TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Berburu {5}



Berburu {5}

1Lim Ming Yu tampak masih duduk dengan sangat manis di sebuah kursi yang ada di dalam kediamannya, untuk kemudian dia memandang beberapa Dayang yang ada di sana. Setelah melihat hal itu, Lim Ming Yu kembali menghela napas panjang, kemudian dia memandang para dayangnya dengan mimik wajah yang tak terbaca sama sekali.     

"Selir Lim, kenapa Anda tampak merenung dan diam saja? Adakah yang Anda pikirkan sekarang?" tanya Zhao Mimi.     

Lim Ming Yu kemudian memandang Zhao Mimi dengan mimik wajah resahnya yang luar biasa itu.     

"Aku benar-benar bingung, Kepala Dayang Zhao. Banyak sekali hal sekali yang aku pikirkan sekarang. ada banyak yang ingin aku ingin tanyakan, ada yang ingin aku tujukan kepada siapa pun juga. namun demikian jika aku mengatakan keresahanku juga agaknya sangat keliru sama sekali. aku tidak mau kalau sampai beberapa Dayang baru itu mendengar akan keresahanku sekarang ini," kata Lim Ming Yu. Zhao Mimi tampak menganggukkan kepalanya kemudian dia memandang Zhao Mimi lagi. Dia tersenyum manis kemudian memandang luar yang ada sebuah hal yang mungkin akan menjadi salah satu petunjuk.     

Dia memang sedang resah, dia memang sedang gelisah sama sekali. namun demikian yang lebih dari pada itu adalah sebuah hal yang luar biasa tak masuk akal. Sebab kabarnya semua Dayang dari Cheng Wan Nian merupakan hal yang tidak masuk akal sama sekali. dia harus lebih hati-hati, sebab baginya bahkan angina pun memiliki mulut dan juga telinga yang bahkan bisa sampai ke mana pun juga. semua hal yang tidak berada di luar nalar yang membuat Lim Ming Yu agaknya tidak bisa mengatakan apa-apa sama sekali.     

Semuanya kini menjadi abu-abu, sebuah hal yang tidak masuk akal dan tidak masuk ke dalam hati nuraninya. Sebab jujur, dia benar-benar ingin sekali untuk menjadi lebih baik lagi tanpa dia peduli kepada apa pun dan siapa yang sudah memperlakukan hal buruk itu.     

Kemudian, Lim Ming Yu kembali menghela napas panjang dan bertopang dagu untuk kedua kalinya sekarang.     

"Sekarang, katakanlah kepadaku, Kepala Dayang Zhao? Apa yang terjadi di istana ini selama aku tidak keluar sama sekali? sepertinya aku telah kehilangan banyak sekali kesempatan yang ada dan aku harus mengumpulkan semuanya kembali. Itulah yang harus aku lakukan, tidak peduli yang ada di sini dan aku harus menunggunya dengan sangat baik."     

"Semuanya terjadi tampak biasa saja, Selir Lim. Namun demikian tidak ada yang pernah tahu bagaimana jadinya nanti. Para Dayang milik Selir Cheng pun seolah enggan untuk kembali pada Selir Cheng. Bagaimana tidak, mereka memilih untuk menjadi diri mereka sendiri, mencari perlindungan baru untuk diri mereka masing-masing. Sangat berbeda sekali dari pada Dayang Lim yang terus keras kepala untuk bersama dengan Selir Cheng bahkan sampai kapan pun itu," kata Zhao Mimi.     

