Mungkin Usaha {12}
Mungkin Usaha {12}
"A… aku—"
"Aku tahu. kau tak perlu menjelaskan apa pun tentang itu, Nona Liu. Sebab sejatinya, apa yang telah terjadi kepadamu memang benar-benar bukan perkara yang baik-baik saja. Kau telah mendapatkan hal paling buruk sebagai seorang wanita, memangnya apa yang jauh lebih buruk dari pada itu. iya kan? namun demikian juga, aku sangat berharap kepadamu agar kau bisa sedikit memandang pada masa depan yang akan lebih cerah. Biar bagaimanapun juga, kau adalah seorang Dewi, dan takdirmu adalah seorang Putra Mahkota Kerajaan Langit. jadi sangat tidak mungkin sekali kau memiliki takdir buruk. Takdirmu adalah menjadi Ratu yang mendampingi Raja Chen memimpin kerajaan langit. apa lagi yang kau inginkan? Kau adalah sosok nomor satu di alam raya ini,"
"Kau terlalu berlebihan,"
"Aku jujur dan apa adanya, aku mendengar itu juga bukan dariku membual. Aku bersungguh-sungguh dan itu adalah apa yang dikatakan oleh Dewa Li. Dan tentu saja aku sangat mendukung itu. selamat, itu adalah hal yang begitu ingin aku ucapkan kepadamu. Dan semoga aku masih hidup untuk mengatakan itu kepadamu secara langsung,"
"Jangan berkata seperti itu…," kata Liu Anqier. matanya tampak nanar, kemudian dia memandang Jiang Kang Hua dengan senyum getirnya. Entah mengapa dia merasa aneh mendengar hal itu. sebab kemungkinan bukanlah itu yang akan terjadi. Li Qian Long sudah mewanti-wantinya untuk tetap menunggu Chen Liao Xuan sampai jiwanya yang terpecah itu terkumpul lagi, dan separuh intisari jiwa dari Chen Liao Xuan masih berada pada tubuhnya. Namun demikian, Liu Anqier juga lebih tahu dari siapa pun jug ajika langit dan apa yang akan terjadi tidak akan mungkin menunggu waktu selama itu. dia harus berkorban, apa pun itu yang penting Chen Liao Xuan bisa kembali menjadi Putra Mahkota Kerajaan Langit. itu adalah hal yang paling diutamakan lebih dari apa pun juga. "Ucapanmu bahkan seolah hal itu akan terjadi besok. Asal kau tahu, Panglima Jiang. Hal yang paling aku benci adalah perpisahan. Jadi berhentilah untuk berkata hal-hal seperti itu. Hal itu akan membuatku menjadi sedih bukan main,"
Jiang Kang Hua tampak tersenyum simpul, kemudian dia menggarukkan tengkuknya yang tak gatal. Memandang Liu Anqier yang sudah mengusap air matanya dengan kasar.
Entah kenapa, mengapa dia merasa jika percakapannya dengan Liu Anqier menjadi sangat melankolis seperti ini. sebuah hal yang tidak bisa dikatakan secara langsung, sebuah hal yang mungkin hanya keduanya yang merasakannya. Sebuah hal yang bertumpuk-tumpuk menjadi satu.
"Jadi, pada akhirnya apa yang harus kita lakukan sekarang? bagaimanapun juga, kenyataan jika Yang Mulia Raja adalah Putra Mahkota Kerajaan Langit tidak boleh terbongkar oleh petinggi dari kerajaan iblis mana pun,"
"Kenapa seperti itu, Nona Liu?"
"Karena kalau identitasnya terbongkar sebelum bayi itu menduduki tahta Putra Mahkota, maka bayi itu akan dilengserkan dengan banyak cara. Kau ingat bukan jika Putra Mahkota Kerajaan Langit yang telah membunuh Raja Iblis terdahulu. Itulah mengapa Putra Mahkora Kerajaan Langit secara otomatis menjadi sosok yang paling dibenci oleh bangsa iblis, Panglima Jiang. Dan apakah kau yakin, darah daging dari pembunuh Raja Iblis terdahulu akan diterima menjadi Raja selanjutnya di sini? Sebab dia pasti akan dianggap sebagai pengkhianat negara dan akan diasingkan atau bahkan akan dimusnahkan. Itu sudah menjadi ketentuan yang berlaku bukan?"
