TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Berburu {3}



Berburu {3}

1Namun kemudian, lagi-lagi Jiang Kang Hua dipukul mundur. Dia kembali bersembunyi di atas dahan tinggi dari sebuah pohon tersebut. Kini dia tampak terengah, bahkan sampai-sampai tetesan keringatnya begitu takut jatuh di atas binatang yang kini berada di bawahnya seolah sedang mencari sesuatu.     

Tunggu….     

Jiang Kang Hua tampak mengerutkan keningnya, ini adalah hal yang benar-benar di luar nalar manusia. Namun ada hal yang aneh di sini, binatang-binatang itu seolah tidak bisa melihat ke atas. Apa yang dia lakukan adalah dengan berusaha melukai binatang itu harus dari atas tubuhnya. Ya, Jiang Kang Hua harus melakukan itu. kemudian, Jiang Kang Hua pun bergegas mendekati Chen Liao Xuan. Dia terbang dari dahan ke dahan hingga dia berada di sebelah rajanya. Sebuah hal yang benar-benar tak masuk akal, Chen Liao Xuan tampak diam dan memandang itu sedikit mengerutkan keningnya.     

Dia benar-benar tak mengerti apa yang terjadi, bagaimana bisa Jiang Kang Hua menjadi sesantai ini sekarang. tak ketakutan seperti biasanya sama sekali.     

"Sepertinya, rasa percaya dirimu sudah tumbuh subur, Panglima Jiang," ejek Chen Liao Xuan, dan hal itu berhasil membuat Jiang Kang Hua terkekeh karenanya. Bagaimana tidak, dikatakan seperti itu seolah tadi Jiang Kang Hua ketakutan setengah mati. Padahal pada kenyataannya dia benar-benar ketakutan setengah mati, memang.     

"Hamba sudah melihat apa yang terjadi, dan hamba sudah mengetahui bagaimana caranya ini bekerja, Yang Mulia," kata Jiang Kang Hua.     

Chen Liao Xuan tampak menarik sebelah alisnya kemudian dia memandang Jiang Kang Hua dengan mimik wajah penasarannya yang luar biasa itu.     

"Coba jelaskan, kau telah melihat dan menemukan cara apa?" tanya Chen Liao Xuan pada akhirnya. Jiang Kang Hua tampak mengehela napasnya panjang, untuk kemudian dia memandang Jiang Kang Hua dengan mimik wajah kesalnya yang luar biasa itu.     

"Perhatikan hewan-hewan ini, Yang Mulia. Mereka hanya fokus pada yang ada di depannya saja. Sementara ketika ada mangsa di atasnya, mereka tidak melihatnya sama sekali. jadi bisa hamba simpulkan sekarang kalau kita harus memanfaatkan kelemahan ini, bagaimana caranya kita haris menancapkan tombak dari atas sampai menembus jantungnya. Jika itu berhasil maka apa yang menjadi usaha kita tidak akan pernah sia-sia, Yang Mulia. Hamba bisa jamin itu!" semangat Jiang Kang Hua.     

Chen Liao Xuan tampak menganggukkan kepalanya, kemudian dia melirik pada binatang tersebut. Tangannya ada sebuah biji kenari yang sedari tadi dia bawa. Untuk kemudian Chen Liao Xuan melempar biji kenari itu tepat di atas salah satu binatang yang ada di sana. Dan benar saja, binatang itu seolah kebingungan bukan main. Dia benar-benar tidak tahu di mana arah dari sosok yang telah melempar mereka. setelah dia yakin jik apa yang dikatakan oleh Jiang Kang Hua benar. Dia pun langsung melempar tombaknya kepada Jiang Kang Hua.     

"Lakukanlah, kita hanya memiliki satu tombak. Dan harus ada hanya satu tembakan yang seharusnya tidak akan pernah meleset untuk itu. jadi, kau harus bisa membidik salah satu binatang itu sekali, dan harus mengenai jantungnya secara nyata," kata Chen Liao Xuan.     

