Nian dari tikaman Liu Anqier. mendorong tubuh Liu Anqier, dan Liu Anqier mundur dengan sempurna.
Chen Liao Xuan yang melihat itu ingin membantu Liu Anqier, tapi Liu Anqier menolaknya mentah-mentah.
"Kau lihat saja, jia memang aku butuh bantuanmu, maka bantulah aku. Aku ingin mengeluarkan segala kekesalanku kepada mereka berdua yang telah jahat kepadaku selama ini. dan aku tidak akan pernah membiarkan kedua jahat ini menyakitiku lagi. Meski mungkin aku tidak kuasa membunuh mereka. tapi setidaknya aku sudah cukup bahagia bisa melihat mereka menjadi teluka atau bagaimanapun dan itu karena ulahku. Ya, setidaknya asal emosiku terbayarkan itu adalah harga setimpal yang ingin aku rasakan. Bagaimanapun juga aku bukan pembunuh, aku hanyalah manusia lemah sama sekali," kata Liu Anqier dengan suara paraunya,