TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Cemburu {3}



Cemburu {3}

1Lim Ming Yu tampak sedang berjalan-jalan di taman. Itu adalah salah satu saran dari Tabib istana agar kehamilamnya menjadi sehat dan tidak ada halangan ketika dia persalinan, itu adalah hal yang dituju oleh Lim Ming Yu. Dia benar-benar sangat berharap dengan kehamilannya ini. dia mau kehamilannya ini akan bisa dia lahiran dengan aman dan selamat. Dia ingin segera melihat bayinya, dia ingin segera menimang bayinya, menyusui bayinya dengan sangat bahagia sekali.     

"Dayang Lee, kenapa kau sangat murung sekali? sepertinya kau sedang banyak pikiran sekali. apa yang terjadi?" tanya Lim Ming Yu. Untuk kemudian dia memandang Lee Huanran yang kini berjalan di belakangnya lalu karena Lim Ming Yu berhenti, membuat Lee Huanran ikut berhenti juga. menabrak punggung Lim Ming Yu dan hal itu berhasil membuat Lu Huanran langsung terduduk dan meminta maaf kepada Lim Ming Yu.     

"Maafkan hamba, Selir Lim. Hamba benar-benar tidak sengaja."     

"Tidak masalah, Dayang Lee. Namun aku sangat penasaran dengan apa yang kau rasakan. Kenapa kau ini malah bersikap melamun terus. Apakah ada hal yang membuat hal yang sedang kau pikirkan? Seperti ada yang sedang kau pikirkan, Dayang Lee?" tanya Lim Ming Yu kemudian.     

Lee Huanran tampak menghela napas panjang kemudian dia memandang Lim Ming Yu dengan tatapan sendunya. Dia benar-benar tak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang. dia benar-benar sangat resah dan dilemma sekali.     

"Selir Lim, hamba sedang memikirkan Dayang Liu. Hamba ingin bertemu dengannya, hamba sangat rindu dengannya. Hamba ingin memutuskan untuk berhenti bekerja menjadi Dayang Istana, Selir Lim. Hamba ingin kembali ke kampung halaman, hamba ingin mencari Dayang Liu. Hamba ingin menjadi sahabatnya secara utuh dan secara abadi. Hamba ingin menjadi sahabatnya selamanya. Tidak peduli ke mana pun dia pergi, tak peduli dia akan memilih jalan apa. Yang jelas hamba ingin selalu bersama-sama dengannya,"     

"Kenapa kau memutuskan untuk mencari keberadaan Dayang Liu? Bukankah kau mengatakan kepadaku jika kau akan mencari sahabatmu yang sedari dulu yang merupakan setengah manusia dan setengah Dewi itu?" selidik Lim Ming Yu. Dia benar-benar bingung bukan main. Dia benar-benar tidak tahu kalau Lee Huanran akan mengambil keputusan seperti itu.     

Lee Huanran hanya diam, bagaimana tidak. Dia tidak mungkin sama sekali mengatakan kepada Lim Ming Yu kalau dia berkeyakinan jika Liu Anqier adalah reinkarnasi dari Dewi setengah manusia yang merupakan sahabat karibnya dulu itu. dia hanya merasakannya dari hati, lantas bagaimana jika dia belum juga meyakini hal itu secara nyata akan berkata jujur. Lagi pula tentang Dewi, jika dia jujur kalau Liu Anqier kemungkinan setengah Dewi pasti akan membuat Lim Ming Yu ketakutan dengan Liu Anqier. dan Lee Huanran sama sekali tidak mau kalau sampai itu terjadi.     

"Hamba sama sekali tidak pernah sama sekali merasakan seperti ini kepada seseorang. Hamba tidak pernah memiliki teman atau apa pun itu. sekarang hamba memiliki teman, seorang teman yang tidak memandang hamba dari siapa. Hamba sayang dengan Dayang Liu lebih dari apa pun itu. hamba ingin menjadi sahabatnya dengan segenap hati. Selir Lim, hidup hamba tidak memiliki tujuan apa pun, selain mencari sahabat hamba dengan sepenuh hati dan menjadi pengikutnya yang setia. Jika memang sahabat hamba itu tidak ada, maka tidak akan menjadi masalah sama sekali. karena hamba bisa mendapatkannya dari Dayang Liu. Dia juga sahabat hamba dan hamba ingin melindunginya dengan segenap hati hamba."     

