TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Berburu -Part 2



Berburu -Part 2

1"Aku baik-baik saja," jawab Chen Liao Xuan. Untuk kemudian dia memicingkan matanya, melihat apa yang terjadi sebenarnya. Sambil memejamkan matanya rapat-rapat Chen Liao Xuan mencoba untuk melihat sesuatu yang ada di sana. Dan benar saja, bukan hanya puluhan. Namun ratusan pasang mata merah seolah memandangnya dan siap menerkamnya hidup-hidup, seolah dia adalah mangsa paling empuk yang pernah ada di dunia ini.     

"Bagaimana, Yang Mulia? Seperti aura Yang Mulia terlalu empuk kentara untuk mereka. itulah sebabnya membuat mereka terpancing dan sekarang mengepung kita seperti ini," kata Jiang Kang Hua.     

"Mereka semuanya memiliki kelemahan yang sama. Namun demikian juga, kelemahan ini juga agaknya sangat riskan untuk bisa kita kalahkan,"     

"Apa itu, Yang Mulia?" tanya Jiang Kang Hua.     

"Aku masih belum yakin, mungkin kita butuh bertarung sekali dengan mereka untuk tahu apa yang harus kita lakukan untuk mengalahkan mereka," kata Chen Liao Xuan kemudian.     

Dia dan Jiang Kang Hua kembali saling pandang, kemudian keduanya mengangguk. Sambil membawa pedang mereka, keduanya langsung terbang di sisi masing-masing. Setelah keduanya terbang, keduanya pun mencoba menyerang hewan yang ada di depan mereka. mata yang sudah besar itu semakin membesa, kemudian hewan itu membuka matanya lebar-lebar, taringnya yang besar dan tajam terlihat sempurna, bau busuk dengan lender terus menetes dari mulutnya. Chen Liao Xuan benar-benar tidak menyangka jika ada binatang yang sangat menjijikkan seperti ini di depannya.     

Untuk kemudian, Chen Liao Xuan kemudian menebaskan pedangnya pada leher binatang itu, namun dengan cepat binatang itu melawan dengan tanduknya, membuat pedang Chen Liao Xuan langsung patah menjadi tiga. Namun tepat saat Chen Liao Xuan hendak ditancapkan tanduknya oleh binatang itu, dengan cepat Chen Liao Xuan menghilang dan kembali ke tempatnya, berdiri di salah satu dahan tertinggi di pohon yang ada di sana yang tak bisa dijangkau oleh bianatang itu. meski binatang itu berkali-kali terus menubruk pohon tersebut hingga pohon tersebut bergetar dengan sangat keras.     

Sementara itu, Jiang Kang Hua tampak masing berusaha untuk menancapkan tombaknya pada mata salah satu binatang yang ada di sana, tapi apa yang dia lakukan malah membuat binatang itu murka. Dengan cepat binatang itu mengibaskan kepalanya sehingga membuat lengannya terkoyak karena gigitan dari binatang tersebut. Melihat hal itu, Chen Liao Xuan langsung memberikan kekuatannya lagi kepada Jiang Kang Hua, sehingga lengan Jiang Kang Hua yang terkoyak pun langsung sembuh dan dia dengan cepat mundur ke belakang kemudian berdiri di samping Chen Liao Xuan.     

"Sekarang aku paham…," kata Chen Liao Xuan kemudian. Jiang Kang Hua memandang Chen Liao Xuan dengan mimik wajah bingungnya. "Kau tentunya melihat bagaimana ketika mulut binatang itu terbuka, jantungnya tampak menganga dengan cahaya bak Kristal di tengah goa. Jika kita bisa menancapkan senjata kita pada jantung itu dengan sempurna, dan nyala dari jantung itu mati atau malah hancur. Itu akan membuat mereka mati, dan kita bisa membawa mereka pulang sebagai binatang buruan kita dengan sangat mudah,"     

"Apakah Yang Mulia yakin?" tanya Jiang Kang Hua. Sebab dia merasa tidak yakin sama sekali. bukan masalah jantungnya yang merupakan titik lemah dari binatang itu, tapi karena sebegitu mudah sepertinya ucapan dari Chen Liao Xuan. Menembak jantungnya hingga cahaya jantungnya mati atau pun hancur? Bahkan hanya ingin menyentuh lehernya saja, Jiang Kang Hua tidak bisa melakukannya. Lengannya malah terkoyak dengan sangat sempurna.     