Mendengar hal itu, Jiang Kang Hua kembali diam. Sialnya dia baru mengingat hal itu. kenapa Liu Anqier sangat tahu seluk-beluk secara detil masalah-masalah seperti itu. membuatnya sangat penasaran dibuatnya dan membuat Jiang Kang Hua tersenyum juga.
"Bukankah kau seorang Dayang dulu? Kenapa kau malah lebih pintar dari pada aku, Nona Liu," kekeh Jiang Kang Hua.
"Karena kau terlalu sibuk dengan pedang dan panahmu, itulah sebabnya kau jarang membaca buku. Sementara aku hampir setiap hari dari hidupku saat luang di istana iblis aku gunakan untuk ke perpustakaan dan mencari banyak ilmu pengetahuan di sana. Ketahuilah, mengasah ilmu pedangmu akan membuat otakmu tumpul."
"Cih! Apakah kau sedang bercanda sekarang? kau benar-benar tengik sekali, Nona Liu."
Liu Anqier terkekeh geli kemudian dia memandang Jiang Kang Hua yang sudah melotot memandangnya.
"Sepertinya bahasan kita benar-benar tidak menemui ujung. Bagaimana tidak, kita tidak tahu cara yang cepat membuat Yang Mulia Raja menjadi Putra Mahkota Kerajaan Langit lagi. Dan yang paling mengerikan dari pada itu adalah kita tidak bisa keluar dari masalah ini sama sekali. kecuali pengukuhan atas janin yang ada di dalam perut Selir Lim dinobatkan menjadi Putra Mahkota Kerajaan Iblis sekarang juga. ataukah ada cara yang bisa membuat penerus Raja Iblis bisa tumbuh besar berkali-kali lipat dalam waktu singkat? Usia kalian saja ribuan tahun, dan dalam usia ribuan tahun kalian masih dalam kondidi seperti ini. aku tidak bisa membayangkan, perlu waktu berapa ribu tahun untuk membuat bayi itu menjadi remaja? Ini adalah hal yang sangat rumit sekali, kepalaku benar-benar bingung sekali,"
Ya sudah, mungkin kita harus bertemu dengan Dewa Li secara bersamaan untuk membahas masalah ini, Nona Liu. Aku sangat yakin sekali kalau Dewa Li bisa mengatasi semua masalah ini. iya kan?"
"Entahlah, sepertinya juga di kerajaan langit juga dalam masalah yang tidak bisa dia pecahkan. Bagaimana bisa kita harus menambah beban kepalanya yang sudah tua itu? Apakah kau berharap jika dia akan menjadi lebih tua dari pada biasanya? Kau benar-benar sangat tidak masuk akal sama sekali, Panglima Jiang."
"Dan dari pada kita bertanya kepada Yang Mulia Raja, maka dia sama sekali tidak akan mengatakannya sama sekali. aku pernah melakukannya beberapa waktu yang lalu saat aku melihat dia telah berubah wujud menjadi seekor naga agung yang sangat indah dan megah itu. tapi, apa yang dia katakan kepadaku? Dia berkilah dan seolah apa yang dia lakukan adalah tidur bersamamu. Apa yang bisa aku lakukan, Nona Liu? Aku sama sekali tidak tahu apa yang harus aku lakukan."
"Jangan… jangan sampai kau mengatakan apa yang telah kau ketahui, Panglima Jiang. Sebab jika itu terjadi, aku takut, aku tidak akan bisa melakuan apa yang seharusnya aku lakukan. bagaimana bisa aku menikam Yang Mulia Raja yang saat itu kita sudah saling terbuka jika dia merupakan Putra Mahkota Kerajaan Lanhit? Tentu aku tidak akan bisa untuk melakukannya."