"Apa kau bisa melindungi Dayang Liu? Yang ada Dayang Liu lah yang akan melindungimu," cibir Lim Ming Yu.     

Mendengar hal itu, Lee Huanran pun terkekeh sama sekali. dia tak menyangka jika dia Lim Ming Yu akan mengatakan hal itu.     

"Selir Lim sepertinya tak mau aku pergi dari istana," katanya. Menggoda Lim Ming Yu dan berhasil membuat Lim Ming Yu terkekeh juga.     

"Apa? Aku takut kehilanganmu? Oh, maaf Dayang Liu. Aku sama sekali tidak peduli denganmu sama sekali,"     

Lee Huanran tampak mendengus, untuk kemudian dia memandang Lim Ming Yu yang kini sedang memetik sebuah bunga.     

"Aku akan menyuruh prajurit kepercayaanku untuk mencari tahu di mana Selir Liu berada. Kau yang selemah ini dan tidak tahu dengan masalah ilmu bela diri tidak mungkin akan pergi sendirian dan menumbalkan dirimu dengan bodoh, bukan?"     

"Benarkah? Benarkah Selir Lim?" semangat Lee Huanran. Lim Ming Yu pun mengangguk, membuat Lee Huanran semangat sekali.     

"Apa yang membuat gadis kecil ini sangat bahagia? Apakah dia telah mendapatkan hadiah yang sangat berharga?" Zhao Mimi yang baru saja datang pun tampak mendekat membuat Lee Huanran mengulum senyum. Dia kemudian memandang Zhao Mimi dengan mimik wajah senangnya bukan main.     

"Bahkan itu lebih dari pada segala hadiah apa pun di dunia ini. Kepala Dayang Zhao tahu, jika Selir Lim akan membantuku untuk menemukan di mana Dayang Liu."     

"Maksudnya? Dayang Liu? Apakah kau akan bertemu dengan Dayang Liu? Kau bertemu dengannya? Di mana?" tanya Zhao Mimi yang agaknya penasaran.     

Ya, bagaimana tidak. Dia juga sangat rindu dengan Liu Anqier. semua yang berada di kubu putih juga sangat rindu Liu Anqier. namun bagaimana juga yang bisa dia lakukan ini hanyalah berdoa. Supaya di mana pun Liu Anqier yang berada dia akan menjadi sehat-sehat terus dan tidak kurang satu apa pun juga.     

"Itu sebabnya, Kepala Dayang Zhao. Selir Lim memberikan janji kepadaku untuk memberikan seorang prajurit untuk mencari tahu di mana Dayang Liu berada. Aku benar-benar merindukannya, dan aku berencana untuk melepaskan semua pekerjaanku ini Kepala Dayang Zhao. Aku ingin mengikuti ke mana pun Dayang Liu pergi. Aku ingin menjadi sosok yang paling baik di dunia yang akan tunduk dan melakukan apa pun demi sahabatku."     

"Kau begitu mencintai dan menyayangi Dayang Liu?" tanya Zhao Mimi. Lee Huanran pun menganggukkan kepalanya, tersenyum lebarbkarena mendapatkan pertanyaan seperti itu.     

"Ya, aku sangat menyayanginya sama sekali, Kepala Dayang Zhao. Bahkan aku merasa jika Dayang Liu adalah sahabat lamaku dan aku berpikir jika aku akan sangat cocok dengannya dari pada di istana langit ini. bagaimana tidak di istana terlalu banyak hal busuk, bangkai busik dan semua kesalahan yang ada di mana-mana aku tidak akan cocok berada di sini. Aku takut karena aku di sini terlalu lama maka akan membuat nyaliku meronta. Aku takut untuk berbuat jahat kepada Selir Cheng dan yang lainnya juga. bagaimana juga hal yang telah mereka lakukan sungguh tidak manusiawi. Apalagi juga yang membuat kesal lagi, Yang Mulia Raja memberikan kesempoatan kedua kepada Selir Cheng."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.