~Saling Memahami~
~Saling Memahami~
"Membantu?" tanya Li Zheng Xi. Dia berjalan mendekati Liu Anqier kemudian dia tampak terkekeh, melihat ujung hidung dan pipi Liu Anqier yang tampak hitam karena arang dari kayu bakar tersebut. Karena ditertawakan, Liu Anqier tampak mengerutkan alisnya, kemudian dia menodong Li Zheng Xi dengan salah satu kayu bakar yang masih tampak berbara itu. Li Zheng Xi pun langsung mundur dengan teratur, karena dia takut jika dilukai oleh Liu Anqier.
"Kenapa kau tertawa?" tanya Liu Anqier. Li Zheng Xi tampak mengangkat tangannya tinggi-tinggi, kemudian dia memekik kaget,
"Tenang-tenang, kau salah paham, Nona Liu. Aku tertawa benar-benar bukan berniat untuk mengejek atau apa pun itu. hanya saja wajahmu benar-benar tampak sangat lucu, wajahmu hitam karena terkena penggorengan yang ada di depanmu itu,"
Mendengar hal itu, Liu Anqier agaknya gugup bukan main, dia langsung menyentuh ujung hidungnya dan berusaha untuk mengelap hidungnya dengan pakaiannya. Namun, Li Zheng Xi langsung menahan tangan Liu Anqier. dia kemudian mengambil sapu tangannya dan hendak mengusap ujung hidung Liu Anqier. namun, keduanya tampak terdiam satu sama lain. Li Zheng Xi memandang Liu Anqier dengan pandangan dalamnya, untuk kemudian dia pun akhirnya terkesiap juga, dan mundur dengan teratur.
"Apa jangan-jangan, sapu tanganmu itu beracun?" tanya Liu Anqier penuh dengan selidik. Ditanyai seperti itu, Li Zheng Xi langsung melotot. Kemudian dia pun berkacak pinggang.
"Enak saja, siapa pula yang dengan bodoh terlalu bernafsu membunuhmu sampai memberi sapu tangan ini dengan racun. Aku bukan laki-laki pengecut, ketika aku ingin membunuhmu, aku akan melakukannya secara langsung dan terang-terangan, bukan dengan cara licik dan kampungan seperti itu!" marah Li Zheng Xi. Liu Anqier pun mencibir, untuk kemudian dia memutar bola matanya dengan jenggah. Dia merebut sapu tangan yang dibawa oleh Li Zheng Xi kemudian dia gunakan untuk mengusap wajahnya.
"Tolong bawa makanan ini ke dalam. Kau pasti belum sarapan kan? aku membuat semua hidangan ini khusus untukmu," kata Liu Anqier. dia lalu menyelesaikan memasaknya, membuat Li Zheng Xi akhirnya menuruti ucapan Liu Anqier. dengan mengambil makanan yang ada di sana, dan mulai memindahkannya pada meja yang ada di dalam. Setelah semua pekerjaannya selesai, Li Zheng Xi pun mengambil air, kemudian menyeduh teh kesukaannya. Dia letakkan semuanya dengan rapi di atas meja. Dua mangkuk kosong beserta dengan sumpitnya, pun dengan sendok di sana. Setelah semuanya tampak rapid an siap. Li Zheng Xi tampak tersenyum dengan puas, kemudian dia tampak menoleh, melihat Liu Anqier yang agaknya kepanasan buru-buru membawa sebuah panci itu. membuat Li Zheng Xi langsung mengambil alih panci yang dipegang Liu Anqier, bahkan dia sampai tak peduli jika panci itu panas sekalipun.
"Penasihat Li, panci itu panas. Apakah kau baik-baik saja?" tanya Liu Anqier yang agaknya cemas. Bukan apap-apa, tapi kalau sampai Li Zheng Xi terluka dan itu karenanya, hal itu bukanlah hal yang baik sama sekali. untuk siapa pun juga.
