TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Misi {4}



Misi {4}

3"Ya, apa yang kau katakan adalah benar, jika aku berada di posisi Nona Liu juga pasti akan melakukan hal yang sama. Aku pasti akan marah dan murka atas apa yang telah dilakukan oleh Selir Cheng. Aku tidak akan pernah memaafkan atas apa pun itu. namun demikian aku juga sadar diri, aku tak seberani Nona Liu yang akan kembali di alam iblis sendirian. Pasti yang aku lakukan hanya bisa merenungi apa yang telah terjadi, untuk tidak kembali terperangkap dalam masalah yang sama, dan memilih untuk tetap tinggal di tempat paling aman yang pernah ada. Itulah yang akan aku lakukan. dan untuk kasus Nona Liu ini, aku harap kau bisa melindunginya, Dayang Lee. Biar bagaimanapun dia sendirian, aku tidak mau kalau sampai dia kesepian dan kenapa-napa, auranya begitu sangat menarik perhatian para iblis. Aku tidak mau kalau sampai sebelum dia menjalankan balas dendamnya dalam bentuk apa pun itu yang aku tidak tahu, dia malah akan dimangsa oleh iblis dulu. Aku tidak mau kalau sampai itu terjadi, Dayang Lee. Jadi aku harap kau selalu ada di sisi Nona Liu sampai kapan pun itu kau selalu ada di samping Nona Liu. Kau yang lebih tahu banyak tentang semua yang ada di sini," kata Lim Ming Yu.     

Lee Huanran pun mengangguk dengan semangat, dia kemudian tersenyum. Ya, dia akan melakukannya, bahkan tanpa disuruh oleh Lim Ming Yu sekalipun. Dia benar-benar ingin yang terbaik untuk Liu Anqier, dia ingin mengabdikan dirinya untuk Liu Anqier. apa pun yang terjadi, dia ingin selalu bersama dengan Liu Anqier sesuai dengan janjinya dulu. Ya, dia yakin kalau Liu Anqier adalah sahabatnya yang dulu yang kini telah bereinkarnasi.     

"Baiklah, Selir Lim. Hamba akan selalu mengingat setiap apa pun yang Selir Lim katakan, hamba akan menjaga dan melindungi Anqier bagaimanapun itu sampai kapan pun itu. baiklah kalau begitu, hamba akan berkemas, hamba membutuhkan beberapa pakaian ganti untuk bersama dengan Anqier. dan tentu juga hamba akan menyampaikan salam Selir Lim kepada Anqier. sekali lagi, terimakasih, Selir Lim. Terimakasih, karena Selir Lim telah mengizinkan hamba untuk bersama dengan Anqier bagaimanapun caranya," kata Lee Huanran,     

Tak berapa lama, perahu itu pun akhirnya menepi. Dan dengan penuh hati-hati, Lee Huanran membantu Lim Ming Yu untuk turun dari perahu. Keduanya saling senyum, lalu keduanya berjalan keluar dari kamar rahasia itu dan kembali di kediamannya Lim Ming Yu.     

Lim Ming Yu lantas memberikan sebuah kotak kepada Lee Huanran, yang terbungkus oleh kain warna merah dengan hiasan bunga bersulamkan benang berwarna keemasan.     

"Berikan ini kepada Nona Liu, sebagai hadiahku kepadanya. Dan satu lagi, aku berharap jika dia mungkin rindu dengan Yang Mulia Raja, dia bisa menyuruhmu untuk kembali, dan aku akan menyampaikan salam rindunya itu. apakah perpisahannya, tidak membuatnya rindu akan laki-laki yang dia cintai?"     