"Kita tidak bisa mengetahui yang sebenarnya kalau kita tidak mencoba," kata Chen Liao Xuan. Jiang Kang Hua pun menelan ludahnya dengan susah.     

"Tidakkah Yang Mulia ingin memusnahkan mereka saja? Dengan kekuatan dalam Yang Mulia, hamba sangat yakin Yang Mulia bisa menumpas semuanya dengan satu tangan dengan sempurna. Bahkan hanya dengan memejamkan mata, hamba sangat yakin jika Yang Muia bisa melakukannya," kata Jiang Kang Hua.     

Chen Laio Xuan melirik Jiang Kang Hua kemudian dia mendengus. Dia benar-benar kesal dengan panglimanya yang sangat menyebalkan itu. bisa-bisanya panglimanya memiliki pikiran seaneh itu di saat semua hal harus dikerjakan dengan tenaga yang normal saja.     

"Jika aku menggunakan kekuatanku, akan sangat lucu kita membutuhkan waktu selama ini untuk melakukan semua hal itu, bukan? Jadi bergegaslah bertindak sebelum para iblis itu memakan kita,"     

"Hah, hamba?" tanya Jiang Kang Hua dengan mimik bodohnya, untuk kemudian dia menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali.     

"Jika bukan kau, lantas siapa? Siapa di sini yang Raja?" tanya Chen Liao Xuan. Jiang Kang Hua pun menunduk penuh hormat.     

"Yang Mulia Raja adalah Anda, Yang Mulia," jawab Jiang Kang Hua.     

"Siapa di sini yang merupakan Panglima Perang?" tanya Chen Liao Xuan lagi.     

"Panglima perang adalah hamba, Yang Mulia,"     

"Lantas jika ada musuh di depan siapa yang harus maju dulu untuk menumpas musuh? Aku atau kau?" tanya Chen Liao Xuan lagi. Jiang Kang Hua lantas menunjuk dirinya sendiri sambil tersenyum getir.     

"Tentu saja itu hamba. Baiklah, Yang Mulia tunggu di sini. Hamba akan menumpas semua binatang itu tanpa ada yang tersisa," katanya dengan semangat yang menggebu.     

Chen Laio Xuan tampak bersedekap, sambil menarik sebelah alisnya dia memandang Jiang Kang Hua seolah meremehkan. Dia benar-benar tak menyangka jika Jiang Kang Hua akan sepercaya diri itu. nemumpas semua binatang yang ada di sini? Bahkan Chen Liao Xuan rasa, satu pun saja dia tak bisa melakukannya. Bahkan kemungkinan terbesar adalah, Jiang Kang Hua akan kembali terkoyak atau malah dipukul mundur dengan cara memalukan oleh iblis tersebut.     

"Panglima Jiang percayalah, ini adalah salah satu latihanmu. Kau akan bisa menjadi lebih kuat dan hebat. Yakinlah jika kau mampu menangkap satu saja binatang itu, aku akan tega melepaskan istana dan memasrahkan semuanya kepadamu," kata Chen Liao Xuan.     

Mendengar hal itu, Jiang Kang Hua pun tampak menoleh. Entah kenapa hatinya menjadi hangat karena ucapan dari Chen Liao Xuan tersebut. Seolah dia telah dipercayai dengan sepenuh hati oleh rajanya. Dia sangat senang dan bangga, bahkan dia mati pun sekarang seokah menjadi kebanggaan tersendiri. Bagaimana tidak, dia sangat menyayangi rajanya. Dia mencintai rajanya dengan sepenuh hati. Sebab selama ini yang Jiang Kang Hua tahu, rajanya adalah sosok pemimpin yang benar-benar sempurna tiada tara. Tak pernah sama sekali terpikir olehnya jika rajanya memiliki satu saja kelemahan, kecuali dibudakkan oleh Li Zheng Xi hanya karena sebuah ambisinya yang menyebalkan itu. untuk kemudian, Jiang Kang Hua terbang mendekati binatang itu, dia mencoba mencari cara bagaimana bisa untuk membuat binatang itu membuka mulutnya, untuk kemudian dia melayang dan terus memutari binatang itu dengan begitu lincah dan cepatnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.