Halo Suamiku!

Cintanya yang Hancur (3)



Cintanya yang Hancur (3)

3Meninggalkan Leng Yunchen yang masih duduk di kursi, hingga hampir semua orang turun, barulah ia bangkit berdiri dan berjalan pergi.     

Hanya saja, wajah dingin yang ia tampilkan saat ini benar-benar membuat orang turut merasa lelah.     

Diam-diam Leng Yunchen pun menatap orang yang melacak mereka di pesawat sebelumnya. Jika orang itu tidak menemukannya, ia pasti akan kembali setelah turun dari pesawat.     

Dan keberadaan Leng Yunchen di sini sekarang adalah untuk menangani urusan selanjutnya.     

Sandiwaranya sebagai pebisnis elit dan juga munculnya hal-hal yang tidak terduga tampaknya telah berjalan dengan baik. Kemudian Leng Yunchen terus mengawasi pria itu turun dari pesawat dan memesan tiket pulang. Benar, jika pria itu menemukan mereka di sini, tentu saja ia tidak akan bertolak pergi.     

Sampai akhirnya, ketika Leng Yunchen meninggalkan bandara, sosok Leng Xiaomo sudah menghilang. Orang yang ia minta untuk menjemput juga telah tiada. Alhasil, mau tak mau Leng Yunchen harus mencari cara untuk pulang sendirian.     

Leng Yunchen sangat tahu jika Leng Xiaomo kini sangat membencinya dan marah.     

Tapi ia akan tetap bersikap tegas. Apa yang ia lakukan sebelumnya hanya untuk membantu Leng Xiaomo. Meskipun kata-katanya memang selalu tajam, tapi ia juga kakaknya. Namun kali ini, ia bukan lagi menjadi kakak yang baik, melainkan akan menunjukkan betapa jahatnya ia sebagai seorang kakak.     

Sementara itu, Leng Xiaomo dibawa ke rumah sakit oleh orang yang menjemputnya. Bahkan ketika tiba waktunya untuk bergegas ke rumah sakit, Leng Xiaomo telah melupakan kakaknya karena hatinya sudah dipenuhi dengan kekhawatiran tentang ibunya.     

Ya, meski itu bukan ibu kandungnya, tapi orang tuanya selalu memperlakukannya seperti darah dagingnya sendiri. Leng Xiaomo pun sadar betapa bodohnya ia dulu. Sengaja memberontak, meninggalkan rumah untuk berlatih di Roma dan memilih belajar di luar negeri. Semakin lama ia pergi, semakin ia tumbuh dewasa dan menyadari apa yang telah ia lakukan.     

Tapi luka-luka itu telah ia bawa kemana-mana. Jadi menurutnya, lebih tidak perlu menunjukkan wajah di hadapan mereka daripada semua orang menganggap ia berhati dingin dan membenci mereka.     

Ibu Leng Yunchen adalah Gu Liang, pembunuh cantik bertangan dingin pertama di bekas markas Roma.     

Bahkan ia juga terkenal sebagai buronan kriminal dalam daftar peringkat kejahatan internasional.     

Sedangkan ayahnya, Leng Jue, dipindahkan dari Cina dan sekarang menjadi jenderal departemen organisasi kriminal anti teroris internasional. Ia juga pernah memimpin pasukan khusus untuk menangkap penjahat di kelas dunia.     

Sudah pasti ia adalah kader veteran yang keras kepala dan serius.     

Tetapi kedua orang ini adalah musuh bebuyutan pada masanya.     

Hingga suatu ketika, Leng Jue sedang mendapat misi untuk menangkap orang yang dicari selama bertahun-tahun, yang membuatnya harus melarikan diri dengan identitas dan penampilan yang berubah. Sudah pasti keterampilan kelas satu yang dimilikinya tidak perlu diragukan. Akhirnya, tanpa sepengetahuan Gu Liang, ia bermain dengannya sebagai fotografer, mendekatinya, dan berhasil memenjarakan hatinya yang dingin.      

Tapi saat itu, Gu Liang sama sekali tidak tahu identitas aslinya, bahkan setelah waktu berlalu sangat lama…     

Sementara Gu Liang sendiri juga sangat kuat. Hanya saja, setelah menjadi seorang ibu, ia tidak pernah menunjukkan keahliannya lagi. Meski dulunya ia seorang yang berhati dingin dan pembunuh, tetapi di mata Leng Xiaomo maupun Leng Yunchen, ibu mereka adalah wanita yang cerdas, perhatian, dan sangat lembut.     

Karena itulah Leng Xiaomo bergegas ke rumah sakit dan mengikuti orang suruhan Leng Yunchen sampai ke unit perawatan intensif.     

Tetapi saat ini, ia tidak tahu bahwa dua jam sebelum kedatangannya, orang tuanya mulai menghubungi rumah sakit setelah menerima pesan dari Leng Yunchen.     

Tentu Leng Jue sempat memarahi putranya saat hendak melakukan ini.     

Bisa-bisanya ia menyeret mereka untuk menipu putrinya.     

Namun, Gu Liang justru membalas dengan tatapan tajam, yang membuat Leng Jue mau tak mau menutup mulut rapat-rapat.     

Menurutnya, ini adalah kesempatan emas agar putri mereka yang sudah lama tidak kembali akhirnya menampakkan diri dan ia hendak mengambil kesempatan untuk memperbaiki hubungan mereka, bukankah itu bagus?!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.