Untuk kemudian, Li Zheng Xi langsung menaruh panci itu di atas meja, kemudian dia menyembunyikan telapak tangannya yang Li Zheng Xi yakin pasti sudah melepuh. Dia sekarang menjadi bingung, kenapa dia menjadi sepeduli itu dengan Liu Anqier. Setelah itu, li Zheng Xi tampak kembali tersentak, saat melihat Liu Anqier menariknya untuk duduk.
"Mana tanganmu, telapak tanganmu," kata Liu Anqier.
"Untuk apa? Aku baik-baik saja," tolaknya mentah-mentah. Tapi, bukan Liu Anqier jika dia tidak bisa memaksa, dia kemudian memaksa membuka telapak tangan Li Zheng Xi yang ternyata sudah memerah.
Melihat hal tersebut, Liu Anqier agaknya terkejut bukan main. Kemudian dengan cepat dia mengusap tangan Li Zheng Xi dengan air, lalu dia mengeringkannya dengan sebuah kain. Mendapat perlakuan tersebut, Li Zheng Xi hanya bisa diam, dia agaknya tertegun dengan apa yang dilakukan oleh Liu Anqier.
"Dengar, meski kau iblis, kau tetap bisa terluka. Dan ini bisa saja infeksi. Aku akan memberikan salep yang telah kubuat dengan pengetahuan dari mendiang Ayah. Salep ini akan sangat bermanfaat, jangankan luka bekas terbakar seperti ini, luka yang paling mengerikan sekalipun bisa sembuh dengan sempurna. Kau tak perlu cemas, aku tak memberinya racun atau apa pun itu. sebab aku adalah manusia yang baik, bukan seperti kau yang merupakan iblis jahat," sindir Liu Anqier.
Li Zheng Xi tampak tersenyum, kemudian dia menarik tangannya yang sudah diobati oleh Liu Anqier.
"Lantas setelah semua ini, apakah kau tak berpikir jika mungkin makanan yang telah kau buat akan menjadi percuma? Bagaimana tidak, aku tidak bisa makan karena kedua tanganku kau obati seperti ini," kata Li Zheng Xi.
Liu Anqier pun terdiam, benar juga. Li Zheng Xi tidak mungkin sama sekali untuk menjadi seperti binatang yang akan menaruh mulutnya di atas mangkuk. Pasti akan sangat sulit, kemudian Liu Anqier pun mengambil mangkuk milik Li Zheng Xi.
"Sekarang, katakan kepadaku. Kau mau makan apa dulu? Aku akan mengambilkannya dan menyuapimu,"
"Aku tidak mau, aku tahu kau membenciku. Bisa saja kau beri racun kepada makanan itu, sehingga setelah makan, aku akan mati,"
"Maaf sekali, Penasihat Li. Aku sama sekali tidak seperti kau. Aku tidak mungkin menodai makananku hanya karena aku kesal kepadamu. Aku akan benar-benar menghormati makananku. Jadi jika aku ingin membunuhmu, aku pasti akan mengajamu duel. Tanpa melakukan hal-hal bodoh seperti apa yang kau tuduhkan kepadaku. Sekarang katakan, kau mau makan apa?" kesal Liu Anqier.
Li Zheng Xi masih diam, hingga saat perutnya mulai berbunyi, dan hal itu membuat Liu Anqier melotot. Seolah mengatakan jika apa yang dikatakannya adalah benar.
"Jadi mau makan apa?" tanya Liu Anqier lagi. Li Zheng Xi dengan sifat gengsinya pun menunjuk beberapa makanan yang di atas meja.
Melihat itu, Liu Anqier mengulum senyum, kemudian dia mengambil beberapa menu hidangan itu dan mulai menyuapi Li Zheng Xi.
"Sup tofu ini adalah yang terbaik, ada beberapa rumput lautnya juga. karena di rumahmu ini benar-benar banyak sekali bahan makanan di sini. Di bawah bahkan aku menemukan sebuah kolam kecil yang penuh sekali dengan ikan nila segar. Jadi aku mengambil dan menggorengnya salah satu."
"A… apa? Ikan nila yang ada di kolam k… kau masak?!"