Sambil memandang rajanya dengan tatapan pasti itu, Jiang Kang Hua pun mengangguk. Menangkap tombak yang dilemparkan Chen Liao Xuan kepadanya. Dia tidak akan pernah mengecewakan Chen Liao Xuan. Ya, Jiang Kang Hua sudah meyakini hal itu. dan sampai kapan pun dia tidak akan pernah membuat kecewa Chen Liao Xuan atas apa pun itu alasannya. Untuk kemudian dia segera bergerak, melompat dari salah satu dahan yang ada di sana kemudian dia menginjak salah satu punggung binatang yang ada di sana.     

Salah satu binatang itu langsung bergerak dengan gesit seolah dia enggan untuk melakukan hal apa pun yang telah mengganggunya. Dia terus mengibaskan ekornya dan terus berputar untuk mencari di mana gerangan sosok yang sudah melakukan banyak hal mengesalkan itu kepadanya. Untuk kemudian dia berputar dengan begitu kencang membuat Jiang Kang Hua kembali melompat dari tempatnya dan kembali ke atas dahan pohon.     

Tidak, dia harus mencari satu hal lagi untuk bisa melumpuhkan dari hewan itu. untuk kemudian dia melompat lagi ke bawah sambil menajamkan mata batinnya. Semua struktur organ dalam dari binatang itu dengan tepat, bagaimana jantungnya itu berdetak dengan begitu mengerikan.     

Dan….     

Jrep!!!     

Jiang Kang Hua langsung melompat sambil menembakkan tombak yang sedari tadi dia bawa, membuat tombak yang ada di tangannya langsung dengan sempurna menembus punggung binatang itu kemudian menembus jantung dengan cara yang sangat mengerikan.     

Jantung binatang yang tertembus tombak itu pun langsung mengenai binatang tersebut membuat binatang tersebut langsung melengkuh ke atas, jantung yang sedari tadi bersinar itu pun mulai meredup. Dan jantung yang sedari tadi berdetak itu langsung berhenti dengan sempurna. Binatang itu langsung terkapar tak berdaya, mata merahnya pun langsung meredup dengan sempurna. Sementara itu, binatang yang lain melihat salah satu dari anggotanya mati pun agaknya kaget bukan main. Bagaimana tidak, mereka mulai merasa ketakutan dan seolah terancam jika mereka akan menjadi mangsa selanjutnya. Mereka langsung berlari pergi dari sana dengan sejauh-jauhnya, kemudian Jiang Kang Hua turun tepat di atas punggung binatang tersebut kemudian memandang Chen Liao Xuan dengan senyuman lebarnya itu.     

"Yang Mulia, bagaimana. Apakah hamba sudah sangat keren tadi?" tanyanya, seolah dia sedang menunggu sebuah pujian dari Chen Liao Xuan.     

Chen Liao Xuan yang sedari tadi memperhatikan pun hanya bisa berdehem, agaknya dia juga merasa jika gengsi untuk mengakui apa yang telah dilakukan oleh Jiang Kang Hua merupakan sesuatu yang keren. Untuk kemudian dia mengulum senyum, lalu mengangkat jempol tangannya dengan tinggi. Mendapatkan acungan jempol oleh Sang Raja, Jiang Kang Hua tampak sangat bahagia. Untuk kemudian dia berlutut tepat di depan rajanya tersebut.     

"Hamba persembahkan binatang ini untuk Yang Mulia Raja," katanya kemudian.     

"Namun, tidak kah kau berpikir akan satu hal, Panglima Jiang?" ucap Chen Liao Xuan. Mendengar hal itu, Jiang Kang Hua memandang Chen Liao Xuan dengan mimik wajah bingungnya yang luar biasa itu.     

"Apa Yang Mulia? Adakah yang hamba lupakan setelah semua ini?"     

"Kuda kita terlalu kecil untuk binatang itu, bahkan bisa dibilang ratusan kali dari binatang itu kecilnya. Lantas kita akan membawa binatang itu ke istana dengan apa? Aku benar-benar tidak tahu dengan hal itu, dan jika kita harus mebuat gerobak pun, aku rasa separuh hutan yang ada di sini pun tidak pernah bisa untuk bisa digunakan sebagai gerobak satu binatang tersebut. Sepertinya, kau telah memburu binatang yang keliru," kata Chen Liao Xuan mencoba menjelaskan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.