~Cemburu~
~Cemburu~
Bagaimana tidak, malam ini agaknya sangat mendukung untuk sakadar melihat indahnya panorama yang ada di pemukiman bagi para pengkhianat negar. Padang pasir yang sangat luar, yang hanya ditumbuhi tumbuhan kak tus, di seberang jalan sana hanya ada sebuah pohon yang bahkan hanya mampu mengeluarkan daun jika sedang musim hujan. Selebihnya, hanya beberapa tanaman gersang yang tampak berlari dari sisi kanan dan kiri.
Liu Anqier tampak tersenyum, pun dengan Jiang Kang Hua. Keduanya lantas memandang Chen Liao Xuan dengan senyum jenakanya.
Chen Liao Xuan pun tersenyum kemudian dia menghela napas panjang. Entah kenapa dia merasa jika semua semuanya sedang menertawakannya sekali. namun apa yang dia bisa dari hal tersebut? Menertawakan dan ditertawakan adalah lumrah bagi semua makhluk yang ada di sini. Bukankah benar apa kata salah satu orang suci dulu. Tidak ada orang baik, dan tidak ada orang jahat. Yang baik pasti memiliki sifat jahat pun dengan sebaliknya. Semuanya adalah tatanan yang sudah diatur oleh langit semesta alam seperti ini.
"Yang Mulia Raja, apa yang membuat Anda terbangun sekarang? bukankah Anda seharusnye beristirahat?" tanya Jiang Kang Hua. Chen Liao Xuan kembali menghela napas panjangnya kemudian dia memandang Jiang Kang Hua.
"Aku sedang banyak pikiran sekarang. lagi pula juga ada hal yang sangat menggangguku dan aku sendiri tidak tahu harus berbuat apa."
"Apa itu?" kini Liu Anqier pun bertanya.
"Karena kekasihku ada di sini bersama dengan laki-laki lain, apakah kau pikir aku bisa tidur dengan tenang?"
Mendengar ucapan dari Chen Liao Xuan, Liu Anqier pun mendengus. Membuat Chen Liao Xuan terkekeh karenanya. Sementara itu, Jiang Kang Hua agaknya tersenyum juga. bagaimana tidak, sangat jelas sekali jika setelah Chen Liao Xuan mengetahui siapa jati dirinya, dia sudah tidak seperti dulu lagi. Si pemarah, si pembunuh berdarah dingin, si kolot yang menyebalkan. Chen Liao Xuan sekarang adalah sosok yang benar-benar sangat ramah dan menyenangkan. Menyenangkan bagi semua orang.
"Kenapa mulutmu sekarang berbisa sekali, Yang Mulia? Saat berada di istana langit kau benar-benar seperti sosok dingin yang menyedihkan," sindir Liu Anqier.
Chen Liao Xuan kembali menghela napas panjang kemudian dia memandang langit yang tinggi yang ada di atas sana.
"Kau tahu, dari semua hal yang aku inginkan, hanya satu hal yang ingin kugapai sekarang. aku ingin bisa menjadi diriku sendiri, jika bisa memilih aku ingin memilih tetap menjadi Chen Liao Xuan seperti ini. tanpa ada satu makhluk pun yang menganggu, tanpa ada tanggung jawab dan tekanan dari banyak orang. Aku benar-benar merasa sangat lemah sekali dengan semua itu, aku sangat pusing dan tak tahu harus berbuat apa. Kadang-kadang aku merasa jika, aku bukan milik diriku sendiri. Apa pun yang aku lakukan, yang aku ucapkan sama sekali tidak bisa aku atur sesuai dengan keinginanku sendiri. Semuanya harus ditentukan oleh semua orang, oleh Penasihat Li agar tak menyinggung siapa pun yang ada di istana. Padahal tak banyak dari keputusan yang diambil benar-benar keputusan dari hatiku sendiri. Kebanyakan keputusan itu diambil karena terpaksa dari luar hati nuraniku."