"Entahlah, Selir Lim. Sebab aku rasa Anqier sama sekali tak membahas masalah Yang Mulia Raja sama sekali. selama aku bertemu dengannya, dia hanya membahas masalah kekesalannya kepada Selir Cheng. Dia bahkan seolah lupa jika di sini dia agaknya pernah terpikat oleh satu hati. Atau mungkin dia sudah merasa ingin melupakan Yang Mulia Raja, sebab dia merasa jika apa yang dia jalin bersama dengan Yang Mulia Raja hanyalah semu. Bagaimana tidak, Yang Mulia Raja adalah iblis dan dia adalah manusia. Namun, entahlah, hamba juga tidak begitu tahu tentang apa yang ada di dalam hati dan pikirannya. Semenjak kembali kesini, Anqier benar-benar sangat tertutup dan sering melamun, seolah dia membawa beban berat di pundaknya yang semua orang tidak bisa membantunya sama sekali. meski hamba begitu ingin membantu apa pun yang hamba bisa, tapi dia nyaris tak mengatakan apa pun, Selir Lim."     

Mendengar hal itu, Lim Ming Yu kembali diam, sebab apa pun yang terjadi dia tidak memiliki hak untuk tahu. hanya saja, dia merasa sangat kasihan, jika setiap kali dia melihar Chen Liao Xuan memilih berdiri sambil merenung, memandangi pohon persiknya yang tampak layu itu. wajahnya tampak suram, meski dia selalu berusaha untuk sebahagia mungkin, dia pun tampak enggan berinteraksi dengan sosok di sekelilingnya, kecuali sebuah hubungan professional. Senyumnya seokah palsu, tawa dan candanya pun palsu, Lim Ming Yu tak pernah melihat Chen Liao Xuan bahagia yang dari dalam hatinya seperti ketika Chen Liao Xuan bersama dengan Liu Anqier. Ya, dari yang dilihat oleh Lim Ming Yu, Liu Anqier adalah jiwa Chen Liao Xuan, Liu Anqier adalah hidupnya Chen Liao Xuan, dan Liu Anqier adalah segalanya bagi Chen Liao Xuan. Bahkan melebihi dunianya sendiri. Lim Ming Yu kadang begitu ingin sekali untuk sekadar membuat hati Chen Liao Xuan bahagia dengan membawa wanita yang dicintai Chen Liao Xuan kesini. Namun apa yang bisa Lim Ming Yu lakukan, dia benar-benar tak bisa melakukan apa pun. yang dia lakukan hanyalah menjadi sosok yang patuh dan tak melakukan banyak kesalah, dia bukan wanita yang memiliki kekuatan seperti Cheng Wan Nian, dia bukan wanita yang pandai seni bela diri seperti Liu Anqier. dia benar-benar sosok lemah yang hanya bisa mengandalkan logika dan mulutnya untuk berlagak sok keren dan sok tak takut apa pun di dunia ini.     

"Baiklah, Dayang Lee, sepertinya aku terlalu banyak ingin tahu tentang apa pun itu. kau harus segera bersiap, setelah itu berangkatlah dengan hati-hati. Masalah semuanya jika kau butuh kau tahu harus mencari siapa bukan?"     

"Baiklah, Selir Lim. Terimakasih banyak, hamba benar-benar sangat tersanjung dengan apa yang telah Selir Lim lakukan ini. hamba permisi dulu, hamba pasti akan sangat merindukan Selir Lim sampai kapan pun itu,"     

"Aku juga pasti akan merindukanmu, Dayang Lee. Sebab kau yang menjadi hari-hariku penuh dengan warna, dan terimakasih telah memberi warna pada hariku yang mungkin suram ini,"     

Lee Huanran pun terkekeh mendengar ucapan dari Lim Ming Yu, kemudian dia menepuk bahu Lim Ming Yu tanpa segaja.     

"Selir Lim, Anda benar-benar lucu. Apakah Selir Lim pikir hamba ini matahari atau semacamnya?" katanya. Mendengar itu, Lim Ming Yu pun tersenyum, dia benar-benar merasa jika apa yang dikatakan oleh Lee Huanran benar-benar sangat aneh sekali. ya, begitulah Lee Huanran, sosok polos yang benar-benar membuatnya merasa terpesona. Sosok mungil yang dulu semasa kecil ketika ayahnya sedang pergi ke tempat ayahnya Lee Huanran dia sering sering sekali menggoda Lee Huanran dan sering diajaknya bermain. Lim Ming Yu tidak pernah menyangka jika sewaktu dewasa, keduanya dipertemukan lagi dengan takdir yang berbeda seperti ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.