Masa Lalu {3}
Masa Lalu {3}
Setelah Chen Liao Xuan sampai di sana bersamaan dengan Lim Jingmi. Membuat Lim Jingmi memandang Chen Liao Xuan dengan mimik wajah takutnya, untuk kemudian dia memaksakan seulas senyum. Berjalan terlebih dahulu kesana, lalu dia bertekuk lutut di depan Cheng Wan Nian yang sedang bertapa. Cheng Wan Nian tampak memejamkan matanya rapat-rapat, kemudian dia mengerutkan keningnya. Seolah dia tahu, kalau ada semua orang telah datang kesana untuknya, dan yang semakin membuat Cheng Wan Nian bahagia adalah, jika di sana sudah ada suaminya tercinta, Chen Liao Xuan yang paling dia sayang di seluruh dunia mana pun juga.
"Selir Cheng, hamba ingin mengatakan kepada Anda jika Yang Mulia Raja sudah ada di sini untuk menjemput Anda. Sudilah kiranya Anda membuka mata untuk menyambut kedatangan Yang Mulia Raja?" kata Lim Jingmi kemudian.
Tak berapa lama setelah itu, dia mengerutkan keningnya, dia mulai membuka matanya. Memandang samar satu titik kemudian dia melihat sosok tampan itu tengah berdiri tegak. Memandangnya dengan tatapan tak menentu dan itu berhasil membuat mata Cheng Wan Nian berkaca-kaca. Bagaimana tidak, dia tak pernah menyangka jika Chen Liao Xuan akan benar-benar datang kesini. Untuk kemudian, Cheng Wan Nian tampak tersenyum simpul, dia hendak berdiri namun kedua kakinya terasa kaku dan nyaris mati. Dia tak punya tenaga untuk berdiri, tubuhnya benar-benar terasa lemah. Chen Liao Xuan yang melihat itu dengan cepat datang mendekat, mendekap tubuh Cheng Wan Nian dan hal itu semakin membuat Cheng Wan Nian kesenangan bukan main. Bagaimana tidak, dia diperlkukan semanis itu oleh Chen Liao Xuan, dan hal itu semakin membuatnya bahagia bukan main. Ya, dia sangat bahagia. Bahagia bahkan sampai dia bingung harus berkata apa. Seolah apa yang menjadi usahanya terbayar dengan sempurna. Kedatangannya kesini pun seolah semuanya sudah diatur dan dimanjakan oleh semua orang yang ada di sana. Cheng Wan Nian kembali memandang Chen Liao Xuan kemudian dia mengulum senyum untuk kedua kalinya lagi sekarang.
"Yang Mulia, apakah benar Anda sedang datang untuk menjemput hamba?" tanya Cheng Wan Nian.
Chen Liao Xuan mendapat pertanyaan seperti itu benar-benar tak habis pikir, bagaimana tidak. Dia adalah seorang wanita, tapi Cheng Wan Nian memiliki sikap iblis yang begitu sempurna. Chen Liao Xuan tidak pernah menyangka jika Cheng Wan Nian akan senekat ini. dari semua hal yang pernah dia lakukan, dari semua hal yang pernah dia bayangkan. Untuk pertama kali, Cheng Wan Nian benar-benar telah menunjukkan sisi busuknya. Bukan, bukan pertama kali. Namun hal ini terjadi sudah sangat lama dan Chen Liao Xuan agaknya terlalu lugu untuk membiarkan hal itu begitu saja. Benar apa yang dikatakan oleh Liu Anqier, jika selama ini matanya terlalu buta, jika selama ini dia tidak bisa melihat mana yang baik dan mana yang benar, dia hanya terfokus dengan masalah jika dulu dia dan Cheng Wan Nian masih memiliki hubungan baik. Chen Liao Xuan telah lupa dengan harga diri, moral dan lain sebagainya, seolah dia benar-benar jatuh cinta karena memberi begitu banyak kesempatan dan kelonggaran kepada Cheng Wan Nian, namun nyatanya yang terjadi adalah Cheng Wan Nian melakukan hal seperti ini.
Pantas saja jika Liu Anqier sampai salah paham dan cemburu, sepertinya Chen Liao Xuan memang terlalu lemah. Chen Liao Xuan terlalu memanjakan Cheng Wan Nian. Tampak jelas jika dia berat sebelah, dia tak pernah bisa berbuat adil kepada satu antar yang lain selirnya, dan itulah yang membuat selirnya mungkin kecewa karena sikapnya yang menyebalkan ini.
"Ya, aku datang untuk membawamu kembali. Bukankah itu yang kau inginkan, Selir Cheng? Setelah itu aku ingin banyak bertanya kepadamu tentang banyak hal. Jadi, ayo kita lekas kembali dan melakukan semuanya selagi kita bisa," ajak Chen Liao Xuan. Tidak seperti yang diharapkan oleh Cheng Wan Nian ketikka Chen Liao Xuan akan membopongnya dan berjalan dengan angkuh sehingga akan banyak pasang mata yang melihat bagaimana dirinya sangat dicintai oleh Sang Raja. Namun, Chen Liao Xuan mengajaknya menghilang. Benar-benar menghilang secara tak kasat mata kemudian dia sudah sampai di dalam kediamannya dengan sangat sempurna, mendapatkan hal seperti itu agaknya membuat Cheng Wan Nian kecewa bukan main, kemudian dia memandang Chen Liao Xuan dengan mimik wajah yang sulit diartikan. Mimik wajah penuh tanya dan mimik wajah herannya yang luar biasa itu.
"Yang Mulia, kenapa Anda membawa hamba kesini dengan cara seperti itu? hamba benar-benar tidak tahu jika Yang Mulia—"
"Kenapa, Selir Cheng? Aku membawamu kesini bukankah sesuai dengan permintaanmu yang kau katakan kepada Dayang Lim? Sekarang apa salahnya sekarang? apakah kau kaget karena kau baru tahu aku bisa membawamu dengan sekejap mata? Ketahuilah untuk menggendongmu dari tempat sana sampai sini benar-benar sangat jauh, dan aku pun pasti akan merasa sangat lelah karena hal itu. oleh sebab itu aku memutuskan untuk bertingkah biasa saja, bersikap biasa saja dan mencari cara terbaik agar aku bisa menjadikan keinginanmu nyata dan aku juga tak kelelahan karenanya. Kau tahu, berburu binatang liar di hutan terlarang bukanlah hal yang sangat mudah untuk dilakukan,"