"Itu sebabnya Yang Mulia begitu merasa bersalah dengan semua ini, bukan? Itu sebabnya Yang Mulia Raja juga berpikir jika apa yang telah Yang Mulia putuskan keliru, bahkan berada di titik ini bersama dengan iblis yang diasingkan pun begitu. Dalam lubuk hati Yang Mulia, mungkin Yang Mulia merasa sangat bersalah dengan mereka semua,"
Chen Liao Xuan pun tersenyum mendengar ucapan dari Liu Anqier. kemudian dia menganggukkan kepalanya. Apalagi memang? dia sama sekali tidak bisa berkata apa-apa. Faktanya, apa yang dikatakan oleh Liu Anqier adalah benar adanya.
"Mulai sekarang, Yang Mulia tidak perlu takut lagi. Gunakan kekuatan Yang Mulia secara mutlak dan saya akan selalu berada di belakang Yang Mulia. Sebab apa pun, jika memang bukan untuk kebaikan dan hanya untuk sebuah manupulasi politik juga tidak akan pernah menjadi baik untuk semua orang. Yang ada hanya, kebaikan itu hanyalah bersikap sementara dan pada akhirnya semuanya akan meledak menjadi abu."
"Apa yang kau katakan adalah benar adanya, Panglima Jiang. Namun begitu aku telah membuat sebuah keputusan. Keputusan ini bukanlah keputusan dari politik atau keputusan yang diambil atas dasar karena istana atau apa pun juga. namun sebuah keputusan yang aku ambil karena aku adalah aku, aku adalah suami dan aku adalah sosok yang harus merubah diriku sendiri tanpa peduli jika mungkin orang lain akan berubah atau bahkan tidak sama sekali. yang pertama, aku ingin memperbaiki hubunganku dengan para Selir. Baik itu Selir Cheng, Selir Lim, dan Selir lainnya. Aku ingin menjadi suami yang baik untuk mereka, aku ingin memberi mereka contoh dan memberikan hak-hak mereka secara adil. Biar bagaimanapun mereka pantas untuk mendapatkannya."
"Jadi, Selir Cheng tidak dapat hukuman sama sekali setelah apa yang telah dia lakukan? setelah dia tidur dengan laki-laki sebanyak itu?" tanya Liu Anqier yang agaknya kaget, bagaimana tidak. Ini adalah hal yang sangat aneh. Bagaimana bisa Cheng Wan Nian tidak mendapatkan hukuman apa pun sama sekali. padahal jika memang itu benar adanya, mendapatkan hukuman cambuk dan ditaruh di dalam penjara berhari-hari pun rasanya kurang cukup memuaskan. Semua orang pasti akan merasa seperti itu. itu malah akan membuat semua orang berpikir jika apa yang dilakukan oleh Chen Liao Xuan bukanlah hal yang adil sama sekali. pilih kasih dan terkesan terlalu menyayangi Cheng Wan Nian sepihak saja.
"Apakah kau cemburu, Nona Liu?" ledek Jiang Kang Hua. Liu Anqier tampak mengerutkan keningnya.
Tidak, ini bukan perkara apakah dia cemburu atrau tidak sama sekali. namun ini adalah sebuah hal yang harus diluruskan. Bagaimana tidak, seorang Raja menjadi tidak tegas hanya karena seorang Selir dan itu adalah hal yang sangat lemah sama sekali. adigdaya dari seorang Raja menjadi turun dan akan mempermalukan dirinya sendiri. Maka tidak akan ada yang pernah bisa untuk memandangnya dengan hormat lagi. Semuanya pasti akan mencemoohnya setelah tahu jika maaf adalah hal yang telah diputuskan oleh Chen Liao Xuan.
"Ini bukanlah perkara aku cemburu atau tidak, Panglima Jiang. Namun ini perkara tindakan tegas dari hukuman yang harus ditegakkan sebagai seorang Raja, bukan sebagai seorang suami!"