"Seharusnya semua Dayang bisa mencontoh Dayang Lim. Dia adalah Dayang yang paling setia. Di saat semua orang pergi meninggalkan Selir Cheng, tapi Dayang Lim masih setia bersamanya. Sebuah pengabdian yang sangat royal dari Dayang untuk selirnya. Itu adalah hal yang sangat menyenangkan sekali. dan jika itu aku, alangkah bangganya aku bisa memiliki hal itu,"     

"Kalau menurut hamba, itu bukanlah suatu kebanggaan, Selir Lim. Bagaimana itu akan menjadi kebanggaan jika pada kenyataannya adalah, dari sekian banyak Dayang yang ada di sana, membuat semua orang yang tidak tahu pasti akan berpikir jika, Selir Cheng adalah Selir yang paling beruntung di dunia ini. Namun, sebuah hal yang sangat disayangkan sekali adalah ketika Selir Cheng kesandung kasus seperti ini, tidak ada satu pun dayangnya yang berada di sisinya. Mereka memilih pergi, mereka memilih untuk mencari perlindungan mereka masing-masing karena terlalu ketakutan sekali jika suatu saat Selir Cheng akan mendapatkan hal buruk dan mereka akan terseret serta,"     

"Kabarnya, Selir Cheng masih belum berubah dan terlalu keras kepala dengan sikapnya yang ingin diprioritaskan oleh Yang Mulia Raja. Aku yakin itu adalah salah satu hal yang mereka takuti, meski aku sama sekali juga tidak yakin kalau mungkin Selir Cheng akan tetap seperti itu. yang namanya watak pun juga akan sulit untuk berubah, apa pun itu alasannya watak, tetaplah watak, dia tidak akan pernah pergi untuk selamanya."     

Zhao Mimi pun menganggukkan kepalanya dengan mantab, untuk kemudian dia memandang Lim Ming Yu dengan mimik wajah seriusnya, sungguh dia juga tidak tahu atas semua hal yang terjadi di dunia ini. bagaimana tidak, dia mendapatkan hal ini adalah bukan yang terbaik sama sekali. sebuah hal yang menjadi dilemma karena adanya banyak hal, yang membuat dia merasa jika hidupnya akan menjadi lebih buruk atau malah sebaliknya. Sebab saat ini, ketenangan dari istana seolah hanyalah hal semu semata. Bagaimana tidak, sebab bagaimanapun juga di istana ini adalah tempat bagi banyak orang yang memiliki trik juga intrik. Ini sama halnya seperti lautan yang mendadak tampak sangat tenang dan bahkan tak berbuih. Namun setelah itu lautan akan menampakkan ombak besar dan bisa mematikan semua orang yang ada di sekitarnya. Menjadikan percikan kemarahan yang sangat dahsyat namun tampak diredam seolah semuanya baik-baik saja. Ya, itulah yang terjadi sekarang yang membuat semua orang hampir tak berkutik dan tak berdaya sekali dengan semua yang terjadi dan yang ada di dunia ini. Zhao Mimi hanya bisa berharap jika istana akan aman seperti dulu, ketika belum ada Cheng Wan Nian datang di sini dan memecahkan semua yang ada di dalam istana. Sebab dulu, istana sangat tentram sekali, meski timbul banyak intrik yang ada di istana, namun intrik itu setidaknya hanya bergulat pada petinggi istana hanya intrik masalah peperangan dan siapa yang paling dianggap, tidak melebar ke mana pun berbeda dengan sepert ini. kalau sekarang semuanya seolah menjadi racun, bahkan untuk bergerak sedikit pun takut sekali untuk diracun, dan Zhao Mimi agaknya takut. Bernapas sedikit jika salah maka dia akan mendapatkan racun yang berbisa sampai dia sesak napas dan mati secara perlahan, itulah hal yang membuat Zhao Mimi agaknya kesal bukan main. Padahal awalnya dia merasa jika menjadi istana menjadi hal yang sangat nikmat, istana menjadi kebanggannya, dan bisa menjadi Dayang apalagi Kepala Dayang Istana adalah hal yang sangat keren di dunia. Ketika dia pulang ke rumah, semua keluarganya akan menyambutnya dengan bangga, dan keluarganya bisa memiliki kedudukan lebih tinggi lagi. Bagaimana tidak, siapa yang tak menginginkan menjadi pegawai di istana? Menjadi pegawai di istana adalah hal yang luar biasa dan istimewa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.